
Ramai Polemik Pemisahan Pendaki Non-muhrim di Gunung Rinjani
Redaksi, CNBC Indonesia
20 June 2019 16:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Gunung Rinjani yang berada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), mendadak menjadi perbincangan khalayak. Ini tak lepas dari rencana Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) menerapkan pemisahan antara pendaki laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim saat tidur atau kemping.
Namun, baru berusia beberapa jam, rencana kebijakan itu diputuskan batal pada Kamis (20/6/2019). Demikian disampaikan Kepala BTNGR Sudiyono kepada detik.com seperti dikutip CNBC Indonesia. Sudiyono pun memohon maaf dan meminta polemik ini diakhiri.
Kronologis
Mulanya pada Rabu (19/6/2019), Sudiyono mengatakan, pemisahan pendaki non-muhrim akan dimulai di jalur Sembalun. Kebijakan itu bisa dimulai pada pekan ini atau pekan depan.
"Kalau pun ada pendaki yang tetap ke sana ya kita bisa alihkan ke jalur yang lain gitu. Di jalur lain masih bisa. Itu untuk pendaki lokal juga mancanegara yang ingin mendaki lewat Sembalun," kata Sudiyono.
Pemisahan ini tak lepas dari konsep wisata halal a la Pemerintah Provinsi NTB.
Selain pemisahan pendaki, BTNGR juga mewacanakan penutupan pendakian setiap hari Jumat. Hal itu berdasarkan usulan masyarakat dan hanya berlaku di Jalur Sembalun.
"Kita nggak memasalahkan hal itu. Kita anggap itu hal yang baik dan bentuk kepedulian terhadap Gunung Rinjani," ujar Sudiyono.
Perihal cara melakukan penutupan pendakian setiap hari Jumat, dia mengatakan bahwa sistem e-ticketing mempermudah hal itu.
"Jadi cukup membuat nol di hari Jumat. Seolah-seolah penuh atau tidak menjual tiket di hari tersebut jadi kan pendaki itu nggak bisa naik," jelas Sudiyono.
Dibatalkan
Rencana BTNGR menuai pro dan kontra di masyarakat. Di media sosial, banyak yang menilai rencana pemisahan pendaki non-muhrim di Gunung Rinjani terlalu berlebihan.
Akhirnya, rencana kebijakan itu batal. Hal itu disampaikan Sudiyono kepada detik.com seperti dikutip CNBC Indonesia. Sudiyono pun memohon maaf dan meminta polemik ini diakhiri.
Berikut pernyataan lengkap Sudiyono:
Yth Rekan2 Media dan para pelaku pada umunya dan pemerhati wisata Rinjani.
Assalamu alaikum WW. dan Selamat malam.
Berkaitan dengan dimuatnya berita pernyataan bahwa TN G Rinjani seolah-olah akan segera menerapkan pemisahan antara tempat tenda camping laki-laki dan perempuan dengan hormat kami sampaikan bahwa:
1. Kami sangat mendukung adanya program Wisata halal dari Bp Gubernur NTB.
2. Pada saat ini kami sedang fokus pada perbaikan manajemen pendakian khususnya pada eTiketing, pengelolaan sampah dan perbaikan sarana prasarana jalur pendakian.
3. Berkaitan dengan adanya gagasan pemisahan antara tenda laki-laki dan perempuan di kawasan TN G Rinjani yang kemungkinan akan menjadikan pro dan kontra di masyarakat maka dapat kami sampaikan bahwa program tersebut tidak akan kami laksanakan karena bukan menjadi prioritas TNGR.
4. Kami mohon dengan hormat kepada semua pihak untuk segera mengakhiri pembicaraan/perdebatan tema tersebut karena bila diteruskan justru akan merugikan dunia pariwisata di Indonesia.
Demikian kami sampaikan, atas penyampaian yang kurang nyaman ini kami mohon maaf sebesar-besarnya. Atas perhatian dan kerjasama semua pihak diucapkan terima kasih.
Kepala Balai
TN Gunung Rinjani.
Ttd
SUDIYONO.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/dru) Next Article Luhut: Sirkuit MotoGP Mandalika Selesai Juni Tahun 2021
Namun, baru berusia beberapa jam, rencana kebijakan itu diputuskan batal pada Kamis (20/6/2019). Demikian disampaikan Kepala BTNGR Sudiyono kepada detik.com seperti dikutip CNBC Indonesia. Sudiyono pun memohon maaf dan meminta polemik ini diakhiri.
Kronologis
Mulanya pada Rabu (19/6/2019), Sudiyono mengatakan, pemisahan pendaki non-muhrim akan dimulai di jalur Sembalun. Kebijakan itu bisa dimulai pada pekan ini atau pekan depan.
Pemisahan ini tak lepas dari konsep wisata halal a la Pemerintah Provinsi NTB.
Selain pemisahan pendaki, BTNGR juga mewacanakan penutupan pendakian setiap hari Jumat. Hal itu berdasarkan usulan masyarakat dan hanya berlaku di Jalur Sembalun.
"Kita nggak memasalahkan hal itu. Kita anggap itu hal yang baik dan bentuk kepedulian terhadap Gunung Rinjani," ujar Sudiyono.
Perihal cara melakukan penutupan pendakian setiap hari Jumat, dia mengatakan bahwa sistem e-ticketing mempermudah hal itu.
"Jadi cukup membuat nol di hari Jumat. Seolah-seolah penuh atau tidak menjual tiket di hari tersebut jadi kan pendaki itu nggak bisa naik," jelas Sudiyono.
Dibatalkan
Rencana BTNGR menuai pro dan kontra di masyarakat. Di media sosial, banyak yang menilai rencana pemisahan pendaki non-muhrim di Gunung Rinjani terlalu berlebihan.
Akhirnya, rencana kebijakan itu batal. Hal itu disampaikan Sudiyono kepada detik.com seperti dikutip CNBC Indonesia. Sudiyono pun memohon maaf dan meminta polemik ini diakhiri.
Berikut pernyataan lengkap Sudiyono:
Yth Rekan2 Media dan para pelaku pada umunya dan pemerhati wisata Rinjani.
Assalamu alaikum WW. dan Selamat malam.
Berkaitan dengan dimuatnya berita pernyataan bahwa TN G Rinjani seolah-olah akan segera menerapkan pemisahan antara tempat tenda camping laki-laki dan perempuan dengan hormat kami sampaikan bahwa:
1. Kami sangat mendukung adanya program Wisata halal dari Bp Gubernur NTB.
2. Pada saat ini kami sedang fokus pada perbaikan manajemen pendakian khususnya pada eTiketing, pengelolaan sampah dan perbaikan sarana prasarana jalur pendakian.
3. Berkaitan dengan adanya gagasan pemisahan antara tenda laki-laki dan perempuan di kawasan TN G Rinjani yang kemungkinan akan menjadikan pro dan kontra di masyarakat maka dapat kami sampaikan bahwa program tersebut tidak akan kami laksanakan karena bukan menjadi prioritas TNGR.
4. Kami mohon dengan hormat kepada semua pihak untuk segera mengakhiri pembicaraan/perdebatan tema tersebut karena bila diteruskan justru akan merugikan dunia pariwisata di Indonesia.
Demikian kami sampaikan, atas penyampaian yang kurang nyaman ini kami mohon maaf sebesar-besarnya. Atas perhatian dan kerjasama semua pihak diucapkan terima kasih.
Kepala Balai
TN Gunung Rinjani.
Ttd
SUDIYONO.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/dru) Next Article Luhut: Sirkuit MotoGP Mandalika Selesai Juni Tahun 2021
Most Popular