
Calon Raja Jepang Izinkan Putrinya Nikahi Rakyat Biasa

Jakarta, CNBC Indonesia - Putra Mahkota Fumihito, adik laki-laki Kaisar Jepang Naruhito, akhirnya menyetujui pernikahan putrinya, Putri Mako (29) dengan Kei Komuro (29), kekasih semasa kuliahnya yang merupakan masyarakat biasa.
"Saya menyetujui mereka menikah. Konstitusi mengatakan pernikahan harus didasarkan hanya pada persetujuan bersama dari kedua jenis kelamin. Jika itu yang mereka inginkan, maka saya pikir itu adalah sesuatu yang perlu saya hormati sebagai orang tua," kata Fumihito dalam konferensi pers dikutip dari Kyodo News Rabu (2/12/2020).
Pernikahan antara Mako dan Komuro sempat tertunda akibat muncul perselisihan dan sengketa antara Komuro dan ibunya yang dipicu atas uang hidup, termasuk biaya pendidikan yang harus dipikul Komuro.
![]() Japan's Princess Mako visits the Botanical Gardens in Rio de Janeiro, Brazil, Wednesday, July 18, 2018. Mako is in Brazil to take part in celebrations marking the 110th anniversary of Japanese immigration to Latin America's largest country. (AP Photo/Silvia Izquierdo) |
Menanggapi sengketa uang ini, Fumihito menyarankan keluarga Komuro untuk lebih berupaya dan terlihat dalam menyelesaikan masalah tersebut sebab Mako sudah menyatakan tekad kuat untuk melanjutkan pernikahan ini.
Awalnya, Mako dan Komuro mengumumkan rencana mereka untuk bertunangan pada September 2017. Agensi mengatakan pernikahan mereka akan dilangsungkan pada November 2018, tetapi pada Februari tahun itu mengumumkan bahwa pernikahan mereka akan ditunda hingga 2020.
Meski mengizinkan, Fumihito mengatakan belum ada tanggal yang ditetapkan untuk pernikahan putrinya, menambahkan jika kedua pasangan tersebut belum memenangkan dukungan dari publik Jepang.
"Dari sudut pandang saya, saya pikir mereka tidak berada dalam situasi di mana banyak orang yakin dan senang (tentang pernikahan mereka)," katanya. Ia yakin Putri Mako juga sadar bahwa dia belum mendapatkan dukungan publik yang memadai untuk pernikahan.
Dalam konferensi pers tahun 2018, Fumihito sempat berkata, "Jika (pernikahan mereka) tidak dapat dirayakan oleh banyak orang, kami tidak dapat mengadakan upacara pertunangan (yang dikenal dengan 'Nosai no Gi')."
Ia juga mendesak pasangan itu untuk memberikan penjelasan publik tentang perkembangan pernikahan mereka ketika rencana untuk menikah ditetapkan.
Tetapi, meski Fumihito menghormati keinginan putrinya, dia mengatakan bahwa pernikahan dan pertunangan adalah dua hal yang berbeda.
Di bawah hukum Jepang, anggota wanita dari keluarga kekaisaran harus meninggalkan status kerajaan mereka setelah menikah dengan orang biasa. Mereka biasanya menerima pembayaran sekaligus dari negara untuk menjaga martabat posisi mereka setelah meninggalkan rumah tangga kekaisaran.
Karena bayarannya berasal dari kas publik, rencana pernikahan sang putri memicu perdebatan luas.
"Pertunangan dianggap sebagai ikatan antar keluarga, jadi berbeda dengan pernikahan yang didasarkan pada pilihan individu," kata Hideya Kawanishi, seorang profesor di Sekolah Pascasarjana Universitas Nagoya.
Komentar terbaru oleh putra mahkota menunjukkan bahwa dia berkonflik antara menghormati kehendak bebas putrinya dan melindungi tradisi keluarga kekaisaran, kata Kawanishi.
Sejak Agustus 2018, Komuro menuntut ilmu di fakultas hukum Fordham University di New York dengan rencana untuk mengikuti ujian pengacara di Amerika Serikat setelah menyelesaikan studinya di universitas tersebut tahun depan.
Putra Mahkota Fumihito sendiri secara resmi dinyatakan sebagai pewaris takhta pertama dalam upacara tradisional yang diadakan pada 8 November, menyusul penundaan tujuh bulan karena pandemi virus corona baru.
(sef/sef) Next Article Cara Cepat Atasi Hiportemia Saat Mendaki Gunung