Haram! Ini 5 Negara yang Larang Perayaan Hari Valentine

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
14 February 2022 18:45
Karyawan mengatur karangan bunga untuk diekspor ke luar negeri, menjelang Hari Valentine, di Discovery Farm di Facatativa, Kolombia 8 Februari 2018. REUTERS / Jaime Saldarriaga
Foto: REUTERS/Jaime Saldarriaga

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari Valentine yang jatuh tiap tanggal 14 Februari adalah hari selebrasi cinta yang dirayakan dengan mengirim kado spesial atau makan malam romantis dengan pasangan. Meski begitu, bagi penduduk di sejumlah negara, merayakan Valentine adalah sesuatu yang tabu, bahkan ilegal, karena alasan keagamaan dan kekhawatiran akan pengaruh budaya Barat. 

Melansir laman National Geographic, berikut adalah lima negara yang melarang perayaan Hari Valentine:

1. Arab Saudi

Sejak beberapa dekade lalu, Arab Saudi dikenal sebagai negara yang paling ketat melarang perayaan Hari Valentine. Namun, kondisi itu mulai berubah sejak putra mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman, mencopot Komite Nasional untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan pada 2016. Komite itu adalah departemen yang pernah ditugasi menegakkan norma-norma agama yang ketat.

Sebelumnya, orang-orang yang berani merayakan Valentine sering ditangkap, dan pemilik toko dilarang menjual barang-barang Hari Valentine.

Menurut laporan Al Arabiya English, saat ini orang-orang Saudi sudah lebih terbuka menyambut Valentine. Toko-toko juga diizinkan menggunakan dekorasi Valentine pada bulan Februari.

2. Pakistan

Pada tahun 2016, presiden Pakistan saat itu, Mamnoon Hussain, mendesak warga Pakistan untuk menghindari Hari Valentine. Hussain mengatakan kepada sekelompok siswa perempuan bahwa Valentine "tidak ada hubungannya dengan budaya kita."

Pernyataan tersebut ditafsirkan sebagai tanda dukungan dari kelompok garis keras Islam di Pakistan. Sejak saat itu, pengadilan tinggi Pakistan mengeluarkan sebuah dekrit untuk menghapus semua jejak Hari Valentine dari ruang publik dan melarang barang dagangan, iklan, atau promosi yang berkaitan dengan perayaan Hari Kasih Sayang di media.

Meski demikian, semua larangan itu tidak menyurutkan antusiasme beberapa orang Pakistan. Terlepas dari campur tangan dan pengawasan polisi, banyak penduduk yang tetap menemukan cara untuk mendapatkan bunga dan memberi kekasih mereka hadiah romantis di Hari Valentine, meskipun sebagian besar melakukannya secara diam-diam.

3. Malaysia

Pada tahun 2005, Dewan Fatwa Malaysia, yang menafsirkan hukum Islam dan membuat keputusan, menyatakan Hari Valentine bertentangan dengan Islam karena memiliki "unsur Kristen." Meski kelompok-kelompok Kristen mendesak dewan untuk mempertimbangkan kembali fatwa tersebut, larangan itu tetap berlaku karena Dewan Fatwa menilai ada hubungan antara Hari Valentine modern dan Kekristenan.

Setelah keluar fatwa tersebut, otoritas agama mulai menjaring massal pasangan yang dicurigai merayakan Valentine. Dalam satu insiden pada tahun 2011, pihak berwenang di Selangor dan Kuala Lumpur menargetkan pasangan di hotel murah dan taman umum. Mereka menyebut Hari Valentine itu identik dengan maksiat.

4. Iran

Otoritas agama di Iran telah meminta bantuan publik untuk 'menghukum' mereka yang merayakan Hari Valentine yang dinilai bertentangan dengan hukum Islam. Pemerintah telah lama mengutuk Hari Valentine karena dianggap sebagai bentuk amoralitas dan dekadensi Barat. Karena itu, ada larangan produksi dan penjualan kartu Valentine dan pernak-pernik lainnya.

Meski begitu, Hari Valentine sudah terlanjut menjadi sangat populer, sehingga beberapa kelompok garis keras Islam sekarang mendorong untuk merayakan hari libur Iran kuno, Sepandārmazgān, sebagai gantinya. Sepandārmazgān, yang jatuh pada 23 Februari, dikenal sebagai hari cinta Persia untuk menghormati Spandarmad, dewa Zoroaster yang dijadikan sebagai gambaran seorang istri yang penuh kasih.

Namun demikian, warga Iran tetap merayaka Valentine secara diam-diam. 

5. India

Di India, kelompok nasionalis Hindu ekstrim melarang Hari Valentine dan mengancam mereka yang merayakannya. Kelompok ini bahkan menyerang pasangan muda yang ketahuan merayakan Valentine, dan memotong rambut atau menghitamkan wajah mereka.

Di India juga ada kampanye anti-Valentine yang berfokus pada platform media sosial. Pada tahun 2015, sebuah partai politik Hindu sayap kanan bahkan mengancam orang-orang yang merayakan Hari Valentine untuk dinikahkan saat itu juga. 


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Valentine, Thailand Imbau Warga Pakai Masker saat Bercinta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular