
Ternyata Trader Diam-diam Switching ke Saham-saham Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa waktu terakhir saham-saham big caps atau yang memiliki kapitalisasi besar di atas Rp 100 triliun masih dalam tren penurunan. Namun apa yang sebenarnya terjadi di pasar modal RI?
CEO Finvesol Consulting, Fendi Susiyanto menjelaskan di tengah pandemi, para trader atau pedagang saham dengan horizon investasi jangka pendek, sedang berfokus pada saham yang mampu memberikan yield atau tingkat pengembalian tinggi dan membuat mereka agak sedikit berpindah dari saham dengan kapitalisasi besar.
Perpindahan ini terjadi dari saham-saham big cap ke saham teknologi, pertambangan maupun berbasis digital.
"Kesematan itu dimanfaatkan sebaik mungkin karena ternyata betul juga kenaikan luar biasa saham-saham pertambangan, digital, dan bank digital. Sehingga mereka melakukan switching, menurut saya sementara," ungkap Fendi dalam tayangan InvesTime CNBC Indonesia, Jumat (30/7/2021).
Namun dia tak menyarankan bagi investor ritel pemilik saham big caps untuk melepaskannya. Untuk para investor, dia mengingatkan apapun yang terjadi tetap akan kembali kepada fundamental emiten terkait.
Menurutnya, saham-saham big cap tersebut masih bagus dan bisa memberikan peluang potensial upside yang besar, bahkan di atas 25%.
Tapi juga perlu diingat bagi para investor adalah perlu bersabar sebab tidak akan cepat mengalami apresiasi harga.
"Hanya perlu bersabar, tidak cepat mengalami apresiasi harga. Paling tidak ada potensial dividen yield, pendapatan dividen payment juga lho saham blue chip ini. Rata-rata mereka dividen pay-out ratio 30-50% sambil menunggu potensi upside," jelasnya.
Fendi meyakini juga nilai fundamental perusahaan tidak akan mengkhianati. Walaupun saat ini emiten dengan fundamental kurang baik sedang naik daun dan dia tetap mengimbau untuk memilih saham dengan fundamental bagus.
"Pada akhirnya investor akan realistis. tetap percaya diri, fundamental tidak akan mengkhianati hasil. Pilihlah saham yang berfundamental juga," kata Fendi.
Lalu kapan keadaan mulai membaik?
Fendi memproyeksikan adalah saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di atas level 6.100. Di Agustus ini juga jadi peluang cukup besar saham dengan fundamental bagus mulai diburu lagi, khususnya bagi investor asing sebab harganya sangat murah.
Dia mengatakan untuk sekarang saat saham-saham emiten besar sangat murah sebaiknya melakukan akumulasi cicil beli. Yakni dengan installment yang setiap bulan mengalami pemasukan.
"Karena berdasarkan pengalaman dan nilai fundametalnya, memang ini menjadi undervalue [murah]. Sooner atau later peluang mengalami kenaikan lebih besar, ketimbang mengalami penurunan lebih lanjut," ungkap mantan analis BNI Sekuritas ini.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Bursa Rontok, Borong Saham Big Cap atau Small Cap?
