
Nyaris Bangkrut, Pengusaha Anyaman Rotan Bangkit Karena ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha anyaman rotan asal Malang, Misriwati Agustina (57), berhasil mengembangkan industrinya di tengah berbagai tantangan yang dihadapi. Mulanya, perempuan ini banting setir dari karyawan kantoran menjadi pengusaha industri anyaman rotan sukses.
Usaha yang dibangun olehnya dikenal dengan nama CV Dona Doni Rattan Gallery dan menjadi industri rotan asal Malang. Sebelum terjun ke dalam bisnis, dia bekerja sebagai perantara bisnis industri anyaman rotan (broker) pada 1992 di perusahaan asal Amerika Serikat.
Dukungan dari keluarga serta pengalaman dan keterampilannya membuat dia termotivasi untuk mendirikan industri anyaman rotan sendiri.
"Dona Doni ini sebenarnya berdiri pada 1998 setelah suami diberhentikan dari perusahaannya waktu krisis moneter. Lalu, saya terinspirasi untuk usaha sendiri. Saya belajar dari perusahaan Amerika karena saya menjadi broker selama 5 tahun, setelah itu saya memulai usaha sendiri," kata Misriwati dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (5/1/2023).
Menurut dia, nama CV Dona Doni Rattan Gallery berasal dari nama anak bungsunya yakni Dona Romadhoni yang kemudian disingkat menjadi Dona dan Doni.
Dia menceritakan pada awal merintis usaha mengeluarkan modal Rp 15 juta yang digunakan untuk membeli bahan baku eceng gondok dan rotan, serta beberapa alat untuk memproduksi anyaman.
"Modalnya sendiri karena berhenti dari perusahaan dan uang simpanan juga masih banyak Rp 15 juta. Untuk transportasinya saya kebetulan sudah punya mobil sendiri. Bahan bakunya 1 kuintal, rotannya 1 kuintal," tutur dia.
Dia pun menunjukkan ketekunan untuk berkreasi dan melihat potensi pasar. Dibantu dengan 15 karyawan, industrinya mampu memproduksi berbagai kerajinan anyaman. Misriwati menegaskan keunggulan produk Dona Doni adalah melayani kebutuhan pelanggan dengan aneka desain produk sesuai keinginan pelanggan.
Sementara itu, dia memaparkan bahwa pada 1997 usahanya menghadapi berbagai tantangan. Di mana usaha itu sempat mengalami kesulitan dan di ambang kebangkrutan akibat kelangkaan dan mahalnya bahan baku rotan alami.
"Saya kesulitan modal. Namun ada BRI yang memberikan pinjaman waktu itu sebesar Rp 150 juta karena usaha kita sudah ekspor. Pinjaman saya terselesaikan, dan saya minta pindah ke KUR BRI dengan pinjaman Rp 180 juta, tujuannya untuk mempertahankan perusahaan dimana gaji karyawan naik, dan bahan baku juga naik," ujarnya.
Berkat bantuan dari BRI dengan kemudahan pinjaman, perempuan asal Malang ini bisa terus berusaha melangkah dan yakin bahwa usahanya bisa bangkit kembali.
Sebagai informasi, produk yang dihasilkan CV Dona Doni Rattan Gallery meliputi kerajinan anyaman rotan, mulai dari souvenir, furniture, peralatan kebutuhan rumah tangga, desain hiasan cinderamata dari bahan baku seperti serat rotan, mendong, pelepah pisang, eceng gondok, dan rotan sintetis.
Pemasaran produk dilakukan melalui workshop dan pameran kerajinan tangan atau craft, baik dilakukan di daerah Malang maupun di luar kota, seperti Surabaya, Yogyakarta, Solo, dan Jakarta. CV Dona Doni Rattan Gallery juga berhasil mengepakkan penjualannya ke pasar ekspor Singapura, Malaysia, Jepang, Amerika, hingga Abu Dhabi.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hadirkan Figur Inspiratif UMKM, BRI Ajak Makin Bertumbuh