Sri Mulyani Tegaskan Persaingan Dunia Tak Mudah, RI Harus Ambil Sikap

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
07 August 2025 13:15
Presiden Prabowo Hadiri Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri 2025, Bandung, 7 Agustus 2025. (Tangkapan Layar Youtube)
Foto: Presiden Prabowo Hadiri Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri 2025, Bandung, 7 Agustus 2025. (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi dunia saat ini tidak mudah, baik dari sisi ekonomi dan geopolitik. Banyak negara bersaing untuk menajamkan pengaruhnya di dunia.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri 2025, di Bandung, Kamis (7/8/2025).

Sri Mulyani menilai Indonesia tidak bisa kabur dari persaingan global ini. Indonesia bisa menjadi pelaku atau hanya sekedar ajang dari persaingan ini.

"Pilihan ada di kita. Kalau kita hanya menjadi ajang, berartinya adalah tempat pertempuran dari pengaruh-pengaruh dunia," paparnya.

"Kalau kita ingin menjadi pelaku, berarti kita sendiri yang harus menyiapkan," lanjut Sri Mulyani.

Untuk menjadi pelaku dalam persaingan ini, Sri Mulyani menegaskan Indonesia harus membangun manusia-manusia yang berkualitas. Sayangnya tidak hanya sumber daya manusia (SDM), pekerjaan rumah yang juga penting adalah pengembangan institutional, seperti kelembagaan riset, pendidikan & pengembangan teknologi, yang membutuhkan sumber keuangan cukup.

Dari sisi keuangan negara, dia menilai APBN adalah instrumen yang sangat penting di dalam sebuah negara mencapai cita-citanya. Namun untuk bisa APBN berperan penting, butuhkan suatu kesepakatan dan juga kerjasama yang luar biasa.

"Saya rasa kita semuanya memahami bahwa teknologi, science, merupakan faktor penentu bagi sebuah perekonomian untuk maju. Ia menentukan total factor productivity bagi sebuah negara dan perekonomian," kata Sri Mulyani.

Ekonomi tidak hanya bisa tumbuh hanya dengan menambah jumlah label, tidak hanya dengan menambah jumlah capital, tapi kombinasi labor dan capital yang disertai dengan science dan teknologi akan menciptakan suatu productivity dan solusi yang kemudian bisa memajukan perekonomian.

"Oleh karena itu, negara-negara maju pasti investasi sangat besar di bidang science, technology, research dan pendidikan," paparnya.

Dia pun mendorong agar tidak hanya pemerintah yang turun tangan, tetapi juga akademisi, industri dan ekosistem lainnya ikut bergerak bersama.


(haa/haa) Next Article Saking Berkualitas, Guru RI Diminta ke Malaysia Ajar Warga Biar Pintar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular