Buka-bukaan Gubernur BI Soal Ekonomi & Nasib Rupiah, Simak!

Jakarta, CNBC Indonesia - Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI) memaparkan kondisi ekonomi dunia dan dalam negeri terkini serta ancaman yang haris dihadapi ke depannya. Termasuk nasib rupiah, sistem pembayaran hingga UMKM.
Hal ini disampaikan saat berbincang dengan Founder & Chairman CT Corp Chairul Tanjung dengan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam Economic Outlook 2023 CNBC Indonesia, dengan tema 'Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian'.
![]() |
Simak ulasan lengkapnya:
Chairul Tanjung
Selamat Pak Perry sudah kembali diusulkan oleh Presiden Republik Indonesia untuk menjabat Gubernur Bank Indonesia yang kedua kali.
Ini pertama kali satu orang dua periode, khususnya setelah masa reformasi. Berarti beliau punya keistimewaan yang sangat luar biasa.
Pak Perry, tadi kita sudah berdiskusi, bahwa kelihatannya global economy ini akan soft landing, tidak akan resesi.
Tadi Bu Sri Mulyani menyampaikan bocoran yang Pak Perry juga hadir pada G20 dan sebagainya. Nah, tapi keadaan ini ada issue terbaliknya. Isu terbaliknya adalah kemungkinan The Fed akan tidak berhenti di 5%, kenaikannya akan lebih tinggi, bahkan ada yang bilang 6% atau mungkin lebih dari 6%.
Pak Perry sudah menyampaikan, bahwa pada waktu kenaikan suku bunga BI mungkin ini yang terakhir kali. Tapi kan situasi kan berkembang.
Nah, kira-kira apa yang akan terjadi dengan situasi global yang terakhir, dan kira-kira apa yang akan terjadi di Indonesia khususnya untuk masalah moneter kita?
Perry Warjiyo
Puji syukur bagi saya pribadi kepada Allah SWT dan Bapak Presiden yang berkenan untuk mengusulkan saya untuk periode kedua.
Tugas saya adalah mengawal ekonomi, negara ini bersama Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani Indrawati, Pak Mahendra (Ketua DK OJK), Pak Purbaya (Ketua DK LPS).
Bahwa together we already prove that we can, and together we will succeed.
Global, memang betul yang disampaikan bu menteri keunagan di India, soft landing but still difficult.
Tentu saja yang kita lihat adalah dari sisi terutama mungkin better outlook untuk (pertumbuhan ekonomi) China 4,6%, mungkin kita perkirakan bisa 5,1% dengan pembukaan.
So it;s good news for indonesia, karena ekspor kita sebagian besar adalah ke China. Yang perlu diwaspada adalah penurunan di Amerika Serikat (AS) dan terutama di Eropa.
So, China dan India saya kira itu main trading partner.
Terkait pernyataan Pak Chairul Tanjung, begini. Makanya Pak Presiden (Joko Widodo) selalu mengingatkan kepada kita, yang dibutuhkan saat ini adalah street smart, it's not enough to be a book smart
Pengalaman menunjukkan, satu konsistensi kebijakaan suku bunga harus diarahkan memastikan pengendalian inflasi di dalam negeri, that's the most important thing.
Sehingga kenapa waktu kami memtuskan kemarin mengatakan memadai, adalah bagaimana imbangan memastikan inflasi kembali ke target.
Dan perkiraan kami inflasi inti akan dibawah 4% at most 3,6% di semester I-2023 dan inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) setelah September kembali di bawah 4%, dan itu imbangan antara inflasi dan growth.
Sehingga tidak perlu lagi diperlukan suatu kenaikan suku bunga, karena pertimbangannya inflasi akan kembali ke target dan sebagai bagian dari sinergi pertumbuhan ekonomi.
Bagaimana menyikapi kenaikan Fed Fund Rate? Betul baseline kami adalah sampai dengan 5%, memang bacaan terakhir itu bisa sampai 5,25% dan still stay 5,25% pada sampai dengan akhir tahun.
Ingat, dampak kenaikan Fed Fund Rate terhadap perekonomian Indonesia bukan karena Fed Fund Rate-nya.
Ingat kenaikan Fed Fund Rate tidak langsung berdampak ke ekonomi Indonesia terutama nilai tukar rupiah, yangg berpengaruh adalah yield SBN.
Karena portfolio inflow ke Indonesia dipengaruhi adalah perbedaan yield dalam dan luar negeri. US Treasury dengan yield SBN, bukan karena policy rate differential.
Book smart iya, street smart yield differential. Jadi mari kita lihat yield differentialnya, itulah koordinasi kami dengan Bu Menteri Keuangan, menjaga yield differential anatra government bond dengan US Teasury itu menarik. That's what we do.
Kenapa kita bersinergi, saya dan Bu Menteri Keuangan sering diskusi ini. Lihat Rp 45,3 triliun SBN masuk tahun ini, karena kami berdua menjaga yield differential. Itu nomor 2.
Nomor 3, dampak ke nilai tukar rupiah bukan karena hanya policy rate, tapi adalah juga karena fakor fundamental.
Iya dalam kondisi tekanan, faktor teknikal berpengaruh sehingga pada saat in ya kami akan stabilkan nilai tukar, dan we do that. Kami tidak segan-segan menstabilkan nilai tukar rupiah dan itu kenapa dalam masa tekanan ini kami mlakukan intervensi. Nah, tapi tidak cukup itu.
Secara fundamental kita Insya Allah awal Maret kita sduah implementaskan term deposit valas, kami sudah keluarkan Pearturan Bank Indonesia akhir tahun lalu, kami sudah berdiskusi, kemarin 19 bank sudah signing kerja sama dengan Bank Indonesia.
Kami sudah ketemu 221 eksportir dan kami sudah siap untuk launchingkan di awal Maret ini
Caranya bagaimana? adalah bagaimana Devisa Hasil Ekspor SDA (Sumber Daya Alam) yang masuk ke rekening khusus stay longer. Caranya dari Bank Indonesia kita berikan tentu saja suatu mekanisme pasar yang menarik
Eksportir kami akan berikan suku bunga yang kompetitif dengan luar negeri. Kami punya bench mark suku bunga luar negeri berapa.
Kalau 1 bulan tentu saja, kalau 3 bulan su kbungnya lebih tinggi, 6 bulan lebih tinggi. Demikian juga volumenya kalau lebih tinggi kami berikan suku bunga yang lebih tinggi.
Sehingga eksportir yang menaruh dananya di rekening khusus bisa stay longer di dalam negeri.
Bank bagaimana? Kami berikan satu insentif, fee agent. Tentu saja bagi bank yang bisa menarik dana dari eksportir 3 bulan kami beri fee agent yang lebih tinggi.
Insya Allah ini sudah jalan sambil menunggu Pak Menko Perekonomian (Airlangga Hartarto) dan pemerintah merevisi PP 1/2019 yang itu suatu ketentuan dari pemerintah, itu yang kami lakukan
Terkahir untuk nilai tukar. Kami yakin nilai tukar akan menguat. Once ini ketidakpastian fed fund rate itu mulai mereda.
Why? Ini 5 alasan nilai tukar rupiah akan menguat dan kembali kepada fundamental.
Pertama, prospek ekonomi Indonesia. Base line kami 4,9% tapi dengan China (adanya pembukaan ekonomi) lebih baik bisa 5 atau 5,1%.
Kedua, inflasi kita akan rendah kembali di bawah 4%. Ketiga yield differential yang terus menarik. Keempat adalah kondisi neraca perdagangan, current account deficit (CAD), neraca Pembayaran itu akan tetap surplus. Kelima, komitmen Bank Indonesia stabilkan nilai tukar rupiah.
Insyaallah dengan doa Pak CT dan doa kita semua, Indonesia Insya Allah stabilitas moneter akan kami jaga.
Terima kasih Bu Menteri Keuangan, Pak Mahendra, Pak Purbaya yang we the four musketeer yang jaga stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, stabilitas makro ekonomi for the country.
Chairul Tanjung
Ini kelihatannya satu orekstra Menteri Keuangan optimis. Kita senang mendengar bahwa komitmen Gubernur Bank Indonesia inflasi kelihatannya akan terkendali dan trennya terus menurun.
Dan yang paling penting rupiah akan menguat. Itu buat kita tentu simbol dari optimisme.
Pak Gubernur, ini kan kita tahu dilema di masyarakat tentang keinginan bank sentral ini pro growth, dengan undang-undang yang baru, memungkinkan Bank Indonesia untuk lebih pro growth.
Khususnya, bagaimana peran Bank Indonesia mendorong pengusaha, khususnya pengusaha kecil untuk bisa mendapatkan suku bunga yang lebih rendah.
Bahkan beberapa kawan di pemerintah mendorong ke arah 0% dengan bantuan dari Bank Indonesia.
Begitu juga masalah pangan, masalah kedelai, ini kan menjadi issue yang tentu menjadi perhatian dari pemerintah dan menjadi perhatian Bank Indonesia sekarang.
Apa yang akan dilakukan oleh Bank Indonesia untuk lebih menjadi lebih pro growth dibandingkan sebelum UU PPSK diundangkan?
Perry Warjiyo
Terima kasih Pak Chairul Tanjung. Inilah salah satu juga hasil kerja kami berempat dengan Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani Indrawati), Pak Mahendra (Ketua DK OJK), Pak Purbaya (Ketua DK LPS), mengawal UU PPSK.
Untuk bagaimana kami berempat bisa tetap jaga stabilitas moneter, sistem keuangan, makroekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Berkaitan dengan Bank Indonesia, memang dukungan Bank Indonesia terhadap perumbuhan ekonomi berkelanjutan ada dua bagian.
Pertama adalah melalui kebijakan moneter makro prudensial dan sistem pembayaran.
Kedua adalah bersinergi kooridnasi dengan pemerintah utk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, khususnya bagaimana kita mendorong inklusi ekonomi dan hijau. Itu bagian kedua, di dalam Pasal 11 UU PPSK.
Saya mulai bagian pertama. Bank Indonesia sekarang memang ada tiga tugas, moneter, makro prudensial, sistem pembayaran.
Tujuan akhirnya adalah pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang tinggi, stabil, dan inklusif. Itu outcomenya
Bagaimana kami membuat tiga tugas ini untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan?
Pertama untuk moneter, memastikan inflasi rendah, nilai tukar rupiah stabil. Dengan inflasi rendah daya beli naik. Konsumsi naik, pertumbuhan ekonomi lanjut. Yang stbailitas nilai tukar, untuk Pak CT dan pengusaha stabil, mmendorong pertumbuhan itu.
Itu monetary policy dengan dengan suku bunga, stabilisasi nilai tukar, dan penyediaan likuiditas. Itu hubungan kami dari sisi moneter.
Kedua, makroprudensial adalah bagaimana mendorong kredit dan pembiayaan, untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Kami perkirakan 10% sampai 12% pertumbuhan kredit. Degan memberikan kebijakan-kebijakan makro prduensial yang pro financing; LTV 100% atau DP 0%; kemudian insentif kami beri ke perbankan yang menyalurkan kredit pada 46 sektor prioritas, kepada UMKM, kepada inklusi, kepada hijau, kami beri insentif berupa penurunan Giro Wajib Minimum (GWM).
