
Curhat Pengusaha Sempat Masuk 'ICU' Kala Mal Sepi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona telah menyerang berbagai sektor industri, salah satunya properti atau pusat perbelanjaan. Beberapa pusat perbelanjaan seperti di Jakarta sempat ditutup sementara karena pemerintah berupaya mencegah penyebaran Covid-19 dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat.
Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Tutum Rahanta mengatakan bahwa pusat perbelanjaan menjadi subsektor yang terdampak paling dalam selama pandemi Covid-19. Hal itu lantaran kebijakan PSBB membuat adanya pembatasan operasional pusat perbelanjaan.
Meski ada insentif dari pemerintah, namun hal tersebut menurutnya hanya bisa bertahan selama satu sampai dua bulan saja. Seterusnya, para penyewa ruang di pusat perbelanjaan seperti memasuki fase 'ICU'.
"Kalau dilihat satu sampai dua bulan betul (dapat bertahan). Tapi teman-teman sudah parah, sudah 'ICU' istilahnya. Insentif pemerintah membantu tapi masuk bulan keempat, kelima, napas teman-teman seperti fase 'ICU'. Kalau obat ini tidak masuk, harus dikasih obat," kata Tutum dalam program Squawk Box CNBC Indonesia, Jumat (30/10/2020).
Menurutnya, kondisi penyewaan ruang di pusat perbelanjaan Jakarta cukup menantang akibat jumlah pengunjung yang sangat minim dan berpengaruh terhadap tenant (penyewa) sejak diberlakukannya PSBB.
Lebih parah lagi, imbuhnya, beberapa pengusaha juga melakukan perampingan karyawan. Bahkan, dia mengatakan juga ada tenant yang menutup tokonya untuk menjaga cash flow perusahaan.
"Ini bukan butuh vitamin lagi, tapi cash keras atau enggak, mereka akan amputasi outlet yang bebankan cash flow perusahaan. Kami harus lay off karyawan yang telah ikut tumbuh dengan perusahaan kami. Tapi ini faktanya, kita harus bisa survive tidak ada jalan lain," papar dia.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article New Normal Mal di DKI: Touchless Hingga Pembatasan Parkiran