Bunda Makin Happy! Harga Emas Antam Rekor Tertinggi 5 Bulan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
31 May 2021 09:07
Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Antam stagnan pada perdagangan terakhir bulan Mei, Senin (31/5/2021), meski demikian posisinya saat ini berada di level tertinggi dalam nyaris 5 bulan terakhir.

Harga emas dunia yang kembali dalam tren menanjak memicu kenaikan emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini.

Melansir data dari situs resmi miliki PT Antam, logammulia.com, emas Antam satuan 1 gram hari ini dijual Rp 965.000/batang, sama dengan harga Sabtu pekan lalu. Harga tersebut merupakan yang termahal sejak 8 Januari lalu. Sepanjang bulan Mei, emas ini mencatat penguatan 4,7%.

Sementara itu emas satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan dibanderol Rp 90.712.000/batang atau RP 907.120/batang.

PT Antam juga menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram.

Emas BatanganHarga per BatangHarga per Gram
0,5 GramRp 532.500Rp 1.065.000
1 GramRp 965.000Rp 965.000
2 GramRp 1.870.000Rp 935.000
3 GramRp 2.780.000Rp 926.667
5 GramRp 4.600.000Rp 920.000
10 GramRp 9.145.000Rp 914.500
25 GramRp 22.737.000Rp 909.480
50 GramRp 45.395.000Rp 907.900
100 GramRp 90.712.000Rp 907.120
250 GramRp 226.515.000Rp 906.060
500 GramRp 452.820.000Rp 905.640
1000 GramRp 905.600.000Rp 905.600

Harga emas dunia sepanjang pekan lalu menguat 1,2% ke US$ 1.902,64/troy ons. Tidak hanya itu, emas kini sudah membukukan penguatan 4 pekan beruntun dengan persentase total 7,6%.

Ekspektasi tingginya inflasi di Amerika Serikat (AS) serta jebloklnya the greenback menjadi pemicu penguatan logam mulia ini.

Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (28/5/2021) lalu melaporkan data inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE). Data tersebut merupakan inflasi acuan bagi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Inflasi PCE inti dilaporkan tumbuh 3,1% year-on-year (yoy) di bulan April, jauh lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya 1,8% yoy. Rilis tersebut juga lebih tinggi ketimbang hasil survei Reuters terhadap para ekonomi yang memprediksi kenaikan 2,9%. Selain itu, rilis tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak Juli 1992, nyaris 30 tahun terakhir.

Emas secara tradisional dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi tinggi maka permintaannya akan meningkat, harganya pun naik.

Di pekan ini, harga emas dunia diprediksi akan kembali naik yang tentunya bisa mengerek harga emas Antam. Hasil survei yang dilakukan Kitco menunjukkan emas diprediksi masih akan menanjak lagi. Dari 14 analis di Wall Street yang disurvei, sebanyak 57% memberikan proyeksi bullish (tren naik), 21,5% bearish (tren turun) dan sisanya netral.

Sementara itu survei terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street menunjukkan sebanyak 67% dari 1.236 partisipan memberikan proyeksi bullish, 17% bearish dan sisanya netral.

"Emas perlahan akan naik. Jika ekspektasi inflasi semakin tinggi, maka emas akan menjadi pelarian pelaku pasar. Satu hal yang perlu kita perhatikan adalah dolar AS. Jika indeks dolar AS kembali ke level 93 hingga 94, maka akan sulit bagi emas untuk melanjutkan penguatan. Sementara jika indeks dolar AS di kisaran 90, maka akan bagus bagi emas," kata John Meyer, co-director di Walsh Trading, sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (28/5/2021).

Indeks dolar AS sepanjang pekan lalu stagnan di kisaran 90,031 setelah sebelumnya sempat merosot ke 89,535. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 7 Januari. Sementara pagi ini, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini turun tipis 0,01%, sebaliknya harga emas dunia naik ke kisaran US$ 1.908/troy ons.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Logam Mulia Turun, Potret Antusias Warga Beli Emas Antam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular