
Bunda, Sekolah Mulai Bulan Depan Tapi Tak Ada Tatap Muka

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kemendikbud Efi Mulyani memastikan bahwa tahun ajaran baru sekolah akan dimulai pada bulan depan. Menurutnya tahun ajaran baru akan dimulai pada Senin ketiga bulan Juli.
"Tahun ajaran baru dimulai pada senin ketiga Juli yang akan datang," katanya.
Meskipun begitu, pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan melalui internet hingga siaran TV dan radio. Untuk itu, Kemendikbud menyediakan modul yang bisa dipelajari mandiri yang tentunya memerlukan kerja sama yang baik antara guru dan orang tua siswa.
Saat ini, Kemendikbud masih melakukan pengkajian yang komprehensif bersama Gugus Tugas Penanganan Covid-19. Hal itu dilakukan untuk mengatur ulang skala prioritas di bidang pendidikan.
Menurut Efi, di tengah pandemi saat ini telah memberikan banyak pelajaran bagi Kemendikbud. Salah satunya adalah bagaimana teknologi bisa dimanfaatkan oleh insan pendidikan, mulai dari anak, orang tua murid, hingga guru.
Meskipun ada beberapa daerah yang harus beradaptasi dengan teknologi, namun terjadi percepatan adaptasi teknologi.
Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin mengatakan peningkatan jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 pada masa transisi menuju adaptasi kebiasaan baru (AKB) menjadi pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan di berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan.
Untuk itu, kebijakan kegiatan pembelajaran dengan tatap muka harus dipertimbangkan dengan cermat dan hati-hati menyesuaikan kondisi terkini di masing-masing daerah. Demikian disampaikannya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melalui video conference dari kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Kamis (11/06/2020).
"Hanya daerah yang masuk zona hijau yang dapat memulai kegiatan persekolahan secara tatap muka. Selain itu, pelaksanaan protokol tatanan normal baru akan terus dievaluasi untuk masing-masing daerah. Sedangkan pendidikan asrama atau pesantren yang masuk zona kuning dan hijau. Asrama atau pesantren di zona oranye dan merah bisa buka kembali setelah mendapatkan rekomendasi dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19," kata Kyai Ma'ruf.
Ia mengatakan, kebijakan untuk terus mengevaluasi penerapan protokol kesehatan menjadi tantangan tersendiri bagi asrama dan pesantren. Untuk itu, diperlukan dukungan sarana dan prasarana yang baik dalam penerapan social distancing, pelaksanaan tes kesehatan, fasilitas cuci tangan, hand sanitizer dan masker.
"Kita harus mengajak pengelola pesantren, guru, orangtua, santri dan calon santri, para pakar pendidikan dan perlindungan anak agar diperoleh solusi terbaik untuk pendidikan anak," ujarnya.
Wapres pun mengungkapkan, hingga kini sebanyak 1.851 anak Indonesia terpapar Covid-19. Hal tersebut menjadi peringatan bagi pemerintah untuk memberikan perhatian dan mengambil kebijakan terkait perspektif perlindungan anak dalam memasuki tatanan normal baru.
"Pemerintah menempatkan upaya kesehatan dan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama dengan memutus penyebaran virus agar masyarakat tidak terinfeksi," kata Kyai Ma'ruf.
(gus/gus)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aman ke Sekolah saat Pandemi, Baca Buku Saku Kemendikbud