
Pangeran Harry Curi Perhatian Dunia di Afrika, Ada Apa?
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
28 September 2019 19:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Kunjungan pasangan Duke and Duchess of Sussex Inggris, Pangeran Harry dan Meghan Markle ke Afrika Selatan mencuri perhatian dunia.
Pangeran Harry mengikuti jejak ibunya, Putri Diana untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Afrika soal bahayanya ranjau darat (landmines) di beberapa kawasan di Afrika
Melansir dari laman instagram keluarga Sussex, pada Jumat (27/9/2019), Pangeran kelahiran 15 September 1984 itu menyebut bahwa ranjau darat sebagai 'bekas luka' perang yang tidak bisa disembuhkan.
Oleh karenanya Pangeran Harry yang bernama lengkap Henry Charles Albert David ini menjadi sukarelawan lembaga permasyarakatan (LSM), The Halo Trust, yang giat dalam upaya memberantas ranjau darat di beberapa daerah, untuk membersihkan daerah tersebut agar masyarakat setempat bisa beraktivitas dengan aman.
Apa yang dilakukan Pangeran Harry sama persis seperti yang dilakukan oleh ibunya, mendiang Putri Diana. Beberapa bulan sebelum kematiannya pada 31 Agustus 1997, Putri Wales itu juga pernah mengunjungi beberapa daerah Afrika untuk melakukan gerakan penyadartahuan tentang pentingnya ranjau darat.
Setelah 3 bulan setelah kematian Putri Diana, sebanyak 122 negara menandatangani Ottawa Treaty, yang melarang penggunaan ranjau darat dalam produksi, dan penimbunan.
Harry pun mengakui apa yang dia lakukan mengikuti jejak ibunya untuk melarang apapun kegiatan yang menggunakan ranjau darat.
"Meski isu ini tidak secara universal terdengar, dan ini juga bukan tentang politik. Tapi ini tentang kemanusiaan," ujar Pangeran Harry seperti dikutip dalam laman Instagram @sussexroyal, Sabtu (28/9/2019).
Pangeran Harry mengikuti jejak ibunya, Putri Diana untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Afrika soal bahayanya ranjau darat (landmines) di beberapa kawasan di Afrika
Melansir dari laman instagram keluarga Sussex, pada Jumat (27/9/2019), Pangeran kelahiran 15 September 1984 itu menyebut bahwa ranjau darat sebagai 'bekas luka' perang yang tidak bisa disembuhkan.
Oleh karenanya Pangeran Harry yang bernama lengkap Henry Charles Albert David ini menjadi sukarelawan lembaga permasyarakatan (LSM), The Halo Trust, yang giat dalam upaya memberantas ranjau darat di beberapa daerah, untuk membersihkan daerah tersebut agar masyarakat setempat bisa beraktivitas dengan aman.
Apa yang dilakukan Pangeran Harry sama persis seperti yang dilakukan oleh ibunya, mendiang Putri Diana. Beberapa bulan sebelum kematiannya pada 31 Agustus 1997, Putri Wales itu juga pernah mengunjungi beberapa daerah Afrika untuk melakukan gerakan penyadartahuan tentang pentingnya ranjau darat.
Setelah 3 bulan setelah kematian Putri Diana, sebanyak 122 negara menandatangani Ottawa Treaty, yang melarang penggunaan ranjau darat dalam produksi, dan penimbunan.
Harry pun mengakui apa yang dia lakukan mengikuti jejak ibunya untuk melarang apapun kegiatan yang menggunakan ranjau darat.
"Meski isu ini tidak secara universal terdengar, dan ini juga bukan tentang politik. Tapi ini tentang kemanusiaan," ujar Pangeran Harry seperti dikutip dalam laman Instagram @sussexroyal, Sabtu (28/9/2019).
(tas) Next Article Ratu Inggris Gelar Rapat Darurat, Harry Hadir Tanpa Meghan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular