Internasional

Blak-blakan Dubes Belanda untuk RI: Krisis Energi hingga IKN

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
19 July 2022 18:30
H.E Lambert Grijns
Foto: H.E Lambert Grijns

Jakarta, CNBC Indonesia - Belanda merupakan salah satu negara yang cukup berpengaruh di Eropa. Selain itu, Negeri Kincir Angin ini juga memiliki kedekatan sejarah yang cukup panjang dengan Indonesia.

CNBC Indonesia telah mengadakan wawancara eksklusif dengan Duta Besar (Dubes) Belanda untuk Indonesia, H.E Lambert Grijns. Diplomat kelahiran Bogor ini akan mengupas hal-hal terkait hubungan Indonesia dan Belanda serta krisis yang dialami Negeri Oranye itu saat ini.

Lalu seperti apa wawancara dengan Dubes Grijns? Berikut transkrip wawancara lengkapnya:

Q: Mari berdiskusi topik terkini terkait ancaman krisis energi di Eropa. Beberapa negara Eropa telah mengaktifkan kembali PLTU batu bara, termasuk Belanda. Apa yang sebenarnya terjadi di Belanda terkait pasokan energi terutama untuk listrik pada musim dingin ini?

A: Baik. Baru-baru ini Uni Eropa menyampaikan pesan yang sangat tegas dengan memutus impor batu bara dan minyak dari Rusia. Impor batu bara akan dihentikan pada bulan Agustus. Sedangkan minyak dalam enam hingga delapan bulan dari sekarang. Selain itu, Belanda juga memutuskan akan menghentikan impor gas dari Rusia akhir tahun ini. Tentu saja situasinya berbeda untuk setiap negara di Eropa tetapi bagi Belanda, ketergantungan gas Rusia adalah sekitar 15%. Sehingga, ini merupakan keputusan yang cukup berani. Namun, ini dilakukan demi kebaikan. Karena ketika kami membeli batu bara, minyak dan gas dari Rusia, artinya kami mendanai perang.

Hingga kita berdiskusi saat ini, atau minggu lalu ketika Presiden Jokowi di Moskow dan bahkan sebelumnya, Rusia secara konsisten menembaki dan menjatuhkan bom di kota-kota dan infrastruktur di Ukraina. Mereka sengaja menargetkan warga sipil. Mereka menargetkan lokasi warga sipil seperti sekolah, rumah sakit, pusat perbelanjaan dan apartemen minggu lalu. Tindakan ini tidak dapat diterima. Sehingga, dengan memutuskan untuk tidak membeli minyak, gas, dan batu bara Rusia, kami memutuskan untuk tidak mendanai perang Rusia. Tentu saja ini ada konsekuensinya.

Bagi kami, ini bukanlah keputusan yang mudah karena kami sangat bergantung pada energi. Perkembangan terakhir, karena adanya kekurangan energi yang akut, tahun ini atau tahun depan kami memutuskan akan mengizinkan empat PLTU batu bara untuk memproduksi hingga 100% untuk sementara.

Sehingga, kami akan mengonsumsi batu bara sementara waktu tetapi visi jangka panjang kami tetap menghentikan batu bara pada 2030. Kami akan investasi besar-besaran untuk ekonomi yang netral iklim dan bebas bahan bakar fosil.

Q: Baik. Seperti yang Anda sampaikan sebelumnya, konflik antara Rusia dan Ukraina yang masih berlanjut berdampak pada pasokan gas. Berapa banyak pasokan gas yang Belanda impor dari Rusia untuk kebutuhan masyarakat dan industri listrik?

A: Dari total konsumsi gas negara kami, 15% nya berasal dari Rusia. Ada negara lain di Eropa yang mengimpor lebih banyak dan lebih bergantung pada gas dari Rusia. Untuk tidak lagi mengimpor bukanlah keputusan yang mudah karena perekonomian kami bergantung pada energi. Seperti industri, rumah tangga, dan masyarakat. Sehingga, ini merupakan keputusan masing-masing negara. Namun umumnya, di Eropa, sebagian besar negara mengurangi impor gas dari Rusia.

Q: Yang Mulia, Belanda adalah salah satu negara yang membatasi penggunaan batu bara. Namun, bagaimana kelanjutan penggunaan energi hijau jika energi batu bara kembali tanpa batas?

A: Penggunaan kembali batu bara hanya bersifat sementara. Kami berharap seperti itu, tetapi kami tidak bisa meramal masa depan. Namun, kami mungkin perlu mengonsumsi batu bara untuk sekitar satu atau dua tahun. Lalu kemudian kembali mengurangi konsumsi batu bara. Gambarannya sudah jelas, tidak ada lagi batu bara setelah 2030. Batu bara habis begitu banyak tahun lalu. Ini hanya sementara, kami perlu meningkatkan konsumsi batu bara saat ini hingga menemukan alternatif yang cukup.

Impor alternatif gas, atau minyak dan kebijakan alternatif di negara untuk mengurangi konsumsi. Dan yang terpenting adalah investasi besar di energi baru terbarukan. Kami menggandakannya pada energi angin lepas pantai. Energi angin lepas pantai menjadi sangat besar jika Anda melihat laut utara yang merupakan laut di seberang Belanda. Ada taman kincir angin besar dimana-mana. Ini kemudian akan diperluas ke energi surya. Saya rasa kami juga merupakan salah satu negara yang paling berinvestasi dalam energi hidrogen. Kapasitas hidrogen diharapkan menjadi energy carrier di masa depan.

Q: Baik. Apakah Belanda membutuhkan pasokan batu bara dari Indonesia yang merupakan negara produsen batu bara terbesar di dunia? Sejauh mana komunikasi yang telah dijalin untuk mengimpor batu bara Indonesia?

A: Ya, ini adalah pertanyaan yang relevan. Saya mengerti bahwa Indonesia akan bertanya-tanya apakah Belanda akan membeli batu bara Indonesia? Saya bekerja di pemerintahan, dan hal ini cenderung merupakan isu pasar dimana pihak swasta yang akan bernegosiasi. Sehingga, PLTU batu bara sementara diizinkan untuk meningkatkan kapasitasnya. Mereka perlu menemukan lebih banyak batu bara. Saya rasa mereka memantau AS, Afrika Selatan dan pasar lainnya juga. Saya yakin mereka pun telah berkomunikasi dengan Indonesia dan para produsen batu bara di Indonesia. Namun, ini tergantung kontrak jangka panjang, kualitas batu bara, dan ketersediaan batu bara. Jadi, ini biasanya soal pasar dan pihak swasta yang bernegosiasi satu sama lain.

Q: Baik, Yang Mulia, mari kembali berdiskusi soal batu bara. Jika Belanda membutuhkan pasokan batu bara dari Indonesia, akan ada banyak tantangan seperti kalori rendah dan jauhnya jarak untuk mengimpor batu bara dari Indonesia ke Belanda. Apa pendapat Anda terkait ini?

A: Pendapat saya sangat sederhana. Mereka yang membeli batu bara, akan membeli kualitas yang terbaik dengan harga terendah. Itulah prinsip mereka. Jadi, dari manapun batu bara tersebut berasal, mereka akan membuat kesepakatan terbaik. Itulah yang dilakukan para pihak di sektor perdagangan. Jika Indonesia dapat mengimpor batu bara kualitas terbaik dalam jumlah yang memadai, Belanda akan dengan senang hati membeli batu bara Indonesia. Namun, ini soal pasokan dan permintaan. Sehingga umumnya, pihak swasta lah yang bernegosiasi.

Q: Apakah hingga saat ini Belanda tertarik dengan batu bara Indonesia?

A: Tentu saja, kami tertarik dengan batu bara dari manapun.

Q: Russia memberi diskon untuk batu bara mereka. Apa pendapat Anda?

A: Terkait batu bara dari Rusia, Uni Eropa telah membuat keputusan tegas dan menyampaikan pesan yang kuat. Semua negara anggota Uni Eropa memutuskan untuk tidak membeli batu bara Rusia per Agustus tahun ini. Tiga minggu dari sekarang, kami akan berhenti mengimpor batu bara Rusia. Bahkan jika batu bara Rusia murah dan bagaimanapun, kami tidak akan membelinya.

Q: Baik. Lantas, bagaimana cara Belanda untuk mendorong warganya terkait efisiensi penggunaan listrik bagi warga dan industri di tengah ancaman krisis energi musim dingin?

A: Ini adalah saat dimana pemerintah akan membantu rakyatnya dalam memahami pentingnya mengurangi konsumsi energi. Begitu juga industri yang membantu mereka mengurangi konsumsi energi dengan memperkenalkan contohnya teknologi yang efisien. Untuk rumah tangga, pemerintah Belanda telah memberi subsidi selama bertahun-tahun tetapi bukan subsidi konsumsi bahan bakar.

Namun memberi subsidi besar untuk mengurangi konsumsi bahan bakar. Contohnya, di rumah saya, atapnya diberi insulasi. Seperti diberi lapisan matras tebal untuk mengurangi masuknya batu bara di rumah saya. Jadi, rumah saya memiliki semacam selimut didalamnya yang kami sebut dengan insulasi. Saya diberi subsidi dari pemerintah untuk itu. Pemerintah membantu saya untuk menyekat rumah. Jadi, saya seperti menaruh selimut di dalam rumah yang mempermudah saya untuk tidak menggunakan banyak gas.

Sehingga, saya jarang menggunakan gas pada musim dingin untuk menghangatkan rumah. Karena saya sudah memiliki selimut ini. Ini merupakan langkah yang biasa diambil oleh pemerintah. Terkait industri, Belanda adalah pengekspor pertanian terbesar kedua di dunia. Kami merupakan pengekspor besar produk pertanian di dunia karena kegiatan pertanian kami yang intensif, seperti rumah hijau. Rumah hijau menggunakan gas.

Misalnya, penggunaan kembali sumber panas. Mereka menggunakan gas untuk penghangatan, dan panas tersebut biasanya hilang. Bagaimana kami dapat menggunakan kembali panas yang telah digunakan oleh rumah hijau? Jadi, hal-hal seperti itu hanyalah contoh bahwa pemerintah berupaya untuk mendukung pengusaha dan petani untuk menggunakan teknik produksi yang lebih efisien.

Q: Jenis barang atau jasa apa yang paling terpengaruh oleh kenaikan harga akibat inflasi di Belanda?

A: Banyak hal terjadi bersamaan. Tentu saja, energi menjadi sangat mahal. Kami membutuhkan gas untuk menghangatkan rumah. Kami membutuhkan bahan bakar untuk mengendarai kendaraan. Harga pangan jelas meningkat karena krisis pangan yang baru saja kita bahas. Biaya tenaga kerja juga meningkat.

Q: Yang Mulia, mari kita lanjutkan diskusi kita tentang pemulihan ekonomi di Belanda. Jadi, pemulihan ekonomi di masa pandemi memiliki banyak tantangan, seperti krisis pangan dan energi. Bagaimana keadaan inflasi di Belanda pada saat ini?

A: Kami melihat bahwa inflasi di seluruh dunia mencapai sekitar 8%. Belanda memiliki inflasi yang sedikit lebih tinggi tahun ini mencapai 9%. Dalam beberapa bulan terakhir, inflasi di Belanda perlahan mulai menurun. Menurut bank sentral kami, inflasi tahun depan akan mencapai 4%, bahkan sedikit lebih rendah dari itu. Jadi, inflasi akan menurun.

Ada banyak alasan berbeda untuk itu. Pemulihan ekonomi akan terjadi sangat cepat. Permintaan akan kuat. Supply problems in China. Harga energi akan naik karena invasi Rusia di Ukraina, serta ketidakstabilan dan krisis pangan yang diakibatkan oleh invasi Rusia.

Dalam sektor pangan, kita melihat bahwa Rusia sengaja menyerang infrastruktur pangan di Ukraina. Mereka mengebom gudang makanan, penyimpanan makanan hingga silo, serta memblokir jalur pelayaran. Jadi, kapal dengan pasokan makanan Ukraina tidak dapat meninggalkan negara itu. Saat ini, sekitar 20 juta ton gabah menunggu untuk diekspor. Tapi, itu tidak dapat diekspor karena blokade Rusia. Ukraina adalah salah satu negara penghasil gandum untuk seluruh dunia. Gandum dan pupuk.

