Pandemi Covid Pangkas Harapan Hidup, Pria Paling Kena Dampak

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
27 September 2021 15:55
Lonjakan Covid-19 yang terjadi membuat pemerintah Singapura memutuskan untuk memperketat pembatasan sosial warganya. (REUTERS/EDGAR SU)
Foto: Lonjakan Covid-19 yang terjadi membuat pemerintah Singapura memutuskan untuk memperketat pembatasan sosial warganya. (REUTERS/EDGAR SU)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harapan hidup di dunia berkurang sejak pandemiĀ Covid-19 melanda pada 2020 lalu. Jumlah ini, terbesar sejak Perang Dunia ke-II, menurut penelitian Universitas Oxford yang terbit Senin (27/9/2021).

Dilansir dari Reuters, harapan hidup turun lebih dari enam bulan dibandingkan dengan tahun 2019, di 22 dari 29 negara yang dianalisis. Negara-negara ini membentang di Eropa, Amerika Serikat (AS), dan Chili.

Hasil penelitian Universitas Oxford mengatakan sebagian besar pengurangan harapan hidup di berbagai negara dapat dikaitkan dengan kematian akibat Covid-19. Ada hampir 5 juta kematian yang dilaporkan disebabkan oleh virus corona baru sejauh ini.

"Fakta bahwa hasil kami menyoroti dampak besar yang secara langsung dapat dikaitkan dengan Covid-19 menunjukkan betapa dahsyatnya kejutan itu bagi banyak negara," kata Dr Ridhi Kashyap, salah satu penulis studi yang diterbitkan Jurnal Epidemiologi Internasional.

Ada penurunan harapan hidup yang lebih besar untuk pria daripada wanita di sebagian besar negara. Penurunan terbesar terjadi pada pria Amerika, di mana harapan hidupnya berkurang sebesar 2,2 tahun dibandingkan 2019.

Secara keseluruhan, harapan hidup pria dipangkas lebih dari setahun di 15 negara, dibandingkan dengan wanita di 11 negara. Ini menghapus kemajuan kematian yang telah dibuat dalam 5,6 tahun sebelumnya.

Di AS, peningkatan angka kematian terutama terjadi pada mereka yang berusia kerja dan mereka yang berusia di bawah 60 tahun. Sementara di Eropa, kematian di antara orang-orang berusia di atas 60 tahun berkontribusi lebih signifikan terhadap peningkatan angka kematian.

Kashyap mengimbau lebih banyak negara, termasuk yang berpenghasilan rendah dan menengah, untuk membuat data kematian tersedia untuk studi lebih lanjut. "Kami sangat mendesak publikasi dan ketersediaan lebih banyak data terpilah untuk lebih memahami dampak pandemi secara global," katanya.

Secara total ada 232.604.636 kasus infeksi dan 4.761.970 kematian setelah munculnya pandemi virus SARS-CoV-2. Covid-19 muncul di Wuhan, China, akhir 2019.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Virus HMPV Sudah Masuk RI, Ini Bedanya dengan Covid-19 dan Influenza

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular