Begini Parahnya Kapal Pesiar yang Jadi Bangkai Berkarat

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
01 September 2021 16:55
Cruise ships dock at the Halibut Point Marine deepwater dock in Sitka, Alaska, on July 28, 2021. Sitka could see nearly a half-million cruise ship visitors next year after a new docking agreement was announced with Royal Caribbean Cruises Ltd. The deal between the cruise line and Sitka Sound Cruise Terminal came Tuesday, Aug. 18, 2021, as one of the world's largest cruise ships arrived, the Daily Sitka Sentinel reported. (James Poulson/The Daily Sitka Sentinel via AP)
Foto: Ilustrasi kapal pesiar (AP/James Poulson)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penampakan kapal pesiar yang terkena hantaman keras pandemiĀ Covid-19 terlihat di media sosial. Salah satunya diulas oleh pelaut yang bekerja di kapal pesiar, Vincent Hulu.

Dalam sebuah tayangan video di platform tiktok, Ia menunjukkan sebuah kapal pesiar dengan panjang kurang lebih 80-100 meter terdampar dengan kondisi berkarat. Hal itu menunjukkan sudah tidak ada lagi perjalanan yang ditugaskan kepada kapal pesiar tersebut.

"Setiap aku liat kapal ini aku sedih banget lho, lihat kapalnya berkarat semua. Aku nggak tahu ini punya company siapa, cuma gara-gara efek pandemi, kapalnya sudah berhenti beroperasi dan sudah terbengkalai," ujarnya.

Kapal pesiar berwarna putih itu terlihat kucel dengan banyaknya karat yang menempel di sebagian besar bagian kapal. Beberapa sekoci yang menjadi bagian dari kapal ini pun terlihat seperti tidak terurus. Padahal, fungsi sekoci ini untuk mengantisipasi jika terjadi keadaan darurat ketika kapal pesiarnya beroperasi.

Jika terus dibiarkan, kondisi ini tentu mengancam kerusakan pada aset paling mahal, yakni kapal pesiar itu sendiri. Dengan penelantaran seperti itu, ada potensi masalah pada mekanis dan komponen lain. Hal ini berisiko ketika nantinya kapal siap kembali jalan dan mengarungi lautan, ada pelanggaran keamanan yang tidak terpenuhi.



Namun, merawat kapal pesiar saat ini bukan hal mudah. Sebab, biayanya pun sangat besar di tengah seretnya pendapatan. SEC filing, Carnival Corp, mengungkapkan biaya pemeliharaan sembilan mereknya yang terdiri dari perusahaan pelayaran terbesar di dunia mencapai US$250 juta per bulan.

Untuk menjaga barang tetap berbentuk kapal dan menghindari perbaikan yang mahal, kapal juga harus tetap beroperasi.

"Kapal pesiar modern tidak dirancang atau dibangun hanya untuk dimatikan dan ditinggalkan di dermaga," kata Monty Mathisen, redaktur pelaksana Cruise Industry News dilansir dari Bloomberg.

"Kita berbicara tentang sejumlah besar mesin, elektronik, dan bahkan baja yang membutuhkan perawatan, pemeriksaan, dan pekerjaan pencegahan," lanjutnya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daud vs Goliat, Aktivis Protes Beroperasinya Kapal Pesiar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular