Mengenal Lebih Jauh Tembakau Gorila yang Bisa Bikin 'High'

Jakarta, CNBC Indonesia - Komedian Fico Fachriza ditangkap pihak kepolisian terkait dugaan memakai narkoba jenis tembakau gorila atau ganja sintetis. Apa sebenarnya tembakau gorila dan kenapa disebut ganja sintetis?
Mengutip laman resmi Badan Narkotika Nasional (BNN), tembakau gorilla atau disebut juga tembakau super merupakan jenis tembakau yang bisa menimbulkan efek mirip dengan ganja. Tembakau ini pernah populer digunakan oleh pelajar SMA. Julukan 'gorila' yang tersemat di jenis tembakau ini berasal dari testimoni para pemakainya. "Rasa nge-fly nya seperti tertimpa gorila."
Tembakau gorila biasa dicampur dengan tembakau rokok kemudian dilinting seperti menggunakan ganja, lalu diisap. Dan efek yang ditimbulkan bisa berupa halusinasi, rasa senang berlebihan dan ketergantungan (adiktif). Sebagian orang yang tidak kuat menahan efeknya bisa mengalami muntah-muntah hingga black out.
Karena dianggap sebagai alternatif ganja, harganya pun jauh lebih mahal dari tembakau rokok biasa. Tembakau gorila dijual berkisar Rp25 ribu per batang.
Tembakau ini sempat dianggap legal sampai pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengeluarkan peraturan baru di tahun 2017 yang memasukkan tembakau gorila dalam kelompok narkotika golongan satu, artinya hanya boleh digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh BNN, tembakau gorilla ini nyatanya mengandung bahan aktif ganja sintetik yaitu 5-fluoro ADB. Zat ini berbahaya setelah munculnya 10 kasus kematian di Jepang, di mana para korban mengalami asfiksia (kekurangan oksigen dalam tubuh dan peningkatan akumulasi karbondioksida)
Setelah dilarang penggunaannya secara bebas, tembakau gorila punya banyak julukan baru seperti Hanoman, Natareja, dan Sun Go Kong, yang bertujuan untuk menyamarkannya dari penyelidikan pihak berwenang.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
