CNBC Insight
Raja Gula RI: Jantje Liem Punya Kebun Tebu Hingga Gunung Madu

Jakarta,CNBC Indonesia - Soeharto punya beberapa kolega pengusaha sejak masih sebelum menjadi presiden. Salah satunya Liem Poo Hien alias Yani Haryanto alias Jantje Liem. Sejarah bisnis Jantje Liem di masa lalu terkait dengan bisnis gula di zaman orde baru.
"Jantje kaya raya berkat perkebunan tebunya dan menjadi mitra bisnis berbagai anggota keluarga Soeharto," tulis Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group (2016:6). George Junus Aditjondro dalam Cermin retak Indonesia (2001:71) menyebut Jantje membangun kerajaan bisnisnya sendiri di industri tebu dan penebangan kayu.
Jantje Liem termasuk pengusaha Tionghoa yang dikenal para jenderal bawahan Soeharto, seperti Mayor Jenderal Soerjo Wirohadipoetro. Richard Borsuk dan Nancy Chng (2016:173) mencatat ada sebuah sumber mengatakan Jantje Liem adalah orang yang memiliki ide awal agar Indonesia memiliki penggilingan gandum di dalam negeri. Namun Jantje kemudian tak tak terlibat dalam pabrik penggilingan tepung terigu dalam Bogasari di era 1970-an.
Jantje Liem di awal orde baru, termasuk pengusaha dekat dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) yang pernah dipimpin jenderal AD bawahan Soeharto. Tempo (02/03/2003) menyebut pada era 1980-an Jantje Liem adalah rekanan kepercayaan Bulog. Jantje Liem cukup dipercaya dalam urusan impor ratusan ribu ton gula di era 1980-an.
Pada 1982, Jantje Liem bersengketa dengan importir gula Inggris, E.D. & F. Man (Sugar) Ltd dan kemudian dihukum arbitrase di London membayar ganti rugi US$ 22 juta. Barangkali Jantje Liem hanya tenggelam dalam impor gula, tapi dia tetap bermain dalam manisnya bisnis gula.
Jantje Liem disebut Richard Robison dalam Indonesia: The Rice of Capital (2009:282) adalah salah satu pemilik P.T. Gunung Madu Plant. Salah satu produsen gula penting dari Lampung. Seperti Salim Group juga pernah memiliki perusahaan gula penting lain di Lampung, Sugar Group. Di Gunung Madu, yang punya beberapa anak perusahaan terkait gula, beberapa anggota keluarga Soeharto terlibat dalam kepemilikan dan kendali.
Setelah bermain gula, kemudian Jantje Liem bermain di bisnis tambang. Termasuk di Kalimantan Timur. Tempat dulu ayahnya mengadu untung ketika baru tiba di Indonesia era Hindia Belanda.
"Ayah Jantje adalah distributor sepeda motor," tulis Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group (2016:5). Ayahnya Lim Tju King adalah pendatang dari Fujian yang mengadu untung ke Kalimantan Timur. Jika ayahnya distributor, Jantje sendiri punya pabrik mesin. Pendidikan Jantje cukuplah bagus karena di era kolonial pernah belajar di sekolah Belanda.
Jantje Liem adalah tetangga Soeharto ang tinggal di Jalan Cendana nomor 15 di Jakarta Pusat. Jantje melalui sebuah surat kuasa dulu pernah mendapat kepercayaan untuk berbisnis atas nama Soeharto. Dalam lingkaran bisnis Soeharto ada beberapa Liem.
"Pertama, Liem Botak, kedua Liem Jangkung, Jantje Liem. Ini bukan orang saya tapi titipan dari Almarhum Yani, lho. Jaantje, Yan dari Yani," aku Soeharto seperti diingat Jenderal Soemitro dalam Soemitro : Dari Pangdam Mulawarman sampai Pangkopkamtib (1994:221).
Nama Jantje jelas mirip dengan nama Yani, yang mengacu pada nama Belanda Jan atau Yan. Sementara Haryanto adalah gabungan nama dari Harto dengan menambah Yan di tengahnya.
Letnan Jenderal Soeharto, menurut Richard Borsuk dan Nancy Chng (2016:99), pernah berusaha menyatukan Jantje Liem, Liem Sioe Liong alias Sudono Salim dan Liem Oen Kian alias Djuhar Sutanto, namun gagal. Liem-Liem yang disebut di atas, belakangan punya jalan bisnisnya masing-masing.
Jantje Liem, disebut Richard Borsuk dan Nancy Chng punya kegemaran berburu. seperti Soeharto. kegemaran berburu membuatnya dekat dengan seorang pegawai kedutaan Amerika di Jakarta, Bruce Kent Crane, yang dianggap agen CIA dan punya relasi dengan Presiden Soeharto.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Catatan: Naskah sudah mengalami ralat karena ada kekeliruan penggunaan nama Jantje Liem yang disamakan dengan Liem Haryanto. Redaksi memohon maaf dengan kekeliruan ini. (28/3/2022).
[Gambas:Video CNBC]
(pmt/pmt)