
Bangkrut, Victoria's Secret Mulai Beres-beres di Mal
Lynda Sari Hasibuan, CNBC Indonesia
02 July 2020 18:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar Victoria's Secret akan menutup gerainya bukan isapan jempol belaka. Pada Mei lalu, ritel itu akan menutup permanen 250 gerainya di Amerika Serikat dan Kanada tahun ini.
Berita tentang penutupan toko ini datang setelah perusahaan induknya, L Brands, mengonfirmasi kesepakatan untuk menjual saham mayoritas perusahaan kepada perusahaan ekuitas swasta Sycamore Partners telah gagal.
Tidak hanya itu, L Brands juga menutup 50 gerai Bath & Body Works di AS dan di Kanada.
Secara total, penjualan di Bath & Body Works turun 18% menjadi US$ 712,7 juta. Meski begitu, bisnis online Bath & Body Works melonjak 85% dengan produk yang paling dicari berupa pembersih tangan dan sabun wangi.
Bahkan baru-baru ini, Victoria's Secret juga telah meninggalkan gerai nya di Richmond Mall dan Regency Mall di AS Pada hari Rabu (1/7).
Etalase toko pun masih kosong dan branding Victoria's Secret telah dihapus.
John Mulherin, wakil presiden hubungan pemerintah untuk Hull Property Group yang menaungi Regency Mall, mengonfirmasi bahwa Victoria's Secret tidak akan kembali ke mal.
Sedikitnya, ada 909 toko Victoria's Secret dan 144 toko PINK di seluruh Amerika Serikat.
Mereka akan menutup 235 gerai Victoria's Secret dan 3 gerai Pink di AS. L Brands, mengatakan bahwa penutupan ini karena hilangnya pendapatan akibat pandemi virus corona.
"COVID telah menyebabkan realitas baru dengan ritel dan Anda akan melihat beberapa penutupan itu," kata Mulherin.
Dikabarkan, penjualan Victoria's Secret jatuh 46% menjadi US$ 821,5 juta. Namun pihanya masih berkomitmen untuk membuat Bath & Body Works menjadi prusahaan mandiri, dengan Victoria's Secret yang beroperasi sebagai bisnis mandiri lainnya.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Victoria's Secret Tutup 250 Gerai Akibat Corona
Most Popular