Internasional

Sedihnya, Warga Bolivia Minum Cairan Pemutih Cegah Corona

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
22 July 2020 14:08
Warga menunjukkan botol klorin dioksida yang dibelinya di apotek di Cochabamba, Bolivia, Jumat, 17 Juli 2020. Warga rela mengntre  setiap pagi di Cochabamba untuk membeli botol kecil klorin dioksida, zat pemutih yang dianggap sebagai obat untuk COVID-19 dan berbagai penyakit lainnya. (Foto AP / Dico Solis)
Foto: Warga menunjukkan botol klorin dioksida yang dibelinya di apotek di Cochabamba, Bolivia, Jumat, 17 Juli 2020. Warga rela mengntre setiap pagi di Cochabamba untuk membeli botol kecil klorin dioksida, zat pemutih yang dianggap sebagai obat untuk COVID-19 dan berbagai penyakit lainnya. (Foto AP / Dico Solis)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat Bolivia putus asa karena Covid-19. Bahkan ini membuat mereka memilih mengonsumsi klorin dioksida.

Padahal, kementerian kesehatan setempat telah melarang orang-orang mengonsumsi obat itu karena menimbulkan risiko tinggi. Pasalnya klorin dioksida adalah zat seperti cairan pemutih.



Badan Pengawas Obat dan Makanan AS telah memperingatkan konsumen bahwa klorin dioksida dapat membahayakan kesehatan. Bahkan, tidak boleh dibeli atau diminum sebagai perawatan medis.

Tetapi di kota Cochabamba, kebijakan pemerintah pusat dan daerah tampaknya tak singkron. Pemerintah provinsi menyetujui penggunaan zat yang termasuk disinfektan ini dikonsumsi untuk membantu seseorang menghindari virus corona.

Warga membeli botol klorin dioksida di apotek di Cochabamba, Bolivia, Jumat, 17 Juli 2020. Warga rela mengntre  setiap pagi di Cochabamba untuk membeli botol kecil klorin dioksida, zat pemutih yang dianggap sebagai obat untuk COVID-19 dan berbagai penyakit lainnya. (Foto AP / Dico Solis)Foto: Warga membeli botol klorin dioksida di apotek di Cochabamba, Bolivia, Jumat, 17 Juli 2020. Warga rela mengntre setiap pagi di Cochabamba untuk membeli botol kecil klorin dioksida, zat pemutih yang dianggap sebagai obat untuk COVID-19 dan berbagai penyakit lainnya. (Foto AP / Dico Solis)
Warga membeli botol klorin dioksida di apotek di Cochabamba, Bolivia, Jumat, 17 Juli 2020. Warga rela mengntre setiap pagi di Cochabamba untuk membeli botol kecil klorin dioksida, zat pemutih yang dianggap sebagai obat untuk COVID-19 dan berbagai penyakit lainnya. (Foto AP / Dico Solis)



"Saya mendengar di berita bahwa mereka menjual klorin di apotek. Para kenalan saya mengambilnya, satu untuk pencegahan dan satu untuk penyembuhan. Itu baik bagi mereka," kata Eric Ocanha, salah seorang warga dikutip CNA, Rabu (23/7/2020).



Bolivia merupakan negara yang cukup terpukul akibat Covid-19. Dari data Worldometers, ada tambahan 1.366 kasus baru, yang membuat total warga terinfeksi Covid-19 menjadi 62.357.

Kemarin ada tambahan 55 kematian, Ini menjadikan total pasien meninggal menjadi 2.273.

Dr Rene Sahonero, seorang penasihat kementerian kesehatan, akan menyusun resolusi untuk memperingatkan bahaya penggunaan klorin dioksida. Anehnya, senat negara itu mengesahkan RUU minggu lalu yang menyetujui penggunaan klorin dioksida untuk mencegah dan mengobati virus corona.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular