Banyak Kekurangan, Warga +62 Agar Waspada Air Minum Isi Ulang

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
19 April 2021 16:03
Pedagang air galon membawa galon yang sudah diisi penuh untuk dijual ke warga apartemen di Kawasan Pluit, Jakarta, Rabu (12/6). Banyak penghuni apartemen di kawasan tersebut menggunakan air galon isi ulang untuk mandi. Mumun seorang pembantu rumah tangga mengatakan majiakannya bisa menkonsumsi air galon sehari 4-5 galon untuk mandi dan cuci piring. Harga galon isi ulang ia beli seharga Rp 3500 yang berasal dari air pam, Rp 7000 untuk galon isi ulang untuk galon asli Rp.20.000. Banyak penghuni apartmen menggunakan air galon karena air yang mereka tempati kadang bau dan kotor. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi galon air isi ulang (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masalah air minum sejauh ini masih berkaitan dengan standardisasi seperti halnya air minum isi ulang.

Pada umumnya, air minum isi ulang yang tersedia di depot-depot pinggir jalan hanya melewati proses sekadarnya, sehingga tidak sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia (SNI).

Peneliti Air RFST, Sri Yusnita I. Sari mengatakan, kualitas air minum isi ulang kurang terjamin. Itu karena sebagian besar depot air minum isi ulang biasanya tidak mencantumkan sumber mata air yang mereka gunakan.

"Ada 36,7 persen DAM (depot air minum) juga tidak memenuhi syarat dan mereka kadang-kadang percaya diri saja pakai banyak teknologi jadi abaikan aspek maintenance," ujar Sri pada Workshop PWI 'Peran Media dalam Mengedukasi Masyarakat Mengenai Prilaku Hidup Bersih Melalui Pemahaman Air Minum Terstandarisasi', Senin (19/4/2021).

Dia juga menyebut galon air minum isi ulang sudah dipastikan sangatlah minus higienitasnya. Galon tersebut belum tentu dibersihkan sebelum dilakukan pengisian yang kemungkinan mengandung kontaminasi kuman atau bakteri berbahaya.

Sementara itu, salah satu cara mengetahui kualitas air, yakni dengan cara melakukan uji coba berkala terhadap kualitas air minum. Di sisi lain, kesadaran masyarakat pun harus lebih ditingkatkan.

"Paling banyak air tanah direbus juga banyak terkontaminasi. Salah satu asumsi adalah masyarakat itu kadang-kadang tidak sampai mendidih masaknya. Lalu, tempat penyimpanan air dengan sumber air tidak bersih jadi rekontaminasi," papar dia.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Air Susah, Warga Cimenyan Kesusahan Mandi Hingga Wudu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular