
Wow! Bekas Supir Taksi Bisa Jadi Presiden, Putin Buktinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Jauh sebelum menjabat sebagai presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan bahwa dirinya sempat terpaksa bekerja sambilan sebagai sopir taksi. Ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pada 1990-an atau setelah runtuhnya Uni Soviet.
Hal ini disampaikan Putin saat sedang membahas krisis ekonomi yang diderita Rusia setelah pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991 dalam sebuah film dokumenter TV berjudul 'Rusia, Sejarah Terbaru' yang ditayangkan Minggu (12/12/2021).
"Kadang-kadang (saya) harus bekerja sambilan dan mengendarai taksi. Tidak menyenangkan membicarakan hal ini, tetapi sayangnya, ini juga terjadi," katanya, dikutip dari CNBC International.
Dirinya mengaku secara pribadi terpengaruh oleh masalah ekonomi Rusia saat itu. Sehingga tidak hanya menjadi sopir, dia juga pernah bekerja sebagai agen untuk dinas keamanan KGB Uni Soviet.
Putin menggambarkan runtuhnya Uni Soviet sebagai disintegrasi sejarah Rusia, sebagaimana dilaporkan Reuters. Ia mengatakan Rusia berubah menjadi negara yang sama sekali berbeda setelah pembubaran Uni Soviet.
Setidaknya, kata Putin, 25 juta orang Rusia tiba-tiba terputus dari negara tersebut, salah satu bagian dari krisis kemanusiaan besar. Rusia menderita hiperinflasi pada 1990-an dan kemudian gagal membayar utang pada dekade itu.
Putin sebelumnya menyebut runtuhnya Uni Soviet sebagai "tragedi geopolitik terbesar" abad ke-20.
Komentar terakhir Putin ini muncul di tengah isu meningkat bahwa Rusia akan menginvasi Ukraina, yang merupakan salah satu dari 15 republik Soviet. G-7 memperingatkan pada Minggu tentang "konsekuensi besar" jika Putin menyerang Ukraina.
Intelijen Amerika Serikat (AS) telah mengindikasikan bahwa Rusia dapat merencanakan untuk melancarkan serangan ke Ukraina pada awal tahun depan, yang melibatkan hingga 175.000 tentara.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Kanye West Bakal Ketemu Presiden Rusia Putin, Ngapain?