
Waspada, Ini Gejala Langka Kanker Ketika Minum Alkohol

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebanyakan orang telah menderita efek samping buruk dari alkohol walau hanya sekali. Namun, bagi sebagian orang, mereka tidak pernah mengira bahwa hal itu bisa mengarah pada diagnosis kanker.
Dalam kejadian yang sangat jarang, jenis kanker yang paling umum pada orang muda dapat memicu gejala saat mereka mabuk. Kanker limfoma adalah kanker darah yang sering ditemukan 19.500 kali setahun di Inggris.
Ketika terjadi limfoma, sel limfosit yang abnormal berkembang dan menumpuk di kelenjar getah bening. Hal ini kemudian dapat menyebabkan pembengkakan di kelenjar getah bening, terutama di area leher, bawah ketiak, atau selangkangan.
Limfoma atau kanker getah bening memiliki puluhan tipe atau jenis, yang dikelompokkan ke dalam dua kategori besar, yakni menjadi limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin.
Gejala terkait alkohol terlihat pada mereka yang menderita limfoma Hodgkin, yang didiagnosis sekitar 2.100 kali setahun di Inggris. Sebagian besar hal tersebut terjadi pada orang yang berusia awal 20 tahunan atau mereka yang berusia di atas 70 tahun.
Gejala yang kerap dirasakan seperti pembengkakan kelenjar di leher, ketiak, atau selangkangan yang menimbulkan rasa sakit, batuk, sesak napas, demam, keringat di malam hari, kelelahan, dan turunnya berat badan.
Mengutip New York Post, Lymphoma Action mengatakan bahwa 1 dari 20 pasien akan mengalami rasa sakit akibat alkohol.
Hal ini dirasakan di kelenjar getah bening atau kelenjar yang biasa ditemukan di leher, ketiak dan selangkangan.
Graham Collins, Konsultan Hematologi, Oxford University Hospitals NHS Foundation Trust, mengatakan kelenjar getah bening dipenuhi dengan sel-sel abnormal ketika ada kanker.
"Alkohol dapat mengendurkan pembuluh darah yang dapat menyebabkan peningkatan lebih lanjut dalam tekanan di dalam kelenjar getah bening yang menyebabkan ketegangan pada kapsul di sekitarnya dan menyebabkan rasa sakit," ucap Collins kepada The Sun.
Sementara itu, wanita dengan limfoma Hodgkin paling rentan terhadap rasa sakit saat minum, menurut dokter Harvard yang menulis makalah di Anesthesiology.
"Kandungan alkohol dari cokelat yang diisi minuman keras atau bahkan seteguk bir dilaporkan memicu rasa sakit. Permulaan rasa sakit segera terjadi dan deskripsi nyeri pasien sangat bervariasi seperti 'sakit' hingga 'menusuk', dan intensitasnya berkisar dari ringan hingga tak tertahankan, memaksa beberapa pasien untuk berhenti minum alkohol selamanya," demikian isi makalah tersebut.
Beberapa pasien juga melaporkan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas. Padahal, mereka sama sekali tidak menyadari bahwa rasa sakit itu adalah tanda peringatan penyakit mematikan.
Misalnya, dokter di Nashville menggambarkan seorang pria berusia 31 tahun yang telah menggunakan ibuprofen setiap kali dia minum selama tiga bulan.
Ketika dia pergi ke rumah sakit, dia menjelaskan riwayat nyeri dada yang parah beberapa menit setelah mengonsumsi hanya dua atau tiga teguk alkohol.
Pria itu juga sesekali mengalami demam, keringat malam dan kelelahan umum, kata petugas medis di Nashville.
Pemindaian menunjukkan pria itu memiliki massa di paru-parunya dan biopsi kelenjar getah bening di tenggorokannya mengkonfirmasi diagnosis limfoma Hodgkin.
Selain itu, pasien dari China menduga dia menderita linu panggul yang diperparah dengan minum sampai petugas medis mendiagnosisnya menderita kanker.
Kanker limfoma dapat diobati dan penanganannya bervariasi tergantung pada jenis limfoma dan stadiumnya. Tapi sayangnya, lebih dari 500 orang meninggal karena kanker Hodgkin dan non-Hodgkin setiap tahun di Inggris.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Arab Saudi Makin Liberal, Alkohol Boleh Dijual dengan Syarat Ini
