Internasional

Jreng! China Geger Dewa Perang, 'Makan Duit' Rp 654 M

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
26 September 2021 09:30
Patung Guan Yu di Jingzhou. (Tangkapan Layar via weibo)
Foto: Patung Guan Yu di Jingzhou. (Tangkapan Layar via weibo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Patung perunggu tokoh zaman Dinasti Han Guan Yu tengah menghebohkan Kota Jingzhou, Provinsi Hubei China. Pasalnya patung 'dewa perang' setinggi 190 kaki ini ternyata didirikan secara ilegal dan menelan biaya yang sangat besar yakni US$ 26 juta (Rp 370 miliar).

Kehebohan terjadi ketika patung ini hendak direlokasi dari Taman Guan Gong. Baru diketahui nyatanya Kota Jingzhou memang melarang adanya bangunan lebih tinggi dari 78 kaki. Namun nyatanya, patung yang dibuat sejak 2016 sempat berhasil berdiri dan kemungkinan adanya 'celah' dalam hukum membuat pendukung proyek bisa membuat patung Guan Yu.


Biaya eksekusi pemindahan memakan biaya US$ 46 juta atau sekitar Rp 654 miliar dan lebih mahal dibandingkan dana pembuatan patung itu sendiri. Banyak yang memprotes bahwa pembangunan dan pemindahan patung raksasa ini pemborosan dan meminta pengawasan lebih ketat.

Patung raksasa setinggi 58 meter dengan berat 1.200 ton di Jingzhou, di provinsi tengah Hubei ini akan dipindahkan ke Dianjiangtai. Itu adalah kawasan wisata yang tidak terlalu mencolok yang jaraknya sekitar lima mil dari lokasinya saat ini.

Selain pelanggaran hukum, sejumlah warga juga menganggap patung itu merusak penampilan dan budaya sejarah Jingzhou. Saat dipindahkan sebuah foto pun beredar di Weibo, platform mirip Twitter di China. Terlihat, bagaimana kepala patung 'terpenggal' saat dipindahkan. Rencananya patung dibawa ke kawasan wisata, Dianjiangtai, lima mil dari kota itu.

China sebelumnya memiliki banyak patung raksasa, dari Buddha hingga dewi. Ada juga patung pendiri China Mao Zedong, replika sphinx Mesir berukuran penuh, dan Marilyn Monroe raksasa.

Ini menjadi semacam fenomena di beberapa kota di China. Dilansir dari Worldcrunch, dalam beberapa tahun terakhir, otoritas lokal di China sering berlomba untuk menciptakan IP (kekayaan intelektual), dalam bentuk bangunan di kota mereka.

Lambat laun perlombaan ini malah menimbulkan konsekuensi negatif karena kebanyakan tidak ditujukan untuk kepentingan rakyat. Mirisnya, gedung-gedung tinggi pemerintah yang selama bertahun-tahun menjamur di banyak pelosok China, muncul di kota-kota regional termiskin negara tersebut.

Inilah yang membuat munculnya istilah white elephants, yakni proyek pembangunan besar-besaran yang tidak terpakai. Patung raksasa Guan Yu adalah salah satunya.

Dari sisi desain, selain karena kurangnya kreativitas dari otoritas lokal China, banyak patung atau gedung-gedung besar yang merusak penampilan kota. Maka tak heran lokasi-lokasi tersebut tidak banyak dikunjungi warga.

Kini, untuk menghentikan pembangunan, Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan China mengeluarkan peraturan baru. Ini dilakukan guna menghindari penyimpangan pemerintah daerah dari kebutuhan riil masyarakat, pemborosan biaya yang konyol, dan konsumsi energi berlebihan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Dewa Perang' Bikin Heboh, China Ngamuk Rp 654 M Melayang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular