Bucin pada Pasangan Bisa Jadi Pertanda BPD, Apa Itu?
Jakarta, CNBC Indonesia - Anak muda zaman sekarang sering menggunakan istilah bucin alias budak cinta untuk menggambarkan seseorang yang seolah tak bisa hidup tanpa pasangannya. Namun, tahukah Anda kalau perilaku bucin ternyata bisa menjadi salah satu pertanda gangguan kesehatan mental?
Mengutip Healthline, ada satu kondisi kesehatan mental yang disebut Borderline Personality Disorder (BPD), atau juga dikenal dengan julukan emotionally unstable personality disorder.
Orang dengan BPD sering memiliki ketakutan dan imajinasi berlebihan bahwa mereka akan ditinggalkan orang yang mereka sayangi. Karena itu mereka berjuang untuk mempertahankan hubungan, memiliki emosi yang sangat intens, sering bertindak impulsif, dan bahkan mungkin mengalami paranoia dan disosiasi.
Seperti sudah disebutkan, salah satu gejala terbesar BPD adalah ketakutan akan diabaikan, dan ketakutan ini dapat terjadi bahkan ketika hubungan dengan pasangan sedang baik-baik saja.
Ada perasaan bahwa orang yang kita cintai akan meninggalkan kita, atau bahwa kita tidak cukup baik untuk orang itu. Seseorang dengan BPD akan melakukan apa saja untuk menghentikan hal itu terjadi. Itulah sebabnya mereka mungkin dianggap "bucin".
Apa saja gejala BPD?
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) dari American Psychiatric Association, berikut adalah sejumlah tanda dan gejala BPD:
- Sering panik karena takut diabaikan, meski itu cuma imajinasi.
- Memiliki pola hubungan yang tidak stabil.
- Sering mengidealkan namun juga merendahkan orang lain dalam hubungan Anda
- Memiliki citra diri atau identitas diri yang tidak stabil
- Bertindak impulsif setidaknya dalam dua bidang kehidupan. Misalnya, menghabiskan terlalu banyak uang atau memakai obat-obatan.
- Memiliki riwayat perilaku bunuh diri atau melukai diri sendiri
- Sering mengalami perubahan suasana hati yang berlangsung selama beberapa jam tetapi dapat berlangsung selama beberapa hari atau lebih.
- Sering memiliki perasaan kosong yang parah dan berjangka panjang
- Kesulitan mengendalikan amarah dan sering tiba-tiba sangat marah tanpa sebab
- Mengalami paranoia terkait stres atau mengalami disosiasi yang parah.
Apa yang menjadi penyebab BPD?
Para ilmuan masih meneliti penyebab utama gangguan mental ini. Namun, secara umum disimpulkan ada tiga faktor yang berkontribusi pada BPD, yakni genetik, faktor lingkungan dan level serotonin yang tidak normal.
Faktor genetik berarti ada hubungannya dengan keturunan. Bisa jadi, orang tua Anda juga mengidap BPD.
Selain itu, faktor lingkungan juga memiliki pengaruh besar. Orang dengan BPD biasanya tumbuh di lingkungan yang tidak sehat, abusif, dan sering diabaikan.
Faktor lainnya adalah kondisi serotonin dalam tubuh. Serotonin adalah hormon yang membantu mengatur suasana hati. Kelainan dalam produksi serotonin dapat membuat Anda rentan terhadap BPD.
(hsy/hsy)