
Simak! Ini Perbedaan Gejala Demam pada DBD dan Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasien yang terinfeksi Covid-19 dan virus Demam Berdarah Dengue (DBD) kerap menunjukkan gejala yang sama, yakni demam yang terjadi pada awal sebagai tanda infeksi. Hal ini bisa membuat masyarakat was-was. Untuk itu, sangat penting untuk mengetahui perbedaan gejala di antara keduanya agar pertolongan pertama yang diberikan dapat tepat sasaran, dan orang di sekitar tidak takut untuk tertular.
Berikut ini adalah perbedaan gejala demam pada DBD dan Covid-19.
Demam Berdarah
Demam berdarah disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Setelah terpapar virus dengue, seseorang bisa merasakan gejala penyakitnya dalam waktu 3 hingga 10 hari kemudian dengan suhu tubuh dapat mencapai 40 derajat Celcius. Selain itu, demam yang dialami akibat demam berdarah disertai dengan gejala lain, seperti:
Sakit kepala belakang
Nyeri otot
Nyeri sendi
Muncul bintik-bintik kemerahan pada kulit
Mimisan atau gusi berdarah jika sudah parah
Nyeri perut jika sudah parah
Tinja, air seni, atau muntahan disertai darah jika sudah parah
Demam Covid-19
Sedangkan untuk Covid-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang ditularkan melalui percikan cairan dari lubang pernapasan saat penderita berbicara, bersin, atau batuk tanpa masker. Gejala dari virus ini umumnya muncul dalam waktu 2 hingga 14 hari setelah terpapar virus. Paparan infeksi virus corona juga menyebabkan demam. Berbeda dengan DBD, demam di Covid-19 meliputi;
Batuk kering
Sesak napas
Sakit kepala dan tenggorokan
Nyeri otot dan sendi
Badan lemas
Hidung tersumbat
Diare
Mual dan muntah
Kehilangan penciuman (anosmia) atau pengecap (ageusia)
Itu dia perbedaan gejala demam pada DBD dan Covid-19. Jika mengalami gejala-gejala di atas, segeralah melakukan isolasi mandiri atau konsultasi ke dokter agar dapat menghentikan penyebarannya.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Anggap Enteng! Gejala Omicron Ini Mirip Masuk Angin