
Raja Minyak Arab Kalah Jauh, Ini Raja Paling Tajir Sedunia

Jakarta, CNBC Indonesia -Mungkin banyak yang mengira Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Arab Saudi atau Raja Brunei Sultan Hassanal Bolkiah, adalah raja terkaya di dunia. Namun sebenarnya tidak.
Melansir laporan South China Morning Post (SCMP), Rabu (23/12/2020) Raja Maha adalah yang terkaya di dunia dengan kekayaan mencapai US$ 43 miliar atau sekitar Rp 632 triliun. Sementara Sultan Hassanal Bolkiah hanya memiliki kekayaan US$ 28 miliar dan disusul Raja Salman tercatat hanya US$ 18 miliar.
![]() Persiapan Raja Thailand untuk menyapa masyarakat. (REUTERS/Jorge Silva) |
Kekayaan Raja Maha didapat dari pengalihan semua kepemilikan di perusahaan besar yang dikenal dengan Biro Properti Mahkota (Crown Property Bureau/CPB) ke kepemilikan pribadinya.
CPB adalah sebuah perusahaan induk rahasia yang sarat dengan saham di perusahaan blue-chip Thailand dan tanah utama di jantung kota Bangkok.
Laporan Reuters mengatakan pengalihan itu memberinya kendali atas lebih banyak kekayaan daripada kekayaan Raja Saudi, sultan Brunei, dan gabungan keluarga kerajaan Inggris Aset, yang secara konservatif bernilai US$ 70 miliar.
Dibentuk pada tahun 1936, CPB memang beroperasi secara legal, namun tidak termasuk dalam lembaga pemerintah dan swasta, maupun bagian dari istana. Dewan direksi, yang dipilih sendiri oleh raja, tidak merilis laporan keuangan. Sebagian besar kepemilikannya tetap menjadi misteri.
Namun, portofolio biro tersebut memperkirakan Raja Thailand menjadi raja terkaya di dunia, dengan kepemilikan villa tepi danau di luar Munich, Jerman, dan menyewakan hotel di Pegunungan Alpen Bavaria.
Investasi terbesar biro ini ada di Siam Commercial Bank dan Siam Cement Group, industri konglomerat yang memegang 34% saham senilai US$ 8 miliar pada akhir tahun 2019 lalu. Di tahun yang sama, raja diberikan sebanyak US$ 342 juta, meski saham bank telah kehilangan setengah nilainya selama pandemi.
Menurut jurnal yang ditulis Porphant Ouyyanont, seorang akademisi Thailand yang merupakan otoritas terkemuka di biro pada 2015, raja mempunyai beberapa aset.
Raja memiliki kepemilikan tanah termasuk 5,5 mil persegi yang tersebar di distrik-distrik dengan nilai sewa tinggi di pusat ibu kota Bangkok. Aset itu bernilai US$ 32 miliar pada tahun 2015, tetapi hanya sedikit yang digunakan untuk penyewaan komersial.
Porphant menulis pengawasan terhadap aset-aset ini telah lama dianggap tidak perlu karena monarki dan kepemilikannya telah "membuktikan diri mereka tidak membebani negara."
Aset tersebut sekarang dikenakan pajak untuk pertama kalinya, tetapi hanya sedikit hal lain tentang portofolionya yang telah berubah. Vajiralongkorn telah mempertahankan kepemilikan saham perusahaan dan secara umum melanjutkan pendekatan konservatifnya terhadap tanah.
Namun kekayaan Raja Maha bukan tanpa kontroversi. Hal inilah yang kini menjadi fokus gerakan pro-demokrasi di Thailand. Mereka menuntut transparansi yang lebih besar ke dalam keuangan monarki dan batasan pada kekuatannya yang luas.
(sef/sef) Next Article Raja Thailand Paling Tajir, Ini 10 Besar Raja Terkaya Dunia
