Bebas Corona, Warga Selandia Baru Berpesta, Pelukan & Ciuman

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
09 June 2020 19:30
A worker places electric scooters back on the streets just past midnight in Christchurch, New Zealand, Thursday, May 14, 2020. New Zealand lifted most of its remaining lockdown restrictions from midnight Wednesday (noon Weds. GMT) as the country prepares for a new normal. Malls, retail stores and restaurants will reopen and many people will return to their workplaces. (AP Photo/Mark Baker)
Foto: New Normal di Selandia Baru (AP/Mark Baker)

Jakarta, CNBC Indonesia - Warga Selandia Baru mempunyai cara sendiri dalam menandai awal kehidupan bebas Covid-19. Mereka saling berpelukan, berciuman, belanja, dan berpesta pada hari ini, Selasa (8/6).


Mereka merayakan hidup bebas, setelah 3 bulan terapkan lockdown. Kini, semua pembatasan sosial itu mereka tanggalkan untuk pertama kalinya. Meski saat ini, sebagian besar negara di dunia masih bergulat dengan pandemi mematikan ini. 



Negara di kawasan pasifik selatan yang berpenduduk 5 juta ini menyatakan pada Senin kemarin bahwa bahwa telah terbebas dari virus corona. Selandia Baru menjadi salah satu negara pertama di dunia yang kembali ke normalitas pra-pandemi.



Ini berarti tidak ada lagi batasan pada orang di kafe, mal, stadion, klub malam atau pertemuan publik dan pribadi.  Hidup mereka sebagian besar kembali normal.



 "Saya berjalan-jalan di kota hari ini dan saya melihat banyak orang daripada yang saya lihat dalam beberapa bulan.  Orang-orang belanja, makan, dan bergandengan tangan. Sangat menyenangkan untuk dilihat," kata Steve Price dari ibukota, Wellington, dilansir dari CNA.

Warga Selandia Baru bebas dari pandemi sementara negara ekonomi raksasa seperti Brasil, Inggris, India, dan Amerika Serikat terus berjuang melawan virus itu.


Ini sukses disebabkan sebagian besar karena pembatasan selama berbulan-bulan, termasuk sekitar tujuh minggu dari penutupan ketat di mana sebagian besar bisnis tutup dan semua orang kecuali pekerja di sektor penting harus tinggal di rumah.



Katy Ellis dari Mojo Coffee di Wellington mengatakan bisnisnya kini berjalan normal, tak ada lagi jarak sosial. 

 "Itulah yang memungkinkan kita untuk mendatangkan lebih banyak orang di kafe, itu benar-benar membantu secara absolut dan meyakini bahwa kami sudah hidup normal, sungguh," kata Ellis.

Kantor dibuka kembali, bus umum dan kereta api penuh dengan penumpang. Meski begitu, masih banyak kantor dan bisnis yang melengkapi protokol dengan menyediakan pembersih tangan di pintu masuk, meskipun itu tidak lagi wajib untuk menggunakannya.

Tempat hiburan malam pun membuka lantai dansa mereka dan diperkirakan banyak pengunjung yang datang pada hari Jumat atau akhir pekan.

 "Saya baru sadar .... Saya sudah bisa memeluk seseorang hari ini," kata seorang pengguna di Twitter ketika #COVIDFreeNZ menjadi tren.

Selandia Baru juga akan menjadi salah satu negara pertama yang memungkinkan orang menonton olahraga profesional di stadion tanpa batasan jumlah penonton.  Ribuan orang diperkirakan akan masuk ke stadion untuk akhir pekan pembukaan kompetisi rugby union domestik.

Perdana Menteri Jacinda Ardern, yang telah memenangkan pujian atas kepemimpinannya selama pandemi, mengatakan pada hari Senin bahwa ia melakukan tarian kecil untuk merayakan nol kasus aktif di negara itu.

Menteri Kesehatan Selandia Baru, Ashley Bloomfield, yang mempelopori lockdown ketat, mengatakan sudah waktunya untuk hidup kembali.

"Ini tentang mendukung pembelian usaha lokal, keluar dan menikmati semua yang ditawarkan negara ini," katanya.

Tapi dia juga mengakhiri komentarnya dengan peringatan. Dimana ancaman pandemi diluar sana tetap masih menghantui.

 "Masih ada pandemi yang mengamuk di luar negara kami dan kami perlu memastikan kami melakukan segala yang kami bisa untuk menjaga apa yang telah kami hasilkan," katanya.

[Gambas:Video CNBC]




(gus) Next Article Tren Crazy Rich Buang Uang, Beli Kewarganegaraan Negara Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular