Tak Cuma Pawai Ogoh-ogoh, Ini Rangkaian Tradisi Nyepi di Bali

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Selasa, 01/03/2022 18:55 WIB
Foto: Umat Hindu Bali gelar ritual upacara Melasti. (AP/Firdia Lisnawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - Umat Hindu di Indonesia akan merayakan Hari Raya Nyepi yang tahun ini jatuh pada Kamis (3/3/2022). Anda mungkin sering mendengar soal pawai ogoh-ogoh yang digelar pada malam sebelum Hari Raya Nyepi. Ogoh-ogoh yang berbentuk seperti monster raksasa diarak keliling desa kemudian dibakar sebagai simbol menghanguskan hal-hal buruk yang dapat mengganggu manusia. 

Namun, selain pawai tersebut, ada banyak rangkaian kegiatan lain yang dilakukan umat Hindu sebelum Nyepi. Apa saja?

1. Upacara Melasti


Dua hari sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan persembahyangan di laut maupun danau yang dikenal dengan sebutan upacara Melasti. Laut dan danau, menurut kepercayaan Hindu, merupakan sumber air suci yang mampu menyucikan berbagai hal kotor dalam diri manusia dan alam.

Tawur Kesangan dilaksanakan satu hari setelah Upacara Melasti atau sehari sebelum Nyepi. Hari itu dikenal juga sebagai 'Tilem Sasih Kasanga'. Saat Tawur Kesanga, umat Hindu menyiapkan berbagai sesajen atau caru di rumah masing-masing.

2. Pengrupukan atau Mecaru

Foto: Umat Hindu melaksanakan ibadah Tawur Kesanga dan Sembahyang Tilem di Pura Amerta Jati, Depok, Rabu (6/3/2019). Kegiatan tersebut dalam rangka menyambut hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Umat Hindu melaksanakan ibadah Tawur Kesanga dan Sembahyang Tilem di Pura Amerta Jati, Depok, Rabu (6/3/2019). Kegiatan tersebut dalam rangka menyambut hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Rangkaian Hari Raya Nyepi berikutnya adalah Pengrupukan yang dilaksanakan berbarengan dengan Tawur Kesanga. Pengrupukan dilakukan dengan menebar nasi Tawur di sekeliling rumah sambil memukul kentongan hingga gaduh.

Pengrupukan bermakna sebagai pengusiran Buta Kala yang ada di sekitar tempat tinggal. Di Bali, prosesi Pengrupukan umumnya turut dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh berwujud Buta Kala, yang menggambarkan sifat buruk manusia.

3. Hari Raya Nyepi

Foto: REUTERS/Johannes P. Christo
Balinese Hindu guards, known as Pecalang, patrol an empty road near Ngurah Rai International Airport on Nyepi, the Balinese day of silence, in Kuta, Bali, Indonesia March 17, 2018. REUTERS/Johannes P. Christo

Di Hari Nyepi, umat Hindu tidak boleh beraktivitas seperti biasa selama 24 jam penuh. Selain itu, mereka juga tidak boleh menyalakan api, bepergian, atau berkegiatan apa pun. Seperti namanya, puncak Hari Raya Nyepi dilaksanakan dalam keheningan. Tujuan dari keheningan ini adalah sebagai bentuk introspeksi atau menyucikan diri dengan melepas semua hal yang berhubungan dengan kehidupan duniawi dalam sehari penuh.

Di saat yang sama, mereka yang mampu disarankan untuk berpuasa selama 24 jam, tapa, yoga, maupun samadi untuk merenungi dosa-dosa sekaligus menyiapkan diri menyambut tahun baru.

4. Tradisi Ngembak Geni 

Ngembak Geni adalah tradisi yang menjadi penutup rangkaian Hari Raya Nyepi. Ngembak Geni menjadi waktunya bagi umat Hindu untuk lebih bersyukur, saling maafkan, dan membuka lembaran baru dengan hati yang bersih. Saat Ngembak Geni, umat Hindu akan saling mengunjungi keluarga dan tetangga untuk saling bermaaf-maafan.

Informasi selengkapnya baca di sini. 


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kafe di Moskow Bikin Heboh, Labubu Kini Bisa Dimakan