Ketiga, berkaitan dengan kewajiban bank untuk rasio pembiayaan inklusif. Itulah kebijakan makro prudensial kami arahkan bagaimana perbankan pro growth, untuk memberikan kredit. Disiini lah koordiasi dengan Pak Mahendra, kami di makroprudensial, Pak Mahendro yang mikro prudensial
Sistem pembayaran, kita harus bersyukur karena Indonesia adalah the fastest growing of payment system. QR Indonesian Standard (QRIS) target kita 45 juta pengguna. Bayangkan 45 juta kebanyakan adalah UMKM
Dulu UMKM harus tunggu 5 hari, sekarang dengan QRIS dan BI Fast within second, UMKM bisa menerima pembayarannya.
Bayangkan cashflownya sangat tinggi, QRIS, BI Fast dan tentu saja reform yang kami lakukan di industri, temen-temen di sini ada asosiasi sistem pembayaran Indonesia.
Dan kedepan proyek garuda digital rupiah. Regional payment connectivity, dengan Thailand sudah nyambung, bentar lagi dengan Malaysia. Tahun ini dengan Singapura.
Bayangkan digitalisasi sistem pembayaran connecting UMKM, retail tidak hanya di seluruh Indonesia, tapi juga diantara 5 regional. Dan kami juga sudah mendekati dengan India untuk turis. Itu adalah dari digital payment system.
Jadi bagian yang pertama, BI mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui moneternya untuk inflasi dan nilai tukar rupiah, melalui makro prudensial untuk pembiayaan yang pro growth, dan melalui digitalisasi sistem pembayaran.
Berkaitan dengan Pasal 11 UU PPSK, baimana Bank Indonesia bersinergi dengan pemerintah dukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan? Disinilah kenapa peran fiskal dan moneter disinergikan.
Bapak sebut ketahanan pangan dan hilirisaisi pangan. Ini harus kita lihat, pertama karena program hilirisasi kethaanan pangan dirumuskan. Kedua, peran dari fiskal, karena ini adalah perlu pendanaan juga dibutuhkan insentif suku bunga yang rendah.
Kami yang kemudian masuk dari situ bagaimana penyediaan likuiditasnya, maupun insentif-insentif yang berkaitan dengan mekanisme (Bank Indonesia)
Tapi 3T harus kita lihat. Targeted, karena tidak boleh moneter untuk pembiayaan fiskal secara general sudah berakhir tahun lalu. Harus targeted betul-betul proyeksi startegis yang memang ditetapkan pemerintah anatara lain untuk ketahanan pangan,
Kedua, tentu saja berkaitan dengan koordinasi fiskal dan moneter secara transparan, karena fungsi dari ini akan banyak ke fiskal dan bagaimana dukungan moneter, seperti itu.
Ketiga, tentu saja harus ada kelihatan masalah transparansinya. Ini yang kami sedang kami bicarakan dengan pemerintah, dengan Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dan Pak Menko Perekonomian (Airlangga Hartarto), tentu saja pada saatnya akan kami komunikasikan secara bersama
Kami sedang fokus untuk DHE, tentu saja next kami akan bicarakan bagaimana koordinasi dengan pemerintah, dengan Bank Indonesia terkait progam-program prioritas, khususnya untuk inklusi ekonomi dan hijau termasuk di dalamnya ketahanan pangan.
![]() |
Chairul Tanjung
Mungkin ini PR ke depan untuk KSSK, bagaimana undang-undangnya bisa dilakukan revisi lagi agar uang yang ada ini bisa bermanfaat untuk masyarakat dan sektor ekonomi kita.
Ini permintaan Pak Presiden Pak Gubernur, maupun Pak Mahendar, ini bank-bank lokal katanya gak mau ngasih ke project hilirisasi ini.
Sehingga akibatnya itu uang dari hasil hilirisasi keluar lagi ke luar, karena harus bayar cicilan, bayar suku bunga dari investasi, yang investasinya dilakukan oleh bank-bank luar.
Perry Warjiyo
Kalau boleh kita harus membedakan ada dua hilirisasi yang kita belajar dari covid ini. Ketahanam suatu negara akan tergantung dari hilirisasi dari energi, hilirisasi dari pangan, dan yang kami lakukan adalaj digitalisasi. Lihat berbagai negara kalau tiga-tiganya kuat, negara kuat.
