
Wahai Emak-Emak Sosialita, Ada Investasi Berbunga 7,2% Nih
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
05 September 2019 12:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali mencari utang untuk membiayai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Setelah sebelumnya menyasar milenial, kali ini Kemenkeu menargetkan ibu-ibu sosialita dengan mengusung tema "Saving in Style, Secantik Batik".
Dari pantauan CNBC Indonesia, dalam peluncuran ini, yang hadir adalah ibu-ibu sosialita yang menyukai fashion terutama batik. Apalagi selain sebagai koleksi pakaian yang fashionable, batik bagi para kolektor juga dianggap bisa menjadi investasi jangka panjang yang menjanjikan, layaknya sebuah lukisan.
Adapun penjualan instrumen Surat Utang Negara (SUN) ritel ini diberi nama Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR008. Surat utang ini pun dijual secara online (e-SBN) kepada seluruh warga negara Indonesia.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Loto Srinaita Ginting mengatakan, SBR008 ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam menyediakan alternatif investasi yang aman, mudah, terjangkau dan menguntungkan masyarakat.
"Peluncuran saat ini kami mengusung tema 'Saving in Style, Secantik Batik'. Ini khusus untuk investor domestik dan kami tidak mau ini dibeli asing," ujarnya di Patio Venue & Dining, Jakarta, Kamis (5/9/2019).
SBR008 ini ditawarkan dengan tingkat kupon minimal mengambang (floating with floor) sebesar 7,20%. SBR008 ini juga memiliki tenor waktu dua tahun.
"Untuk SBR008 ini, minimum pemesanan Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar. Proses pemesanan pembelian dapat dilakukan secara online di aplikasi yang disediakan Mitra Distribusi ," kata dia.
Pada masa penawaran SBR008, terdapat 22 Mitra Distribusi yang terdiri dari 13 Bank, 4 Perusahaan Efek, 3 Perusahaan Efek Khusus (APERD Fintech), dan 2 Perusahaan Fintech Peer-to-Peer Lending.
Pemerintah juga telah menambah tiga kanal pembayaran baru yang telah ditunjuk oleh Kementerian Keuangan sebagai lembaga persepsi yakni Bukalapak, Tokopedia dan Finnet. Dengan penambahan ini, total bank/pos/lembaga persepsi yang dapat melayani pembayaran pembelian SBR menjadi 86 perusahaan.
(dru) Next Article Walau Bunga Cuma 7,2%, Kemenkeu Pede SBR Tetap Laris
Setelah sebelumnya menyasar milenial, kali ini Kemenkeu menargetkan ibu-ibu sosialita dengan mengusung tema "Saving in Style, Secantik Batik".
Dari pantauan CNBC Indonesia, dalam peluncuran ini, yang hadir adalah ibu-ibu sosialita yang menyukai fashion terutama batik. Apalagi selain sebagai koleksi pakaian yang fashionable, batik bagi para kolektor juga dianggap bisa menjadi investasi jangka panjang yang menjanjikan, layaknya sebuah lukisan.
![]() |
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Loto Srinaita Ginting mengatakan, SBR008 ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam menyediakan alternatif investasi yang aman, mudah, terjangkau dan menguntungkan masyarakat.
"Peluncuran saat ini kami mengusung tema 'Saving in Style, Secantik Batik'. Ini khusus untuk investor domestik dan kami tidak mau ini dibeli asing," ujarnya di Patio Venue & Dining, Jakarta, Kamis (5/9/2019).
SBR008 ini ditawarkan dengan tingkat kupon minimal mengambang (floating with floor) sebesar 7,20%. SBR008 ini juga memiliki tenor waktu dua tahun.
"Untuk SBR008 ini, minimum pemesanan Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar. Proses pemesanan pembelian dapat dilakukan secara online di aplikasi yang disediakan Mitra Distribusi ," kata dia.
Pada masa penawaran SBR008, terdapat 22 Mitra Distribusi yang terdiri dari 13 Bank, 4 Perusahaan Efek, 3 Perusahaan Efek Khusus (APERD Fintech), dan 2 Perusahaan Fintech Peer-to-Peer Lending.
Pemerintah juga telah menambah tiga kanal pembayaran baru yang telah ditunjuk oleh Kementerian Keuangan sebagai lembaga persepsi yakni Bukalapak, Tokopedia dan Finnet. Dengan penambahan ini, total bank/pos/lembaga persepsi yang dapat melayani pembayaran pembelian SBR menjadi 86 perusahaan.
(dru) Next Article Walau Bunga Cuma 7,2%, Kemenkeu Pede SBR Tetap Laris
Most Popular