
Sepi Penumpang, Atap Taksi-taksi Ini Jadi Lahan Tanaman
Taksi yang sudah lama tidak digunakan alias menganggur dijadikan 'lahan' untuk tanaman, yang hasilnya dijual untuk memenhu kebutuhan sehari-hari.

Seorang pekerja menanam sayuran di atap taksi yang tidak digunakan karena krisis bisnis yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 di sebuah garasi taksi di Bangkok, Thailand, (16/9/2021). (REUTERS/Chalinee Thirasupa)

Tingginya kasus membuat para pengemudi taksi sepi penumpang. (REUTERS/Chalinee Thirasupa)

Imbas sepinya penumpang, para pengemudi semakin sulit memperoleh penghasilan dan semakin sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari. (REUTERS/Chalinee Thirasupa)

Buah keresahan mereka, para pengemudi taksi itu pun akhirnya memutuskan untuk melakukan aksi unjuk rasa. Namun, aksi yang mereka lakukan terbilang unik. Salah satu perusahaan taksi mengubah fungsi kendaraannya untuk lebih produktif. (REUTERS/Chalinee Thirasupa)

Taksi yang sudah lama tidak digunakan alias menganggur dijadikan pot untuk tanaman yang mereka tanami sebagai bentuk protes dan juga hasil dari tanaman tersebut diduga dipakai untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari. (REUTERS/Chalinee Thirasupa)

Para pegawai Ratchaphruek Taxi Cooperative menciptakan taman mini dengan membentangkan kantong sampah hitam yang diikatkan pada bingkai bambu pada atas atap mobil. Bentangan tersebut lantas diisi dengan tanah. (REUTERS/Chalinee Thirasupa)

Taksi-taksi yang lama tak digunakan tersebut lantas ditanam beragam tanaman sayur, termasuk cabai, mentimun, dan labu. (REUTERS/Chalinee Thirasupa)

Kegiatan tersebut dilakukan karena para pengemudi taksi di Bangkok biasanya mengandalkan wisatawan namun pengetatan syarat masuk ke Thailand membuat pemasukan mereka berkurang bahkan nyaris nol. (REUTERS/Chalinee Thirasupa)

"Ini adalah pilihan terakhir kami," kata Thapakorn Assawalertkun, salah satu pemilik perusahaan. Dia menambahkan, banyak pengemudi masih berutang setoran. Situasi ini membuat perusahaan taksi mengalami bahaya keuangan, karena mereka harus berjuang membayar pinjaman yang telah dilakukan untuk pembelian armada. REUTERS/Chalinee Thirasupa

Koperasi Ratchapruk dan Bovorn memiliki utang sekitar 2 miliar baht atau ($60,8 juta) dan sampai saat ini pemerintah belum menawarkan bantuan keuangan. Menjadikan armada taksi sebagai pot dari tanaman yang akan mereka jadikan bahan makanan tersebut adalah opsi sementara yang mereka bisa lakukan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. (REUTERS/Chalinee Thirasupa)