Smesco feat LAKON Hadirkan 60 Koleksi Modern Berbalut Wastra
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri fesyen Tanah Air mulai menunjukkan kebangkitan di tengah pandemi Covid-19. Satu per satu jenama lokal mulai bermunculan menawarkan koleksi berkualitas yang berasal dari keindahan kain nusantara.
Ini pula yang dihadirkan LAKON, multi-brand store yang bekerja sama dengan para pengrajin di Indonesia. Kemarin malam, LAKON Indonesia menghadirkan beberapa koleksi modern berbalut wastra nusantara.
"Koleksi ini dirancang dalam rangka mengangkat kekayaan dan potensi keragaman tekstil tradisional Indonesia yang merupakan kekayaan nasional. Ada 60 koleksi dengan berbagai kain nusantara seperti batik, tenun dan ulos," ujar founder LAKON Indonesia Thresia Mareta saat ditemui di sela pagelaran Siluet Aradhana program KRTA di Gedung Smesco, Jakarta, Kamis (11/11/2021).
Lebih lanjut, koleksi tersebut dilengkapi dengan berbagai aksesori dari mitra pendukung seperti tas dari UMKM daerah dan sepatu dari Fortuna Shoes Indonesia.
Gelaran ini merupakan bagian dari kolaborasi Kementerian Koperasi dan UKM melalui Smesco Indonesia bekerj asama dengan LAKON Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Indonesia (BI). Para pihak meluncurkan proyek KRTA untuk menghadirkan produk fesyen modern yang berasal dari bahan baku wastra atau kain tradisional.
Produk-produk itu diharapkan dapat menjadi pakaian Indonesia yang baru dan akan digunakan oleh masyarakat. Ia juga dapat sebagai alternatif referensi desain pakaian nasional modern dan inklusif yang dapat diadopsi semua UMKM fesyen di seluruh Indonesia.
KRTA merupakan salah satu hasil dari inisiatif 'Future Fashion' dari SMESCO LABO yang digagas oleh Leonard Theosabrata selaku Direktur Utama Smesco Indonesia.
"Kita punya pakaian tradisional yang akan tetap selalu ada, tetapi melalui KRTA kami ingin menawarkan pakaian Indonesia yang baru, menjadi identitas yang baru," ujar Leonard.
Ia pun berharap KRTA bisa menjadi kosakata baru laiknya batik. Leonard pun mengaku sudah berbicara dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi agar dapat menjadi warisan budaya benda.
"Namun untuk menjadikan ini nyata, produknya harus diadopsi masyarakatnya dulu. Dalam arti kata masyarakat harus mencintai produknya dulu. Itu harapan kita ke depan," kata Leonard.
Apabila semua teradopsi dengan baik, menurut dia, hal itu tidak hanya berdampak bagi pelestarian budaya warisan kain tradisional, tetapi juga banyak UMKM diuntungkan.
"Itu nilai ekonomi yang penting. Visinya memang meningkatkan ekonomi UMKM. Bayangkan jika pakaian BUMN, kementerian bisa menggunakan produk KRTA. Ini sungguh luar bisa dampaknya," ujar Leonard.
Dalam keterangan pers, Senin (8/11/2021), Leonard mengatakan, KRTA merupakan salah satu hasil dari inisiatif 'Future Fashion' dari SMESCO LABO di bawah arahan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Proyek itu bertujuan untuk memperkuat fungsi pembelajaran dan pengayaan kapasitas bagi pelaku industri kecil dan menengah.
"Jadi dengan research and development yang dilakukan para ahli di bidangnya dalam proyek ini, maka para pelaku industri kecil dan menengah dapat dengan lebih mudah mengadopsi hasilnya sehingga dapat membantu usaha mereka saat ini dan di masa mendatang," ujar Leonard.
Lebih lanjut, dia mengatakan UMKM membutuhkan suatu wadah berkreasi dan bereksperimen. Keberadaan SMESCO LABO dapat menjadi mata rantai baru antara pemerintah, inisiator, dan pelaku UMKM dalam merespons isu, ide, dan pengembangan produk.
Bersama dengan Lakon Indonesia, SMESCO juga mengadakan eksperimen mengenai potongan untuk mempertahankan kesempurnaan teknik tradisional dan mempertimbangkan penggunaan berbagai bahan tekstil tradisional seperti batik, tenun ikat, dan songket.
"Dengan menciptakan inspirasi untuk mengolah wastra tersebut, itu artinya kita membuka peluang agar kain tradisional tidak hanya dapat dipakai oleh masyarakat daerah penghasil melainkan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini juga untuk mewujudkan berbagai hal yang dapat menjadi modal baru bagi mereka dalam mengembangkan usaha mereka dari masa ke masa," kata Leonard.
(miq/miq)