Harga Sepeda Mulai 'Digoreng', Kok Bisa?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
17 July 2020 09:20
CFD di JLNT Antasari Jaksel , Minggu (28/6/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi masyarakat bersepeda (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 turut berdampak kepada peningkatan penggunaan sepeda. Selain untuk berolahraga, sepeda juga menjadi moda transportasi penunjang mobilitas masyarakat.

Namun, fenomena ini turut diikuti oleh lonjakan harga produk sepeda. Hal itu diakui oleh Ketua Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI) Rudiyono. Menurut Rudiyono, fenomena ini sulit untuk dikendalikan.

"Siapa yang mau ngawal? Kalau komoditi primer bisa terlibat, kaya Bulog. Kaya gini komoditi apa. (Masuk ke) sekunder atau tersier kali," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (16/7/2020).

Ia menyebut para pengusaha yang tergabung ke dalam AIPI sudah sepakat tidak menaikkan harga jual produk. Tujuannya agar kondisi pasar maupun tren tetap kondusif, tidak terganggu karena kenaikan harga. Sayangnya, itu belum cukup.

"Mungkin (naik) di pengecer, hukum pasar," kata Rudiyono.

Ia pun memastikan pabrikan tidak berpangku tangan terhadap fenomena ini. Rudiyono mengklaim sudah meminta semua stakeholder bisa sama-sama membantu dalam menjaga kenaikan harga seiring permintaan yang sedang tinggi.



Kenaikan harga yang berlebihan bisa membuat minat masyarakat untuk menggunakan sepeda luntur, karena sudah terhalang dengan kemampuan yang tidak semua golongan masyarakat mampu menebusnya.

Seiring dengan peningkatan harga sepeda, sama seperti pandemi Covid-19, tidak ada yang mengetahui kapan tren gowes berakhir. Para pengusaha pun demikian.

Akan tetapi, kapasitas produksi sudah dinaikkan hingga 30%. Hal itu sebagai upaya menjaga stok sepeda di tengah masyarakat.

"Kita optimistis ini kebiasaan bisa terus berlanjut terus. Karena ini kebiasaan positif," kata Rudiyono.


Kenaikan tak hanya pada produk sepeda baru tapi sepeda bekas. Sebagai contoh, sepeda lipat United Trifold 3S yang harga barunya sekitar Rp 6 juta hingga Rp 7 juta, tapi di pasar sekunder atau bekas, sudah ada yang menjual Rp 7 juta hingga Rp 9 juta di toko online. Ini juga terjadi beberapa merek sepeda lainnya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gowes Virtual bank bjb Series 1 Sukses Digelar di Karawang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular