Covid Varian Omicron Bisa Timbulkan 4 Masalah pada Penis Pria

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Rabu, 16/02/2022 16:30 WIB
Foto: Ilustrasi penis / Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Covid-19 varian Omicron konon memiliki gejala yang lebih ringan dan juga lebih cepat sembuh dibandingkan varian Delta. Namun, Omicron ternyata meninggalkan masalah kesehatan yang lebih serius pada pria. Sejumlah jurnal medis menunjukkan kasus pasien pria mengalami berbagai masalah pada organ vital mereka setelah terinfeksi virus tersebut. Seperti apa?

Dampak Omicron pada organ vital pria

1. Pembekuan Darah pada Penis

Tak hanya menyebabkan masalah pernapasan, varian Omicron juga bisa berpengaruh pada penis. Sebuah bukti menunjukkan bahwa virus kemungkinan besar menyebabkan kerusakan pembuluh darahnya pada penis. Virus Corona memasuki sel-sel endotel pembuluh darah yang ditemukan di banyak organ, yang bisa menghentikannya bekerja dengan baik. Hal tersebut diungkap oleh para peneliti di Miller School of Medicine, Universitas Miami


"COVID-19 dapat menyebabkan disfungsi endotel yang meluas pada sistem organ di luar paru-paru dan ginjal...termasuk penis," ungkap penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam World Journal of Men's Health.

Saat terinfeksi, virus akan meningkatkan kecenderungan darah untuk menggumpal. Pembekuan darah bisa menyebabkan stroke fatal, gagal paru-paru, serangan jantung, dan pembatasan aliran darah ke organ vital. Pembekuan ini bisa menyebabkan rasa sakit yang menyiksa serta mengganggu fungsi normal penis.

2. Ereksi Berjam-jam

Efek samping lain saat terinfeksi Omicron adalah ereksi dalam waktu yang lama. Petugas medis telah melaporkan kasus pria yang ereksinya berlangsung berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Secara medis, ereksi yang terus-menerus disebut priapisme. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian jaringan, kerusakan permanen, atau disfungsi ereksi.

Kondisi ini biasanya diobati dengan suntikan ke penis, menggunakan jarum atau sayatan kecil untuk mengalirkan darah dari ruang ereksi, atau dengan mengompres dengan es.

"Beberapa kasus priapismus iskemik telah dipublikasikan, kebanyakan dari mereka mempengaruhi pasien dengan gejala parah yang memerlukan rawat inap dan masuk ICU," tulis para dokter.

3. Disfungsi Ereksi

Sejak awal pandemi, beberapa dokter mulai memperingatkan bahwa COVID-19 bisa menyebabkan disfungsi ereksi pada pria. Meski banyak faktor penyebabnya, kondisi ini bisa memicu sejumlah masalah kesehatan lainnya, seperti impotensi.

Tetapi mengingat Omicron dapat menyebabkan penyakit pembuluh darah lainnya, seperti penyakit arteri koroner, tekanan darah tinggi, dan diabetes, maka tidak heran jika varian ini juga bisa memicu disfungsi ereksi, yang sangat bergantung pada aliran darah.

Mengutip The New York Post, Dr. Charles Welliver - seorang ahli urologi dan Direktur Kesehatan Pria di Albany Medical College, NY - membenarkan bahwa COVID-19 bisa memiliki dampak pada alat genital pria, meskipun jarang terjadi.

Ia menjelaskan bahwa virus Covid-19 bisa menyebabkan masalah vaskular yang cukup signifikan terjadi pada pria. Welliver lalu mengutip penelitian yang menunjukkan kasus pria penderita priapisme - ereksi yang terus-menerus tanpa didorong gairah seksual - dan disfungsi ereksi (DE) setelah tertular COVID.

4. Ukuran Penis Menciut

Sebuah penelitian pada 3.400 orang yang dipimpin oleh University College London mengungkap gejala yang dialami pasien COVID-19. Survei menemukan bahwa dari 200 orang yang melaporkan gejala long Covid, mengaku ukuran penisnya menjadi lebih kecil daripada sebelumnya. Hampir sebanyak 5 persen pria mengalami ukuran penis yang menciut. Para ahli mengatakan bahwa kemungkinan ini terjadi akibat efek domino dari kerusakan pembuluh darah akibat virus Corona.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inovasi Rendang Low Fat, Antara Warisan dan Teknologi