CNBC Insight

Kunci 'Sakti' Sukses Orang Minang, Wajib Ditiru Banyak Orang!

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
Selasa, 20/06/2023 10:45 WIB
Foto: Rumah Gadang merupakan rumah tradisional Minangkabau. (Dok. Detikcom/Rifkianto Nugroho)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dari sekitar 360 suku bangsa di Indonesia, suku Minangkabau punya pembahasan tersendiri. Pembahasan paling dikenal adalah ihwal merantau dan kesuksesannya membangun hidup di Tanah Rantau.

Jika melihat pada kesuksesannya, mereka punya satu pola yang sama: pergi merantau, membangun bisnis di perantau hingga sukses. Menariknya, mayoritas dari mereka berprofesi sebagai pedagang atau berwirausaha. Setelah itu, barulah mereka pulang kampung ke Tanah Minang.

Kesuksesan ini lantas membuat banyak orang bertanya-tanya: apa rahasia sukses mereka di tanah rantau? Dan mengapa memilih berwirausaha sebagai jalan hidup?


Pergi merantau

Hendra Cipta dalam Faktor Determinan Jiwa Berwirausaha Pedagang Minang Perantauan (2019) menyebut kemunculan jiwa merantau di tubuh orang Minang disebabkan karena faktor budaya sebagai pendorong. Faktor ini disebabkan oleh konsep matrilinieal yang membentuk identitas budaya Minang.

Sebagai catatan, konsep ini membuat perempuan memiliki peran penting dalam adat istiadat. Akibatnya, tulis Hendra Cipta, para laki-laki mau tidak mau harus pergi merantau ke daerah lain. Tujuannya agar mendapat pengalaman yang berujung pada peningkatan harga diri dan status adat. 

Faktor budaya inilah yang kemudian selaras dengan pengalaman masa kecil orang Minang. Lebih lanjut, mengutip paparan buku Manajemen dan Leadership dalam Budaya Minang (2011), sejak kecil orang Minang hampir selalu diberi kisah-kisah sukses orang dari perantau. Saat di rumah atau di Masjid, mereka diceritakan kisah tersebut oleh orang tua. 

Praktis, terbentuklah motivasi yang membuat semangat merantau para pemuda Minang sangat tinggi. Semangat tinggi inilah yang kemudian membuat mereka nekat merantau. 

Berwirausaha

Setibanya di tanah rantau mereka melakukan berbagai usaha agar bisa memenuhi impiannya itu. Meski begitu, mengutip Rosmarul Hikmah dalam Etos Kerja Pedagang Perantau Minangkabau dalam Perspektif Nilai Budaya Minangkabau (2003), orang Minangkabau benar-benar selektif dalam memilih pekerjaan di Tanah Rantau.

Pada akhirnya, ketatnya penyeleksian pekerjaan membuat mereka lebih menyukai kerja bebas. Dan opsi pekerjaan terbaik adalah berwirausaha. Lewat kegiatan itu mereka dapat bebas bertindak menjadi tuan rumah atas diri sendiri.

Selama menjalani kehidupan baru itu mereka sangat berpegang teguh pada ajaran Minangkabau. Sebut salah satunya adat "basandi syara', syara' basandi kitabullah" yang mengharuskan menjadikan ajaran Islam sebagai satu satunya landasan dan atau pedoman tata pola perilaku dalam berkehidupan.

Selain itu ada pula pepatah "Dima Bumi Dipijak, Disinan Langik Dijunjuang" yang mengajak tiap orang untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Jika seluruh adat tersebut diterapkan dipercaya akan membuka pintu rezeki.

Dalam proses menjadi sukses mereka juga tak segan menerapkan hidup hemat. Inilah yang mungkin memunculkan stereotip bahwa orang Minang itu pelit. Padahal, kenyataannya tidak demikian. 

Sebenarnya, mereka hanya berpedoman pada ajaran bahwa bertambahnya pendapatan tidak seharusnya membuatnya menjadi lebih boros. Bagi mereka, tidak masalah terlihat miskin saat merintis usaha ketika belum sukses. 

Kebiasaan berhemat inilah yang membuat orang Minang menerapkan konsep ekonomi opportunity cost atau pengorbanan ketika memilih dua hal berbeda.

Sebagai contoh ketika sudah sukses mereka lebih memilih hidup sederhana. Lalu, mengalihkan uangnya untuk hal-hal produktif, seperti investasi atau melebarkan sayap bisnis. Tentu itu semua dilakukan untuk menghindari uang terbuang sia-sia. 


(mfa/mfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global