
Resesi Mengancam Dunia, Pilih Investasi Emas atau Valas?
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
29 September 2019 19:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Keadaan ekonomi dunia saat ini sedang tak menentu. Resesi yang didefinisikan sebagai perlambatan aktivitas ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut atau lebih dalam satu tahun telah menjadi momok setiap negara di dunia ini.
Ini terjadi sejak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China menghantam pada awal tahun 2018 lalu. Akibat perang dagang, selain mengancam pertumbuhan ekonomi, kondisi pasar keuangan juga terkena imbasnya.
Pasar keuangan menjadi lebih volatile. Akibatnya, banyak investor yang memindahkan dananya ke aset safe haven atau aset yang memiliki lebih sedikit risiko. Aset save haven di antaranya termasuk emas dan valuta asing (valas).
Namun, aset manakah yang lebih menguntungkan untuk dijadikan pilihan investasi di tengah kondisi ekonomi dunia yang penuh ketidakpastian ini?
Menurut analis Maxco Futures, Suluh Adil Wicaksono, emas ataupun valas sebenarnya memiliki keuntungan masing-masing. Oleh karenanya, kedua instrumen ini bisa dipilih.
"Kita lihat terkadang ketika harga emas naik, valuta asing juga ikut naik. Terutama kita lihat dolar. Ketika dolar naik, emas naik, itu sesuatu yang jarang kita jumpai tetapi seringkali terjadi," ujarnya dalam program InvesTime CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
"Ini beberapa pilihan yang bisa dipilih sebenarnya selain emas, sebenarnya valuta asing seperti dolar tentunya sebagai safe haven, terus kemudian diikuti dengan yen Jepang dan kemudian Swiss franc. Tetapi kecenderungannya adalah yang membedakan, emas selalu naik saat ini," lanjutnya.
Lebih lanjut, Suluh menjelaskan bahwa kedua instrumen ini bisa dijadikan investasi jangka pendek (short term) maupun investasi jangka panjang (long term). Namun, menurut dia, sebelum seseorang mengalirkan dananya untuk diinvestasikan, ada baiknya untuk lebih dulu mempelajari catatan sejarah pergerakan instrumen investasinya juga risiko ke depannya.
"Dalam melakukan investasi apapun, baik di emas atau valuta asing, baik secara fisik ataupun online ... yang terpenting adalah bagaimana kita memulai belajar terlebih dahulu," kata Suluh.
(miq/miq) Next Article Hitung Manajemen Risiko Investasi Di Emas & Valas
Ini terjadi sejak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China menghantam pada awal tahun 2018 lalu. Akibat perang dagang, selain mengancam pertumbuhan ekonomi, kondisi pasar keuangan juga terkena imbasnya.
Pasar keuangan menjadi lebih volatile. Akibatnya, banyak investor yang memindahkan dananya ke aset safe haven atau aset yang memiliki lebih sedikit risiko. Aset save haven di antaranya termasuk emas dan valuta asing (valas).
Menurut analis Maxco Futures, Suluh Adil Wicaksono, emas ataupun valas sebenarnya memiliki keuntungan masing-masing. Oleh karenanya, kedua instrumen ini bisa dipilih.
"Kita lihat terkadang ketika harga emas naik, valuta asing juga ikut naik. Terutama kita lihat dolar. Ketika dolar naik, emas naik, itu sesuatu yang jarang kita jumpai tetapi seringkali terjadi," ujarnya dalam program InvesTime CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
"Ini beberapa pilihan yang bisa dipilih sebenarnya selain emas, sebenarnya valuta asing seperti dolar tentunya sebagai safe haven, terus kemudian diikuti dengan yen Jepang dan kemudian Swiss franc. Tetapi kecenderungannya adalah yang membedakan, emas selalu naik saat ini," lanjutnya.
Lebih lanjut, Suluh menjelaskan bahwa kedua instrumen ini bisa dijadikan investasi jangka pendek (short term) maupun investasi jangka panjang (long term). Namun, menurut dia, sebelum seseorang mengalirkan dananya untuk diinvestasikan, ada baiknya untuk lebih dulu mempelajari catatan sejarah pergerakan instrumen investasinya juga risiko ke depannya.
"Dalam melakukan investasi apapun, baik di emas atau valuta asing, baik secara fisik ataupun online ... yang terpenting adalah bagaimana kita memulai belajar terlebih dahulu," kata Suluh.
(miq/miq) Next Article Hitung Manajemen Risiko Investasi Di Emas & Valas
Most Popular