Kita akan melihat konsekuensi dari kebijakan Rusia di mana-mana. Anda akan melihatnya di negara-negara miskin, khususnya di Afrika, yang sangat bergantung pada impor gandum Ukraina. Rupanya, lebih dari 350 juta orang di seluruh dunia akan mengalami kelaparan. Kita telah melihat kunjungan Presiden Jokowi minggu lalu ke Kyiv dan Moskow. Saya pikir itu adalah kunjungan yang disambut dengan baik. Indonesia adalah negara besar dan Presiden G20. Ini adalah negara terpadat keempat dan salah satu negara demokrasi terbesar di dunia.

Jadi, itulah hal yang perlu Anda lakukan sebagai seorang pemimpin negara besar. Indonesia selalu konsisten dalam menyatakan pentingnya prinsip integritas teritorial dan kedaulatan. Jadi, masuk akal jika integritas teritorial dan kedaulatan satu negara dilanggar oleh negara lain, maka Anda sebagai pemimpin dunia akan mengatasi masalah tersebut.

Dari sudut pandang itu, cukup logis jika Presiden Jokowi mengunjungi Kyiv dan Moskow. Hal yang ingin saya sampaikan adalah saya senang beliau secara khusus fokus pada isu ketahanan pangan, karena itu merupakan isu yang sangat penting.

Perlu diingat, Tidak ada sanksi dari Eropa terhadap gandum. Tidak ada sanksi untuk pangan. Eropa akan mengizinkan pangan dan gandum dari Ukraina dan Rusia untuk diekspor. Sebagai negara Uni Eropa, kami tidak menggunakan pangan sebagai alat perang. Kami tidak seperti Rusia.

Q: Ketika kita membahas tentang konflik antara Rusia dan Ukraina, apakah itu merupakan masalah yang sangat serius?

A: Ini sangat serius. Rusia telah menjual, mengebom, dan membunuh warga sipil tak berdosa. Mereka telah membunuh ribuan warga sipil tak berdosa. Saat ini, mereka telah mengambil hampir 20% wilayah Ukraina. Bagi orang-orang yang hidup di wilayah itu, mereka pasti merasa seperti di neraka. Mereka tidak mendapatkan akses listrik, air, makanan, dan layanan dasar apa pun. Bahkan sekolah ataupun rumah sakit.

Tidak ada apa-apa. Rusia telah menghancurkan segalanya. Jadi, orang-orang yang tinggal di daerah itu hidup dalam kesengsaraan. Semua tidak ada. Orang Rusia tampaknya tidak peduli tentang itu. Jadi, saya pikir ini masalah yang sangat serius. Kami sangat prihatin dengan orang-orang yang tinggal di sana, juga nyawa warga sipil tak berdosa yang terbunuh.

Tidak hanya di wilayah 20% itu, pusat perbelanjaan, sekolah, rumah sakit, dan gedung apartemen telah hancur. Bahkan roket diluncurkan ke gedung apartemen di Kyiv.

Q: Mari membahas kembal ke inflasi di Belanda. Jenis barang atau jasa apa yang paling terpengaruh oleh kenaikan harga akibat inflasi di Belanda?

A: Banyak hal terjadi bersamaan. Tentu saja, energi menjadi sangat mahal. Kami membutuhkan gas untuk menghangatkan rumah kita.

Kami membutuhkan bahan bakar untuk mengendarai kendaraan. Harga pangan jelas meningkat karena krisis pangan yang baru saja kita bahas. Harga tenaga kerja juga meningkat.

Perekonomian kami telah berjalan cukup baik. Karena sedikitnya tenaga kerja, maka upah juga meningkat.

Q: Yang Mulia, salah satu agenda pertemuan G20 yang akan berlangsung pada bulan November di Bali, Indonesia, akan membahas langkah-langkah pemulihan ekonomi. Lantas, apa yang ingin disampaikan Belanda dalam forum besar terkait pemulihan ekonomi tersebut?

A: Kami sangat senang bisa mengikuti pertemuan G20 tahun ini. Ada begitu banyak pertemuan. Tentu saja, kami akan mengadakan Pertemuan Menteri Luar Negeri.Kami juga akan ada rapat tingkat kepala negara/pemerintahan pada bulan November.

