3 Fakta Eks Wakil PM China Paksa Petenis Top Berhubungan Seks
Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan ini, skandal seks menggegerkan China. Ini bahkan menyeret nama petinggi partai yang berkuasa di negeri itu, Partai Komunis.
Petenis top yang juga juara Wimbledon 2013 dan Prancis Terbuka 2014, Peng Shuai menyebut mantan Wakil perdana Menteri China Zhang Gaoli telah memaksanya berhubungan seks. Zhang sendiri merupakan Komite Tetap Politbiro Partai Komunis China, badan kepemimpinan tertinggi di negara itu dan pernah menjabat sebagai wakil PM di pemerintahan Xi Jinping 2012 hingga 2017.
Bagaimana fakta-faktanya:
Sejak 10 Tahun Lalu
Hal ini terungkap dari unggahan Weibo-nya, media sosial China mirip Twitter. Mengutip CNN International, surat terbuka yang diberikan Peng Shuai kepada Zhang dalam unggahan itu.
Ia mengatakan dipaksa berhubungan pertama kali 10 tahun yang lalu, ketika Zhang masih menjadi bos di Partai Komunis Tianjin, kota di tenggara Beijing. Setelahnya kontak keduanya terputus.
Namun tiga tahun lalu, Zhang kembali menghubunginya bersama sang istri. Kejadian yang sama terjadi saat ia ditekan untuk berhubungan seksual.
"Mengapa Anda ... membawa saya ke rumah Anda untuk memaksa saya berhubungan seks dengan Anda?" tulis akun yang contang biru itu, dikutip Sabtu (6/11/2021).
"Ya, saya tidak punya bukti, dan tidak mungkin memiliki bukti ... (Tapi) Saya tidak bisa menggambarkan betapa jijiknya saya, dan berapa kali saya bertanya pada diri sendiri apakah saya masih manusia? Saya merasa seperti mayat berjalan. Setiap hari saya berakting, siapa saya yang sebenarnya?"
Ia kemudian mengatakan hidup menderita dengan hubungan tersebut. Menurutnya terlalu banyak ketidakadilan dan penginaan meski hubungan asmara memang akhirnya terjalin meski tanpa pernikahan.
Jejak yang Dihapus
Meski demikian, unggahan itu diketahui kini sudah dihapus. Namun, unggahan itu sempat bertahan 30 menit di Weibo dan diyakini dibaca oleh pengikut Peng Shuai yang berjumlah 500 ribu.
Setelah unggahan itu viral, banyak yang mendukung Peng dan mengkhawatirkan kondisinya. Tak sedikit juga yang berharap Peng tetap dalam perlindungan dan aman.
Kata Pemerintah China
Dalam perkembangan terbarunya, Bloomberg sempat mengonfirmasi ke Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, sebagaimana dimuat Sabtu. Namun ia mengatakan tidak pernah mendengar hal itu dan tak mau berkomentar karena bukan pertanyaan diplomatik.
(sef/sef)