Hilirisasi energi tentu saja kami dukung dalam konteks, mengalirkan DHE SDA untuk masuk lebih banyak, lebih lama di dalam negeri kemudian kita manfaatkan di situ.
Hilirirsasi pangan dalam proses kami diskusikan, bagaimana desain untuk hilirisasi pangan itu, karena ini tidak hanya berkaitan dengan ketahanan pangan dan pengendalian inflasi, tapi juga bagaimana nanti untuk pengolahan value added berikutnya. Itu yang kami sedang bicarakan
Dalam dua hilirisasi ini tentu saja peran Bank Indonesia adalah berkaitan dengan risiko nilai tukarnya, karena di dua-duanya akan mengandung risiko nilai tukar.Sehingga pendalam dari hedging menjadi sangat penting, termasuk di dalamnya Local Currency Transacation (LCT).
Yang sekarang itu dengan Jepang sangat cepat sekali, untuk penyelesaian transaksi dari hasil ekspor maupun investasi ini, tidak melalui dolar lagi tapi langsung dari Rupiah ke Yen.
Kami sedang mempercepat untuk Tiongkok dan Korea Selatan, sehingga local currency transaction bisa mendukung hilirisasi
Yang ketiga, adalah bagaimana financing hilirisasi ini bersama Bu Menteri Keuangan, dengan Pak Mahendra dalam forum koordinasi pembiayaan pembangunan untuk dilalukan sekuritasisasi. Itu yang kami lakukan.
Keempat, yang kami sudah akan terus dukung memberikan insentif makroprudensial. Bagi bank-bank yang melalukan hilirisasi, karena ini termasuk prioritas kami turunkan kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM). Jadi fresh money yang harusnya disimpan di BI kami kembalikan.
Termasuk juga UMKM, bank-bank yang menyalurkan UMKM KUR (Kredit Usaha Rakyat), itu kami kembalikan GWM-nya besar.
Jadi itu yang kami terus lakukan ada 5 hal ini yang memang terus kami diskusikan dengan pemerintah, desain dari hilirisasi karena disitu termasuk proyek, ternasuk nanti bagaimana dari sisi kebijakan fiskalnya, dan aspek pembiyaannya.
Yang nanti kami lakukan bersama forum koordinasi pembiayaan, bagaimana pembiayaan untuk masalah sekuritisasi dan lain sebagainya, untuk di pasar keuangan.
Tapi, selama ini yang kami lakukan Local Curreny Transcation sudah jalan, term deposti DhE sudah jalan, kemudian pembiayaan hedging, dan juga kami berikan insnetif bagi bank-bank, yang salurkan kredit ke sini, termasuk sektor prioritas kami turunkan GWM-nya.
Ini dana yang bisa kami lakukan dan untuk ke depannya tentu koordinasi kami akan lakukan.
![]() |
Chairul Tanjung
Saya pengen satu kalimat dari Anda yang mencerminkan keadaan ekonomi 2023, dari Bank Indonesia bicara pertumbuhan ekonomi, mata uang rupiah, inflasi. Kalimat pendek untuk menutup acara ini.
Perry Warjiyo
Kalimat pendeknya adalah kami yakin dengan konsistensi dan sinergi kita yang erat, antara Bank Indonesia, KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan), pemerintah, ekonomi kita akan pulih, stabil dan tentu saja tahan untuk terus maju ke depan
Pertumbuhan kami perkirakan 4,5% sampai 5,3% arahnya dari 4,9% ke 5,1%. Inflasi akan di bawah 4%, nilai tukar stabil dan cenderung menguat.
Kredit 10% sampai 12%, digitalisasi akan sangat cepat, baik e-commerce, fintech di perbankan maupun bagaimana kita persiapkan digital rupiah dalam project Garuda.
[Gambas:Video CNBC]
(mij/mij)