Kami akan memberikan kontribusi yang bermanfaat. Kami ingin menjadi mitra konstruktif untuk G20. Kami ingin mendukung kepresidenan Indonesia untuk kesuksesan G20. Itulah komitmen kami. Kami ingin fokus dalam mengurangi perbedaan antar negara. Beberapa negara besar berada dalam situasi yang sangat sulit saat ini, karena utang eksternal mereka yang tinggi. Jadi, itu menjadi prioritas utama kami

Prioritas kedua adalah membantu mengelaborasi komitmen yang sudah dibuat pada KTT G20 di Roma tentang pajak. Tahun lalu, seperti yang mungkin Anda ingat, ada terobosan pada pajak internasional dan pajak dari berbagai negara yang digunakan di negara mereka sendiri. Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membuat sistem harmonisasi untuk pajak berhasil. Itu prioritas kedua kami.

Tentu akan banyak pembahasan tentang kesehatan. Kami pikir bahwa kami telah melewati pandemi Covid-19, tetapi pada saat yang sama secara perlahan kami melihat bahwa beberapa negara mulai pulih kembali. Namun, kami tetap harus fokus terhadap kesiapsiagaan pandemi. Untuk saat ini Covid-19, tahun depan dapat menjadi hal lain. Jadi, kita perlu membahas kesiapsiagaan pandemi. Sebagai Belanda, kami siap untuk berkontribusi dalam masalah itu.

Sebenarnya, saya baru saja bertemu dengan Menteri Kesehatan Indonesia pada minggu lalu. Delegasi Belanda kami membahas mengenai kesehatan dan transmisi kesehatan beberapa minggu yang lalu. Dalam hubungan bilateral kita dengan Indonesia, kita melihat bahwa kesehatan adalah topik yang sangat penting.Kami pikir bahwa kami dapat berkontribusi dengan keahlian dari Belanda, juga bekerja sama dengan Indonesia.

Salah satu contohnya adalah Indonesia dan Belanda bersama-sama dalam pembuatan lokal, seperti vaksin. Jadi, tentu saja itu menjadi masalah besar karena kita harus mempersiapkan diri untuk memproduksi vaksin. Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam hal itu. Kemudian, kami harap ada beberapa masalah yang bisa dieliminasi di G20. Salah satunya adalah kesetaraan gender yang harus kita atasi, karena ada begitu banyak tantangan dalam hal itu.

Sekilas saya pikir tentang perlunya berinvestasi dalam transisi energi dan bekerja untuk masa depan yang netral iklim di seluruh negara. Beberapa negara seperti Indonesia, memang harus banyak berinvestasi untuk transisi energi tersebut. Hal yang sama berlaku juga untuk Belanda.

Sekarang, bagaimana kita dapat saling membantu sehingga transisi energi dan masa depan yang netral iklim dapat dicapai semuat negara dalam beberapa tahun. Kami tidak punya banyak waktu. Kita benar-benar perlu meningkatkan upaya kita dalam berinvestasi di masa depan yang netral iklim.

Q: Yang Mulia, mari lanjutkan diskusi kami. Kali ini terkait investasi. Pemerintah Indonesia menawarkan investasi pada proyek ibu kota negara baru. Bagaimana pandangan Belanda terkait proyek ibu kota negara baru ini? Investasi seperti apa yang menarik bagi Belanda?

A: Terkait ibu kota negara baru, latar belakang saya adalah perencana. Jadi, secara pribadi, saya sangat tertarik dengan apa yang terjadi di sana. Yang terpenting adalah mengizinkan sektor swasta untuk berinvestasi pada proyek tersebut. Sebagai pemerintah, kita mungkin tidak bisa memaksa perusahaan atau sektor swasta untuk berinvestasi melainkan semua tergantung sektor swasta itu sendiri. Tentu saja, kita harus masih memantau bagaimana rencana-rencana diwujudkan, apakah ada dukungan yang cukup dari pemerintah dan investor swasta. Jika hal tersebut terjadi, untuk peluang bagi berbagai sektor yang terpikirkan oleh saya adalah hortikultura misalnya. Hortikultura Belanda sangat terkenal di dunia.

