Duh! Remaja Kecanduan TikTok Rentan Stres dan Depresi

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
Jumat, 28/01/2022 18:45 WIB
Foto: AP/Anjum Naveed

Jakarta, CNBC Indonesia - Belum lama ini, sebuah riset baru di bidang psikologi menemukan bahwa remaja atau orang yang kecanduan platform media sosial seperti TikTok cenderung mengalami peningkatan depresi dan gangguan kecemasan. Kondisi ini bahkan disebut dapat mengurangi kapasitas memori di otak.

Mengutip Psypost, temuan tersebut diterbitkan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health. Para peneliti mengamati dampak yang ditimbulkan ketika seseorang kecanduan teknologi jejaring sosial. 

Penulis studi, Peng Sha dan Xiaoyu Dong, membahas temuan yang menunjukkan bahwa dampak buruk dari penggunaan smartphone dapat melemahkan memori kerja. Mereka ingin mengetahui apakah defisit dalam memori kerja ini mungkin ada hubungannya dengan meningkatnya level depresi dan gangguan kecemasan di antara pengguna media sosial yang sudah kecanduan.


Para peneliti memfokuskan studi mereka pada penggunaan TikTok, situs jejaring sosial milik China yang memiliki 1,5 miliar pengguna di seluruh dunia. TikTok memungkinkan pengguna untuk berbagi dan menonton video pendek di smartphone mereka, dan mayoritas pengguna adalah remaja.

Peneliti membagikan kuesoiner kepada 3.036 siswa sekolah menengah di China. Remaja ini mengaku sering menggunakan TikTok. Kemudian, para siswa diminta menyelesaikan tes rentang angka maju dan mundur untuk menilai memori kerja verbal mereka. Tes ini menilai kemampuan siswa untuk mengingat urutan nomor dan mengulanginya kembali, baik dalam urutan yang sama atau sebaliknya.

Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang 'kecanduan' TikTok memiliki penurunan kapasitas memori kerja. Siswa-siswa kelompok ini juga punya skor tinggi untuk kondisi depresi, kecemasan, dan stres.

Seperti yang dihipotesiskan para peneliti bahwa depresi, kecemasan, dan stres tampaknya menjadi salah satu penyebab pengguna TikTok punya masalah terkait memori kerja yang buruk.

Ketika para peneliti menganalisis hasil secara terpisah untuk pria dan wanita, ternyata ada perbedaan hasil di antara mereka. Siswa laki-laki memiliki skor depresi, kecemasan, dan stres yang lebih tinggi serta kapasitas memori kerja yang lebih rendah. Penulis juga mengatakan bahwa tidak diketahui secara pasti apakah penurunan kapasitas memori yang terlihat di antara siswa laki-laki disebabkan oleh level tekanan mental yang lebih tinggi.

Kendati demikian, peneliti menyebut bahwa hasil riset mereka ini tidak mewakili semua remaja China dan masih perlu penelitian di masa depan untuk menggeneralisir temuan.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kafe di Moskow Bikin Heboh, Labubu Kini Bisa Dimakan