
Begini Cara Pilih Sekuritas Bagi Investor Newbie

Jakarta, CNBC Indonesia- Geliat investasi saham tengah ramai di kalangan anak muda, terlihat dari data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menyatakan jumlah milenial yang berinvestasi di saham meningkat. Untuk berinvestasi saham investor harus mendaftarkan diri ke sekuritas untuk mendapatkan rekening dana investor terlebih dahulu.
Analis NH Korindo Restu Pamungkas mengingatkan bagi investor pemula agar melakukan persiapan matang ketika mulai berinvestasi di pasar saham dan memilih sekuritas. Dia mengatakan calon investor bisa melihat daftar sekuritas di anggota Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Untuk memilih yang terbaik investsor bisa memilik Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKDB) diatas Rp 250 miliar, biasanya yang sudah diatas itu akan ada fasilitas lain yang lebih unggul," kata Restu dalam Investime CNBC Indonesia belum lama ini.
Selain itu, calon investor juga bisa memilih keunggulan dari berbagai sekuritas seperti fee di setiap transaksi jual beli, serta berapa saldo deposit awal. Menurutnya sudah ada beberapa sekuritas yang menetapkan deposit awal yang rendah seperti 0 rupiah ataupun Rp 100.000.
"Untuk sekuritas, banyak yang sudah menyediakan registrasi online via website jadi bisa langsung isi datanya, dan akan mendapatkan RDI nantinya," katanya.
Kemudian menurutnya tidak menjadi masalah mau memilih sekuritas lokal atau asing yang beroperasi di Indonesia, karena biasanya hanya deposit awal yang membedakan. Restu menyebutkan dari sisi layanan sekuritas dalam negeri pun memiliki inovasi dan layanan yang bagus.
"Dua-duanya baik, pilih yang dalam negeri aja layanannya tidak berbeda jauh," katanya.
Dia juga mengingatkan agar investor baru tidak menggunakan dana darurat demi mengejar keuntungan di pasar saham.
"Jangan pernah menggunakan uang darurat untuk investasi saham, jangan gunakan uang yang akan digunakan jangka pendek. Jika ingin investasi lihat bisnisnya, emiten apa yang mau dibeli dan bagaimana bisnisnya fundamentalnya 3-5 tahun ke belakang," tambahnya.
Selain itu, menurutnya penting bagi investor untuk tidak hanya memahami sektor-sektor mana saja yang masih bisa tumbuh di masa pandemi Covid-19. Bisa juga dilihat perusahaan mana yang rutin membagikan dividen.
Restu juga mengatakan sebelum berinvestasi harus dipastikan tujuan investasi dan profil risiko dari investor. Dia mengatakan profil risiko juga bisa meggarahkan investor jenis investasi apa yang sesuai dan sehingga hasil investasi bisa lebih maksimal.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mencatat jumlah milenial yang berinvestasi di saham meningkat. Data BEI mencatat, ada 448.717 Single Investor Identification (SID) investor usia 18-25 tahun hingga 10 Desember 2020. Jumlah tersebut setara 43% dari total jumlah investor baru, yakni 1,21 juta investor di saham. Sementara itu, jumlah investor milenial tersebut melonjak sekitar 419,94% dari posisi akhir 2019, yakni 86.301 SID.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now: IHSG Ngegas, Saatnya Borong Saham?