
Jangan Takut Depresi Investasi Saham! Ini Modal Utamanya

Jakarta, CNBC Indonesia - Di masa pandemi Covid-19 saat ini, berinvestasi di logam mulia emas memang menjadi pilihan utama banyak orang karena dianggap aman alias safe haven. Tapi di luar emas, ada juga para investor yang berbondong-bondong berinvestasi di pasar modal, utamanya produk saham.
Para investor ini, terutama kaum milenial dinilai banyak yang menunjukkan ketertarikannya untuk berinvestasi saham. Tapi tak sedikit pula yang takut terutama untuk risiko.
Apalagi baru-baru ini ada kejadian seorang investor yang diduga mengalami kerugian besar yang menyebabkan depresi hingga berujung bunuh diri. Belum pasti apakah itu kerugian dari saham atau investasi lainnya.
Kejadian ini tentu membuat masyarakat yang ingin menabung saham kembali berpikir panjang. Sebab itu, Financial Educator Manager PT Sucor Sekuritas Hendry Wijaya mengatakan, sebetulnya investor baru yang ingin berinvestasi di saham tidak perlu takut.
Asalkan para investor bisa mengikuti langkah yang tepat. Mulai dari membuat perencanaan, melihat fundamental perusahaan hingga belajar terus untuk memahami teknikal analisis.
"Kalau kita perhatikan, kita mau masuk aset investasi apapun kalau di saham pasti ada risiko. Apalagi kalau kita berinvestasi karena opini seseorang atau masyarakat. Karena saat opininya tidak tepat maka kita bisa mengalami kerugian," ujarnya dalam program InvesTime CNBC Indonesia, Selasa (23/3/2021).
Oleh karenanya, ia menyarankan untuk investor baru sebaiknya memilih untuk berinvestasi di jangka panjang. Ini adalah investasi yang aman dilakukan karena pasti akan ada kenaikan.
Namun, jika ingin berinvestasi di saham dalam jangka pendek alias trading, maka sebaiknya harus memahami analisis teknikal dari pergerakan chart sebuah saham sebagai 'senjata' dalam menganalisis saham. Jadi bisa melihat mana saham yang tepat untuk di-trading-kan.
Ia menjelaskan, apapun investasinya, seorang investor baru harus memiliki rencana awal yakni mau melakukan investasi berapa lama sehingga bisa mencari perusahaan yang bagus atau yang cocok.
Selain itu, juga harus disiplin dan juga tidak langsung berinvestasi dengan modal yang besar.
"Teman-teman yang baru gabung biasanya kan menabung Rp 1 juta terus mikirnya kok untungnya kecil. Terus ditambah deh Rp 100 juta terus untung dan happy, kemudian tambah lagi menjadi Rp 300 juta."
"Tapi saat modal semakin besar sahamnya turun 10% dan kaget dan gak sanggup dan ngerasa kok dalam waktu dekat bisa turun Rp 30 juta. Jadi untuk investor kalaupun mau masuk saham jangan terlalu besar jika masih baru," tegasnya.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now: IHSG Ngegas, Saatnya Borong Saham?