
Geliat Pencuci Perhiasan di Tengah Pandemi Covid-19
Geliat bisnis pencucian perhiasan di tengah pandemi Covid-19.

Saiful (48) melakukan proses pencucian gelang silver di Jakarta, Kamis (25/11/2021). Meski mengalami penurunan pendapatan hingga hampir 50% akibat pandemi Covid-19, para pengrajin cuci perhiasan tetap bertahan. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Berbekal sejumlah alat sederhana yang terjajar di depannya, pria berusia 48 tahun tersebut tampak terampil tatkala membersihkan perhiasan-perhiasan milik pelanggannya. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Menurut Saiful, "pandemi Covid-19 tahun 2020 itu paling mati suri untuk bisnis ini karena tidak ada satu orang pun yang datang ke toko dan ditambah lagi dengan PSBB." (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Profesi sebagai pencuci perhiasan ini sudah dilakoni Saiful sejak puluhan tahun lalu dan sebelumnya juga sudah digeluti oleh orang tuanya. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Untuk mencuci dengan metode standar, Saiful membanderol harga mulai dari Rp 10.000 saja per satu perhiasan. Sedangkan untuk pencucian dengan menggunakan sabun dan air khusus dikenakan biaya Rp 50.000 per perhiasan. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

"Sejak mulai adanya vaksin dan pelonggaran PPKM, saya sehari bisa menerima empat sampai enam pelanggan untuk mencuci berbagai jenis perhiasan," kata Saiful. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Ia mencuci semua perhiasan, seperti emas, perak dan kuningan. Sedangkan untuk pengerjaannya, tergantung dari tingkat kerumitan perhiasannya dan besar kecilnya ukuran perhiasan. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Dengan harga yang terjangkau tersebut, pemilik sudah bisa memperindah perhiasan menjadi lebih cantik dan berkilau seperti baru kembali. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)