Bagaimana Pandemi Pengaruhi Tren Kencan di 2022?

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
04 January 2022 15:40
Kepala Otoritas Jasa keuangan (OJK) Perwakilan Malang Sugiarto Kasmuri (kedua kanan) dan Kepala Bagian Hubungan Media dan Masyarakat OJK Dody Ardiansyah (kanan) meninjau pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pujon Kidul di Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (26/9/2019). OJK mendorong optimalisasi peran BUMDes untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui program Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) yang hingga Triwulan II 2019 jumlah nasabahnya mencapai 3.611 orang dengan jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan mencapai Rp49,07 miliar. Keberhasilan Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang dalam mengelola dana desa mendapat acungan jempol dari berbagai kalangan. Dana desa yang digunakan untuk mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), telah berhasil menyulap desa ini menjadi lokasi wisata yang menyedot ribuan pengunjung setiap harinya. Desa Wisata Pujon Kidul memiliki ragam wahana menarik dengan nuansa asri perdesaan, seperti cafe sawah, panen hasil pertanian, memerah susu sapi, kolam renang untuk anak-anak, off road, hingga wisata berkuda. Desa Wisata ini juga memiliki banyak spot selfie yang sangat menarik. Wisatawan yang berkunjung pun tak sedikit jumlahnya, rata-rata 3.000 pengunjung saat hari kerja dan 5.000 pengunjung saat hari libur. Luas Desa Pujon Kidul 330 Hektare. Tanaman masyarakat kita jadikan wisata petik apel, wisata petik sayur, sehingga hasil pertanian warga juga menjadi mahal harganya.   (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi kencan

Jakarta, CNBC Indonesia -- Pandemi kesehatan global tak dipungkiri telah mengubah hampir setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dalam hal percintaan. Baru-baru ini, sebuah laporan yang dirilis aplikasi kencan online Bumble mengungkap bahwa tren kencan 2022 masih akan sangat dipengaruhi oleh kondisi pandemi. Seperti apa?

Mengutip Refinery29, dari 8.500 responden yang disurvei Bumble, sebanyak 53% di antaranya menyebut pandemi telah menyadarkan mereka bahwa menjadi single untuk sementara waktu merupakan hal yang sangat wajar. Lebih dari separuh responden juga mengaku menjadi lebih berhati-hati ketika memutuskan kapan berkencan dan bagaimana mereka akan menjalani hubungan. Ini mengindikasikan bahwa akan semakin banyak orang yang menggunakan aplikasi kencan online dengan lebih bijaksana.

Tak hanya itu, dari hasil survei yang sama diketahui bahwa sejak pandemi, hampir setengah dari responden telah memikirkan ulang tipe pasangan ideal yang mereka inginkan. 

Lantas, apa kriteria yang paling banyak dicari para 'pencari cinta' di 2022?

Sebanyak 61% responden memprioritaskan aspek emotional availability ketika mencari pasangan. Seseorang yang memiliki emotional availability artinya memiliki kemampuan untuk berbagi perasaan dan koneksi emosional yang sehat. 

Lebih lanjut, survei Bumble ini juga mengungkap bahwa hampir seperempat atau 24% responden tidak terlalu terpaku pada aspek penampilan seseorang. 

"Memasuki tahun baru, lembaran percintaan kami juga baru. Dan ini kesempatan yang bagus untuk memulai sesuatu yang baru, bisa soal mengubah prioritas dalam mencari pasangan, atau mengambil keputusan yang lebih bijak ketika berkencan," kata Naomi Walkland, perwakilan Bumble di Inggris dan Irlandia. 


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banyak Milenial Rela Ngutang Demi Pacaran, Ini Surveinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular