
Korut Kecam Drama Korsel Nih, Dianggap Lebay & Menghina
Lynda Sari Hasibuan, CNBC Indonesia
07 March 2020 08:50

Sasaran lain dari kecaman ini adalah serial TV Crash Landing on You yang telah menjadi drama favorit Korea terbaru. Komedi romantis ini bercerita tentang seorang pewaris Korea Selatan yang secara tidak sengaja mengalami kecelakaan di Korea Utara saat terbang layang.
Penyelamatannya oleh seorang perwira militer Korea Utara memicu kisah cinta di latar belakang perselisihan antar Korea Utara dan Korea Selatan.
Serial ini mendapat pujian sebagian khalayak Korsel karena diproduksi dengan riset yang baik dan menggambarkan nuansa Korea Utara-sesuatu yang bisa dicapai dengan memperkerjakan seorang pembelot Korut sebagai staf penulis dan konsultan film.
Sebagian mengkritik serial ini lantaran menggambarkan Korea Utara seolah sebagai negara yang damai dan layak huni. Namun, penonton asal Korea Utara mungkin punya pandangan berbeda.
Ya, Korea Utara digambarkan sebagai negara miskin yang penduduknya kerap mengalami ketiadaan pasokan listrik, sementara kaum elite menikmati hidup mewah.
Editorial Uriminzokkiri mengecam bagi mereka yang mengubah divisi tragis Korea menjadi sumber hiburan dan menyebut mereka l sampah manusia tanpa hati nurani.
"Pemerintah Korea Selatan dan rumah-rumah produksi akan membayar harga untuk membuat dan mendistribusikan film-film dan program-program seperti itu yang penuh dengan manipulasi dan fiksi yang menghina realitas situasi yang cerah di Korea Utara," ungkap tulisan itu.
Ini bukan kali pertama Korea Utara tersinggung oleh karya fiksi. Pada 2014, Pyongyang marah oleh film The Interview 2014, di mana film itu memperlihatkan Kim Jong-un.
Sony Pictures lantas mengalami peretasan komputer. Dimana aksi itu disebut-sebut ulah Korea Utara.
(dru)
Penyelamatannya oleh seorang perwira militer Korea Utara memicu kisah cinta di latar belakang perselisihan antar Korea Utara dan Korea Selatan.
Serial ini mendapat pujian sebagian khalayak Korsel karena diproduksi dengan riset yang baik dan menggambarkan nuansa Korea Utara-sesuatu yang bisa dicapai dengan memperkerjakan seorang pembelot Korut sebagai staf penulis dan konsultan film.
Ya, Korea Utara digambarkan sebagai negara miskin yang penduduknya kerap mengalami ketiadaan pasokan listrik, sementara kaum elite menikmati hidup mewah.
Editorial Uriminzokkiri mengecam bagi mereka yang mengubah divisi tragis Korea menjadi sumber hiburan dan menyebut mereka l sampah manusia tanpa hati nurani.
"Pemerintah Korea Selatan dan rumah-rumah produksi akan membayar harga untuk membuat dan mendistribusikan film-film dan program-program seperti itu yang penuh dengan manipulasi dan fiksi yang menghina realitas situasi yang cerah di Korea Utara," ungkap tulisan itu.
Ini bukan kali pertama Korea Utara tersinggung oleh karya fiksi. Pada 2014, Pyongyang marah oleh film The Interview 2014, di mana film itu memperlihatkan Kim Jong-un.
Sony Pictures lantas mengalami peretasan komputer. Dimana aksi itu disebut-sebut ulah Korea Utara.
(dru)
Pages
Most Popular