Dari Tukang Obat Kini Sosok Pria Ini Berharta Rp 60 T!

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
16 December 2021 11:38
Boenjamin Setiawan (Ilustrasi via CNNIndonesia/Astari Kusumawardhani)
Foto: Boenjamin Setiawan (Ilustrasi via CNNIndonesia/Astari Kusumawardhani)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setiap usaha tidaklah menipu hasil. Hal ini pula yang terjadi pada pendiri Kalbe Farma, Boenjamin Setiawan.

Dr.  Boen, begitu ia akrab dipanggil, berhasil menjadi orang sukses yang memiliki semangat dan cita-cita tinggi dan masuk jajaran orang terkaya di Indonesia.

Terhitung pada (13/12/2021), Forbes mencatat total kekayaan Dr. Boen, mencapai US$ 4,2 miliar atau setara dengan Rp 60 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$).

Kendati demikian, kekayaan itu tak didapat dengan mudah. Mengutip berbagai sumber, Boen pernah jatuh bangun dalam meraih kekayaan itu.

Pria berusia 88 tahun itu mendapatkan gelar dokter di Universitas Indonesia. Tidak sampai situ, akhirnya beliau mengambil Ph.D di UCSF Medical Center.

Sebelumnya, Dr. Boen memiliki gelar doktor di bidang farmakologi, mendirikan Kalbe Farma di sebuah garasi pada tahun 1966 bersama lima saudara kandungnya.

Pada 1961, ia pernah mencoba mencari pendanaan untuk membiayai penelitian obat kencing manis dan darah tinggi. Pria yang berasal dari keluarga penjual krupuk ini pun mencoba membuat proposal dan mengajukan pendanaan senilai Rp 30 juta kepada pengusaha farmasi yang dikenalnya, Wim Kalona yang merupakan pemilik PT Dupa.

Namun, pengusaha itu menolak proposalnya.

Wim pun berpesan kalau ingin membuat penelitian, harus membuat perusahaan sendiri.

Pada 1963, Boen bersama dengan beberapa temannya mendirikan perusahaan obat bernama PT Farmindo. Perusahaan itu memproduksi salep. Namun, itu hanya mampu bertahan selama tiga tahun.

Tidak menyerah, Dr. Boen kemudian mendapat kesempatan kedua untuk kembali membangun bidangnya. Di sinilah cikal bakal Kalbe Farma dimulai.

Pabriknya hanya didirikan di sebuah bengkel milik pasien kakaknya di kawasan Jakarta Utara. Produk obat pertamanya adalah Bioplacenton.

Obat ini mengandung ekstraksi plasenta dan neomycin sulfate yang bisa digunakan untuk obat luka luar, khususnya bakar. Keunggulan itulah yang kemudian mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Kalbe Farma di bawah Boen.

Hingga saat ini, produk Kalbe terus berkembang. Beberapa obat produksi Kalbe yang yakni Kalpanax, obat pembasmi panu, Puyer 16 Bintang Toedjoe, Promag, Komix, Procold, Mixagrib, Entrostop, Fatigon. Selain itu ada juga Woods, Extra Joss, Bejo Sujamer, Diabetasol dan lain-lainnya.

Siapa sangka, Kalbe Farma kini menjadi perusahaan farmasi terbesar di Indonesia dan salah satu perusahaan produk kesehatan terbesar di Asia Tenggara. Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1991.

Dr. Boen dan saudara-saudaranya memiliki saham yang cukup besar. Ia juga mengendalikan Mitra Keluarga yang sudah go public, yang mengoperasikan 25 rumah sakit.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dulu Supir Angkot, Orang Ini Terkaya ke-5 di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular