
Harga Saham Lagi Murah, BP Jamsostek Siap Borong Rp 8 T
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
16 March 2020 12:28

Jakarta, CNBC Indonesia - BPJS Ketenagakerjaan menyatakan bakal mengalokasikan Rp 6 triliun hingga Rp 8 triliun untuk diinvestasikan di instrumen saham pada tahun ini.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto mengatakan, di tengah kondisi pasar saham yang sekarang terkoreksi, justru menjadi momentum yang tepat bagi BPJS beserta Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) serta Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) masuk ke pasar saham.
"Momen seperti ini bisa dimanfaatkan untuk membeli barang bagus dengan harga yang murah. Tentunya dengan tetap memastikan terlebih dahulu kondisi fundamental dari emiten", kata Agus di sela acara Pembukaan Perdagangan BEI oleh Investor Pengelola Dana Publik di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/3/2020)
Menurut Agus, terhitung sejak periode Januari hingga Februari 2020, BPJS sudah melakukan transaksi Rp 20 triliun, dengan rincian Rp 10 triliun beli dan Rp 10 triliun jual.
"Kami mengevaluasi terus berapa besaran yang kami alokasikan. Kemudian kita lihat dari anggaran kita, saat ini ada sekitar Rp 8 triliun." ungkapnya.
Hingga Desember 2019, BPJS Ketenagakerjaan mencatatkan dana kelolaan mencapai Rp 431,6 triliun. Dana kelolaan tersebut dialokasikan pada instrumen fixed income (Deposito dan Surat Utang ) 71,4%, Saham 19,09%, Reksadana 9.34%, dan sisanya pada investasi langsung (properti dan penyertaan).
Instrumen saham, kata dia, merupakan salah satu instrumen investasi yang bertujuan untuk mendapatkan return yang optimal dalam jangka panjang. Saat ini kepemilikan saham BPJS Ketenagakerjaan mayoritas merupakan saham kategori blue chip pada Index LQ45 dan mayoritas juga merupakan saham-saham BUMN.
(hps/hps) Next Article IHSG Melesat 1%, Saham ANTM & TINS Diborong Investor
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto mengatakan, di tengah kondisi pasar saham yang sekarang terkoreksi, justru menjadi momentum yang tepat bagi BPJS beserta Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) serta Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) masuk ke pasar saham.
"Momen seperti ini bisa dimanfaatkan untuk membeli barang bagus dengan harga yang murah. Tentunya dengan tetap memastikan terlebih dahulu kondisi fundamental dari emiten", kata Agus di sela acara Pembukaan Perdagangan BEI oleh Investor Pengelola Dana Publik di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/3/2020)
"Kami mengevaluasi terus berapa besaran yang kami alokasikan. Kemudian kita lihat dari anggaran kita, saat ini ada sekitar Rp 8 triliun." ungkapnya.
Hingga Desember 2019, BPJS Ketenagakerjaan mencatatkan dana kelolaan mencapai Rp 431,6 triliun. Dana kelolaan tersebut dialokasikan pada instrumen fixed income (Deposito dan Surat Utang ) 71,4%, Saham 19,09%, Reksadana 9.34%, dan sisanya pada investasi langsung (properti dan penyertaan).
Instrumen saham, kata dia, merupakan salah satu instrumen investasi yang bertujuan untuk mendapatkan return yang optimal dalam jangka panjang. Saat ini kepemilikan saham BPJS Ketenagakerjaan mayoritas merupakan saham kategori blue chip pada Index LQ45 dan mayoritas juga merupakan saham-saham BUMN.
(hps/hps) Next Article IHSG Melesat 1%, Saham ANTM & TINS Diborong Investor
Most Popular