Bintang Timnas RI Meninggal Usai Kapalnya Tenggelam di Samudera Hindia

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak banyak orang tahu, salah satu pemain Indonesia yang pernah tampil di Piala Dunia 1938 dan berakhir tewas tragis di lautan. Dia adalah Frans Albert Meeng, gelandang dan kapten tim nasional Indonesia (dulu Hindia Belanda) yang tenggelam di Samudra Hindia saat Perang Dunia II (1939-1945).
Pada masanya, Frans Meeng dikenal luas di Indonesia. Dia jadi salah satu dari 12 pemain yang membawa tim koloni Belanda itu ke Piala Dunia 1938 di Prancis. Ajang ini merupakan turnamen piala dunia pertama dan satu-satunya yang pernah diikuti Indonesia hingga kini.
Kala itu, Dewi Fortuna berpihak pada tim Indonesia sebab bisa lolos ke Piala Dunia 1938 tanpa perlu bertanding di tahap kualifikasi. Sebab, dua calon lawannya, yakni Jepang dan AS, mengundurkan diri dari pertandingan. Alhasil, Indonesia langsung lolos dan bertanding di Piala Dunia melawan Hongaria.
Sayang, Hongaria terlalu tangguh dan sukses menekuk Indonesia tanpa perlawanan dengan skor 6-0. Meski begitu, sorotan mengarah ke timnas Indonesia karena bermain dengan apik, termasuk Frans Meeng.
Selama 90 menit, Meeng tampil berani dan disiplin. Dia mampu melompati tinggi, berlari kencang, dan tak gentar menghadapi pemain Eropa yang besar. Atas dasar ini, Meeng menjadi bintang lapangan dari Hindia Belanda.
![]() Skuat Hindia Belanda di Piala Dunia 1938. (Dok. AFC) |
"Frans Meeng secara teknis menjadi pemain terbaik di Tim Hindia Belanda. Dia bermain dengan semangat juang dan sportivitas dengan sangat baik," tulis koran De Sumatra Post (7 Juni 1938).
Popularitasnya kemudian merambah ke luar lapangan. Bak artis ternama, dia berulangkali menjadi sorotan, termasuk soal kehidupan pribadinya. Saat menikah, misalnya, Bataviaasch Niewsblad (30 Juni 1938) memberitakan pernikahannya lewat tulisan panjang.
"Tuan dan Nyonya Frans Meeng sedang dalam perjalanan untuk menjadi olahragawan serba bisa; kini ia juga menambahkan berlayar, tentu saja, dari kapal pernikahannya," ungkap salah satu petikan koran tersebut.
Meski begitu, kehidupan Meeng meredup ketika Perang Dunia II pecah pada 1939. Dia memutuskan meninggalkan dunia sepak bola dan bergabung dengan Korps Marinir Belanda sebagai perawat militer. Dia ditugaskan di Asia Tenggara.
Namun, di tengah jalan, pria berusia 34 tahun itu ditawan oleh tentara Jepang. Dia dipindahkan paksa menuju Sumatera menggunakan kapal laut. Sayang, pada 18 September 1944, kapal yang dia tumpangi ditembak tornado oleh kapal selam Inggris.
Seketika, kapalnya tenggelam bersama ribuan penumpang, termasuk Frans Meeng. Sejak saat itu, namanya nyaris tak lagi terdengar hingga akhirnya ditemukan kembali dalam catatan sejarah sepak bola dunia.
(mfa/wur)