Sehingga, terkait persediaan makanan untuk ibu kota negara baru, saya yakin investor Belanda akan tertarik untuk menyediakannya. Berinvestasi di sektor hortikultura sekitar kota melalui urban farming. Elemen lainnya yang mungkin menarik perusahaan Belanda adalah manajemen air, drainase, fasilitas air minum dan air limbah. Ini merupakan sektor dimana perusahaan Belanda sudah menjadi ahlinya dan siap untuk berbagi dan investasi di ibu kota negara baru. Saya juga akan menyampaikan bahwa perencanaan kota Belanda sangatlah terkenal karena Belanda sangat tertata rapi.

Jika Anda ingin memiliki kota yang bersih dan pintar dimana Anda menggunakan solusi berkelanjutan yang ramah lingkungan dan netral iklim dan ekonomi sirkular menjadi elemen penting, jika memang itu tujuan Pemerintah Indonesia, maka ada banyak perusahaan Belanda yang siap menyediakan solusi karena kami ahli pada bidang itu. Saya bisa menyampaikan ber jam-jam karena ada banyak kemungkinan, tetapi kita harus memantau apakah rencana tersebut akan diwujudkan.

Q: Pertanyaan terakhir dari diskusi hari ini. Apa harapan Anda untuk hubungan bilateral antara Belanda dan Indonesia untuk jangka waktu panjang?

A: Saya harap hubungan kami semakin baik. Hubungan kami sudah pada tingkat yang baik dan luar biasa. Kami dengan sukses melakukan lawatan kenegaraan oleh Ratu dan Raja Belanda. Mereka didampingi oleh ratusan perusahaan dua tahun yang lalu. Hubungan Pemerintah Indonesia dan Belanda sangat intensif. Namun, kami juga melihat adanya hubungan antar rakyat. Contohnya, ada sekitar 2.500 murid Indonesia yang pergi ke Belanda setiap tahunnya. Ada banyak pertukaran peneliti.

Bulan ini, dalam waktu dua minggu, akan ada banyak delegasi dari Belanda. Menteri Pendidikan dan Penelitian kami akan datang ke Indonesia dengan banyak delegasi, CEO papan atas dari universitas di Belanda dan institusi pendidikan tinggi. Jadi, bukan hanya pemerintah tetapi juga rakyat dan institusinya juga berhubungan baik. Harapan saya, kedepannya kami dapat meningkatkan tingkat investasi kami.

Belanda adalah salah satu dari empat investor teratas di dunia. Artinya, kami adalah investor yang sangat besar. Sejauh ini kami sudah menjadi investor Eropa terbesar di Indonesia. Namun, saya pikir kita bisa berbuat lebih banyak lagi. Akan sangat membantu jika iklim investasi Indonesia juga memungkinkan perusahaan-perusahaan Eropa Belanda untuk berinvestasi dengan cara yang dapat diprediksi, stabil dan setara.

Jadi, ini adalah kondisi yang penting. Namun, kami sudah menjadi investor besar dan kami ingin berinvestasi lebih banyak lagi. Kami berharap neraca perdagangan bisa sedikit meningkat, yang sangat timpang. Indonesia mengekspor lebih banyak ke Belanda daripada Belanda ke Indonesia. Jadi, ada beberapa pekerjaan yang harus dibenahi.

Saya harap kerja sama pendidikan dan sains kami terus berlanjut. Saya melihat potensi pertukaran terutama di bidang transisi energi, energi baru terbarukan dan solusi berkelanjutan untuk masa depan yang netral iklim. Inilah dimana secara ekonomi, kedua negara dapat meningkatkan kerja sama. Selain itu, saya rasa kita saling menyayangi. Rakyat Belanda mencintai Indonesia. Kami memiliki pusat budaya besar yang disebut The Erasmus House di Kedutaan Besar. Ada banyak pertukaran budaya.

Saya tahu pelajar di Indonesia ingin pergi ke Belanda dan menyukai Belanda karena ada banyak makanan Indonesia. Di Belanda sangatlah mudah untuk membeli makanan Indonesia. Dan tentu saja koneksi antar kedua negara sangat dekat. Saya sangat bersyukur karenanya. Saya harap kami bisa terus membangun hubungan baik tersebut di kemudian hari.


(sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kisah Belanda Rela Lepas New York Demi Wilayah RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular