
Bukan Brasil, Ini Negara Kedua Terbanyak Corona di Dunia!

Jakarta, CNBC Indonesia - India kini menggeser Brasil pada hari Senin (7/9/2020) dan menempati posisi kedua setelah Amerika Serikat (AS) dalam kasus infeksi virus corona terbanyak.
Negara itu mencatat 90.082 kasus baru yang jumlahnya diperkirakan akan bertambah, setelah layanan kereta bawah tanah yang ditutup selama berbulan-bulan dibuka kembali.
Dengan penghitungan nasional sebesar 4,2 juta yang hanya dilampaui oleh angka AS sebesar 6,2 juta, India menambahkan lebih banyak kasus setiap hari daripada negara lain tahun ini sejak wabah pandemi.
Para ahli mengatakan tidak ada tanda puncak karena kasus melonjak di negara terpadat kedua di dunia, baik di kota-kota besar, seperti New Delhi dan pusat keuangan Mumbai, dan daerah pedesaan yang memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan.
"Sekarang ini menjadi beban ganda. Daerah perkotaan tidak melambat dan daerah pedesaan meningkat," kata Rajib Dasgupta, seorang profesor kesehatan masyarakat di Universitas Jawaharlal Nehru di ibu kota kepada Reuters.
Lonjakan hari Senin adalah rekor harian ketiga berturut-turut di India, menurut data pemerintah, sementara penghitungannya melampaui Brasil, yang memiliki lebih dari 4,1 juta kasus, meskipun perbedaan waktu berarti negara Amerika Selatan akan merilis angka yang sesuai nanti.
Adapun korban meninggal 71.642 di India dibandingkan dengan hampir 193.000 di Amerika Serikat dan 126.000 di Brasil.
India mengatakan peningkatan infeksi juga mencerminkan tingkat pengujian yang lebih tinggi secara nasional, menambahkan bahwa tingkat pemulihan yang tinggi menunjukkan strategi pengujian, pelacakan dan pengobatan berhasil dan situasinya terkendali di negara seukurannya.
Kereta metro akan melanjutkan layanan kembali setelah dihentikan lebih dari lima bulan dan stasiun-stasiun hampir kosong. Bar akan dibuka mulai Rabu di ibu kota.
Layanan kereta metro sebagian juga dibuka di kota bagian barat Ahmedabad, kota utara Lucknow, dan beberapa tempat lainnya, setelah hampir enam bulan ditangguhkan karena pandemi.
Tekanan meningkat bagi pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi untuk menarik ekonomi keluar dari pembekuan setelah lockdown yang parah pada Maret karena menutup bisnis. Ini membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan, membawa kontraksi 24 persen pada PDB kuartal Juni.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saingi Masker Emas, Kini Ada Masker Bertabur Berlian
