Walkot Medan Cerita Awal Mula Berbisnis Resto, Sudah 20 Tahun Berjalan

Elga Nurmutia, CNBC Indonesia
21 August 2025 11:37
Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas menyampaikan pidato utama dalam acara LPS FInancial Festival 2025 di Regale International Convention Center, Medan, Sumatera Utara, Kamis (21/8/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas menyampaikan paparan dalam acara LPS FInancial Festival 2025 di Regale International Convention Center, Medan, Sumatra Utara, Kamis (21/8/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas membagikan pengalamannya merintis bisnis saat menjadi pembicara hari kedua LPS Financial Festival di Regale International Convention Centre, Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, Kamis (21/8/2025).



Mengawali ceritanya, Rico mengungkapkan kalau dirinya lahir dan besar di Kota Medan. Orang tuanya merupakan pengusaha. Secara pribadi, Rico baru memulai bisnis setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Ketika itu, dia melihat tanah kosong yang dinilainya potensial untuk meningkatkan kekuatan finansial keluarga.

"Saya bilang kepada keluarga, kenapa kita nggak jualan? Dari pada hanya mengandalkan passive income yang uangnya itu segitu-segitu saja," kata Rico.

Dengan segala keterbatasan, Rico dan keluarga meminjam uang dari bank sejumlah Rp 50 juta. "Nah itulah modal kerja untuk membuat resto kecil-kecilan," ujarnya.

Rico mengaku pembangunan hingga desain resto tersebut dikerjakan olehnya. Tekadnya begitu kuat di tengah segala keterbatasan yang ada.

"Ini adalah modal bagi saya untuk berpikir ini harus bisa dilaksanakan secara independen. Apapun bisa dilaksanakan, tidak ada yang tidak mungkin," kata Rico.

"Dan alhamdulillah resto itu bisa hidup sampai sekarang selama 20 tahun. Kami buka jaringan catering, resto bahkan saya buka event organizer dan wedding organizer dari resto yang saya awali 2005 tadi," lanjutnya.

Setelah setahun menjalani bisnis, Rico pindah ke Jakarta lantaran harus berkuliah. Meskipun orang tuanya mampu, akan tetapi Rico membatasi pengeluarannya selama di Jakarta.

"Saya dikirim uang tahun 2005 Rp 1 juta. Saya siapkan uang saya sehari Rp 12.000, Rp 2.000 untuk berangkat naik angkot 948 bus arah Tanjung Priok dan pulangnya Rp 2.000. Jadi ada Rp 4.000 untuk PP, sisanya untuk makan nasi ayam bakar di kantin kampus," ujar Rico.

Apakah Rico bisa meminta uang lebih jika kurang? Dia menjawab bisa. Tapi, hal tersebut bukanlah opsi yang dia pilih.

"Yang saya lakukan adalah melatih daya ketangguhan menghadapi Jakarta. Jadi dengan segala keterbatasan harus mampu. Kalau ditanya orang tua mampu nggak? Bohong kalau orang tua saya tidak mampu saat ini sudah menjalani bisnis," kata Rico.

"Tapi yang mau saya lakukan adalah bagaimana menempa diri kami, diri saya, agar bisa lebih mandiri pada saat itu," lanjutnya.


(miq/miq)

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular