
7 Pola Hidup Sehat agar Terhindar dari Gangguan Jiwa

Jakarta, CNBC Indonesia - Gangguan jiwa (mental illness) adalah kondisi ketika seseorang mengalami perubahan pola pikir, emosi, atau perilaku. Jika tidak segera ditangani, penderita akan kesulitan beraktivitas dan berinteraksi dengan orang lain.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), gangguan jiwa adalah perubahan pada fungsi jiwa sehingga menimbulkan penderitaan individu dan hambatan dalam melaksanakan peran sosial.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, lebih dari 19 juta penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas menderita gangguan mental emosional. Sementara itu, lebih dari 12 juta orang diperkirakan mengalami depresi. Lalu, sebanyak 429.332 atau 1,8 per 1000 penduduk Indonesia mengalami ODGJ Berat.
Ada berbagai macam gangguan jiwa yang sering ditemui, seperti gangguan kecemasan, gangguan kepribadian, gangguan psikotik, gangguan suasana hati, gangguan makan, gangguan obsesif komplusif (OCD), hingga gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Melansir dari laman resmi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta, orang yang mengalami gangguan jiwa perlu melakukan modifikasi pola hidup untuk mengembalikan kembali kesehatan mental.
Berikut cara menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari gangguan jiwa, melansir dari berbagai sumber, dikutip Rabu (26/7/2023).
1. Komunikasikan Apa yang Dirasakan
Hal utama yang mulai harus diterapkan untuk menghindari gangguan jiwa adalah tidak ragu untuk membicarakan tentang apapun yang dirasakan. Menurut Kemenkes, bercerita dengan orang sekitar bermanfaat besar bagi kesehatan mental karena dapat mengurangi risiko depresi.
Dokter spesialis kesehatan jiwa, dr. Diah Setia Utami, mengatakan bahwa masyarakat bisa membantu orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan dengan mendengarkan mereka berbicara.
Selain itu, masyarakat juga bisa membuka wawasan orang yang mengalami gangguan kejiwaan dengan mengatakan bahwa ada banyak harapan dan bantuan di sekitar mereka.
"Seringkali mereka tahu ada yang terjadi di dalam dirinya. Namun, seringkali merasa takut salah untuk menyatakan perasaan. Terkadang mereka sudah bicara tapi tidak didengarkan, malah dinasehati, atau disalahkan. Itu justru memperparah keadaan," kata dr. Diah.
"Tidak memotong pembicaraan, bersifat mendukung, bisa memahami, ada reflective listening. Harus benar-benar bisa menjadi orang yang bisa mendengar. Bukan just hearing, melainkan listening", tambahnya.
2. Terapkan Pola Makan yang Baik
Memenuhi kebutuhan nutrisi perlu dilakukan untuk menjaga tubuh dan jiwa tetap sehat. Sebab, kekurangan nutrisi dapat membuat tubuh melepaskan hormon adrenalin yang bisa memicu stres.
Menurut Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta, mengonsumsi buah, sayur, kacang-kacangan, ikan, dan minum air mineral yang cukup dapat membantu memulihkan kesehatan jiwa.
3. Berolahraga
Olahraga secara teratur dapat membuat tubuh menjadi lebih sehat. Selain itu, olahraga juga diklaim dapat mengurangi risiko terjadinya depresi dan gejala kecemasan.
Maka dari itu, luangkan waktu 15 sampai 30 menit setiap hari untuk berolahraga. Dalam hal ini, seseorang dengan gangguan jiwa tidak perlu melakukan olahraga yang berat alias cukup melakukan olahraga yang ringan dan mudah dilakukan.
4. Melakukan Hobi
Salah satu cara untuk mengurangi sekaligus menghilangkan stres yang cukup efektif adalah melakukan kegiatan yang disukai. Maka dari itu, setiap individu sangat disarankan untuk melakukan kegiatan yang membuat diri merasa bahagia, seperti membaca buku, berjalan-jalan, memainkan alat musik, hingga memancing.
5. Hindari Narkoba dan Rokok
Sejumlah studi terbaru menemukan bahwa merokok bisa menyebabkan gangguan kejiwaan, seperti depresi dan skizofrenia.
Sementara itu, narkoba dapat memengaruhi kemampuan berpikir penggunanya. Penggunaan narkoba dalam jangka waktu yang panjang dapat memicu perubahan sel saraf otak. Akibatnya, seseorang dapat kehilangan kemampuan berpikir dan komunikasi.
Dengan demikian, efek konsumsi narkoba dan rokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental untuk jangka waktu yang panjang sehingga harus dihindari, terutama bagi pengidap gangguan jiwa.
6. Menerima Diri Apa Adanya
Penerimaan diri adalah sikap dalam menerima diri dan keadaan secara objektif. Seseorang yang dapat menerima diri adalah orang yang yakin terhadap kemampuannya dalam menjalani hidup, merasa bahwa diri berharga, hingga tidak menyalahkan diri sendiri.
"Manusia diciptakan Tuhan sebagai individu yang unik dan berbeda dengan yang lainya. Menerima diri apa adanya dan terus mengembangkan potensi yang dimiliki akan membuat seseorang terus menjadi pribadi yang unik," tulis Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta.
7. Meminta Pertolongan
Kesehatan mental adalah salah satu hal yang seringkali dianggap sepele dan dapat hilang dengan sendirinya, padahal bila terus dibiarkan dapat membahayakan diri.
Maka dari itu, jangan ragu untuk mengunjungi profesional kesehatan jiwa, seperti psikolog, psikiater, dan perawat jiwa ketika mulai merasakan sesuatu yang tidak nyaman bagi mental dan pikiran.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Miris Kehidupan Warga Korsel, Kasus Gangguan Mental Melonjak