Raja Rokok RI: Klenik & Wismilak dari Lagu Barat Wish Me Luck

Jakarta, CNBC Indonesia - Surabaya tak punya reputasi sebagai kota rokok seperti Kudus maupun Kediri, namun sejarah rokok Sampoerna berawal dari sana. Sampoerna bermula dari usaha Liem Seeng Tie yang menjadi besar di zaman kolonial Hindia Belanda. Anak-anaknya pernah merasakan pahitnya bisnis rokok setelah Indonesia merdeka. Tak terkecuali putri bungsunya, Liem Sien Nio.
Liem Sien Nio alias Sinta Dewi Sampoerna diperistri Lie Koen Lie alias Wisman Ali. Pada 1950-an, seperti disebut Gatra edisi khusus 2000 (2000:18), Liem Sien Nio bersama saudarinya Hwee pernah berjuang mempertahankan bisnis rokok keluarganya setelah Liem Seeng Tie meninggal dunia. Meski gagal karena situasi politik yang pelik bagi dunia usaha era itu.
Ipar laki-laki Lie Koen Lie mengambilalih bisnis rokok HM Sampoerna dan kemudian perlahan sukses. Suami Liem Sien Nio, Lie Koen Lie mendirikan sebuah perusahaan rokok juga pada 1962 di Patemon, Surabaya dengan nama PT Gelora Djaja. Pabrik itu menghasilkan beberapa merek rokok.
Pada laporan tahunan Wismilak 2020, menyebut Lie Koen Lie mendirikan perusahaan itu bersama Tjio Ing Hien, Tjioe Ing Hwa, dan Oel Bian Hok. Bisnisnya cukup berkembang. Setidaknya pada 1979 pabrik kemasan didirikan dengan nama PT Putri Gelora Djaja dan pada 1983 juga berdiri perusahaan pemasarannya PT Gawih Djaja.
"Keyakinan terhadap hoki bilangan sembilan dan tiga juga menjadi pertimbangan bagi PT Gelora Djaja untuk memberi merek "Galan" pada produk rokok perdananya. Nama itu merupakan akronim dari Tiga Sembilan," tulis Rudi Badil dalam Kretek Jawa (2011:103).
Soal filosofi angka, Lie Koen Lie mirip bapak mertuanya, yang sohor dengan produk Djie Sam Soe 234, yang mana jika angka-angka itu dijumlahkan hasilnya adalah sembillan. Produk Gelora Djaja yang lain adalah His (Hidup Subur) dan yang terkenal adalah Wismilak.
"Nama Wismilak itu sendiri diilhami oleh judul lagu pada sekitar Perang Dunia I (1914-1918), yakni Wish Me Luck. Penulisannya diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi Wismilak," tulis Rudi Badil (2011:104). Rudi Badil juga menyebut pada bungkus rokok itu terdapat tulisan Jawa berbunyi "nyuwun berkah" yang artinya minta berkah dan sejalan dengan "wish me luck." Di bungkus rokok ini juga ada simbol bintang berjumlah sebanyak sembilan.
Ketiga produknya itu menjadi penopang penting dari PT Gelora Djaya. Pelan-pelan pabriknya membesar. Pada 1989, Wismilak Diplomat diluncurkan. Pada 1994, seluruh perusahaan yang terkait produksi PT Gelora Djaja menjadi bagian dari PT Wismilak Inti Makmur yang berada di Surabaya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pmt/pmt)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pendiri Gudang Garam Ternyata Pernah Merantau ke Pulau Garam