Terkuak! Ini yang Buat Gejala Omicron Tak Semematikan Delta

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
11 February 2022 14:50
A petrol attendant stands next to a newspaper headline in Pretoria, South Africa, Saturday, Nov. 27, 2021. As the world grapples with the emergence of the new variant of COVID-19, scientists in South Africa — where omicron was first identified — are scrambling to combat its spread across the country. (AP Photo/Denis Farrell)
Foto: AP/Denis Farrell

Jakarta, CNBC Indonesia - Gejala omicron disebut tidak separah dengan pasien yang terinfeksi varian Delta. Ahli mengungkap mengapa Delta lebih mematikan daripada yang dialami pada orang dengan omicron.

Varian Delta diketahui menimbulkan gejala seperti demam, batuk, sesak napas, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, kehilangan indera penciuman (anosmia), sakit tenggorokan, muntah, diare, dan hidung tersumbat atau pilek. Di sisi lain, pasien Omicron umumnya mengalami gejala ringan seperti flu biasa.

Dilihat dari tingkat keparahan gejala yang ditimbulkan, varian Delta memang lebih mematikan dibanding Omicron. Meski demikian, laju infeksi dan transmisi Omicron lebih cepat dibanding Delta.

Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI)Erlina Burhan mengungkapkan Omicron punya laju infeksi dan replikasi 70 kali lebih tinggi dibandingkan Delta dan varian awal. Infeksi pada Omicron menyerang saluran pernafasan atau bronkus.

"Ini lah kenapa gejala-gejala Omicron itu banyaknya berurusan dengan saluran nafas. Apa itu, batuk, nyeri tenggorok, gatal di tenggorok, kemudian hidung tersumbat, pilek atau rinore," kata Erlina dalam Seminar Daring berjudul "Super-immunity and Implication on New Variant of Covid-19", beberapa waktu lalu.

Sementara varian Delta lebih banyak menyerang paru. Inilah kenapa pada saat kasus Delta sedang tinggi, banyak pasien mengalami gejala sesak napas dan demam tinggi. 

Meski varian Delta lebih mematikan, masyarakat diminta untuk tidak meremehkan Omicron, sebab varian ini tetaplah ganas, terutama bagi kelompok rentan. 

Kepala WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan rekor jumlah orang yang tertular Omicron telah membuat sistem kesehatan di banyak negara mengalami tekanan berat.

"Meskipun Omicron tampaknya tidak terlalu parah dibandingkan dengan Delta, terutama pada mereka yang divaksinasi, itu tidak berarti harus dikategorikan sebagai ancaman ringan," kata Dr Tedros.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menkes Ungkap Rahasia Indonesia Kebal Covid Omicron XBB

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular