Ketua OJK Bicara Proyeksi Ekonomi RI Hingga Arah Pasar Modal

Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 August 2021 19:30
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso di acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2020 di The Ritz Carlton Ballroom, Pasific Place, Jakarta, Rabu 26/2/2020. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar baik disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) pekan lalu. BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 mencapai 7,07%.

Data itu merupakan capaian positif di tengah lonjakan kasus Covid-19 di berbagai daerah di tanah air. Bagi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan kedua tahun ini tak lepas dari basis rendah pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 sebesar -5,3%.

"Kita tetap harus berupaya keras agar di perkembangan di kuartal ketiga dan kuartal keempat nanti ini masih tetap memberikan optimisme kepada kita semua," ujar Wimboh dalam wawancara khusus dengan CNBC Indonesia dalam program Power Lunch pada, Selasa (10/8/2021).

Dalam kesempatan itu, dia pun bicara soal ketahanan sektor jasa keuangan, termasuk pasar modal tanah air. Wimboh juga berbicara perihal tren restrukturisasi kredit dan kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia.

Simak petikan wawancaranya berikut ini:

Bagaimana OJK memaknai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sudah lepas dari resesi?
Kita ikut memberikan pandangan yang positif tentang ekonomi Indonesia terutama hasil capaian yang kuartal II-2021 ini di mana (pertumbuhan ekonomi) mencapai 7,07%. Kita tahu bahwa perkembangan yang cukup besar di kuartal II ini berdasarkan pada basis kuartal II-2020 yang (tumbuh) -5,3%.

Kita tetap harus berupaya keras agar perkembangan di kuartal II dan kuartal IV nanti ini masih tetap memberikan optimisme kepada kita semua. Selain itu kita harus berupaya keras agar sumber pertumbuhan berikutnya kita dorong lebih cepat dengan berbagai upaya kita terutama dari sektor keuangan.

Kalau kita flashback pertumbuhan yang terjadi selama ini di kuartal II-2021, sebanyak 55,7% itu didukung pengeluaran konsumsi rumah tangga yang ini menyebabkan pertumbuhan kita cukup tinggi dan ini merupakan komponen terbesar yang harus kita dorong ke depan. Selain tentunya komponen-komponen lain di antaranya adalah ekspor, impor, dan sebagainya.

Tapi kita tahu bahwa pertumbuhan domestik kita ini lebih didorong oleh sumber-sumber domestik. Karena ekspor ini memberikan porsi, kalau kita lihat ekspor barang jasa, 20,31% dan impornya 19% dari porsi PDB kita. Untuk itu, untuk mengangkat PDB kita ke depan masih didasarkan kepada pertumbuhan domestik terutama yang didorong oleh konsumsi.

Di samping itu, investasi juga penting. Memang harus kita dorong juga sehingga investasi bisa juga menciptakan multiplier effect kepada pertumbuhan di sektor lain terutama konsumsi maupun untuk ekspor ke depan. Tapi ini membutuhkan waktu lama.

Instantly, yang bisa kita dorong adalah spending pemerintah maupun private yang kita yakini ini bisa cepat sehingga bisa memberikan kompensasi pertumbuhan kita di kuartal III dan kuartal IV. Tapi kita tahu konsumsi ini sangat berhubungan dengan mobility. Artinya kalau mobility bebas, artinya itu ruang konsumsi bisa lebih lebar lagi. Kalau mobility kita terbatas sehingga konsumsi tentunya akan juga mengalami kendala.

Untuk itu, bagaimana dengan mobility kita yang terbatas, faktor utama, beberapa waktu depan sampai kuartal III dan kuartal IV mudah-mudahan bisa memberikan ruang meskipun dengan mobility terbatas kita bisa memberikan ruang konsumsi lebih besar terutama belanja-belanja pemerintah, pemerintah daerah dan juga belanja masyarakat meskipun tidak harus diikuti dengan mobility.



Di antaranya sektor konstruksi masih tetap bisa kita lakukan dan juga sektor-sektor pembangunan yang lain masih kita lakukan. Sehingga ini bisa untuk multiplier, terutama di pembangunan perumahan karena kemarin di awal tahun kita sudah memberikan insentif untuk properti mendapatkan kemudahan-kemudahan sehingga kita harapkan pembangunan rumah akan marak dan memberikan multiplier tinggi terhadap penjualan semen dan mempekerjakan orang sehingga nanti itu mendorong ada konsumsi yang lebih besar lagi.

Untuk itu, kami tetap optimistis di kuartal IV-2021 ini pertumbuhan masih cukup tinggi di antara 4,5%-5,5% sekitar itu yang sebenarnya kita bisa lakukan tapi dengan upaya yang keras untuk agar tetap pertumbuhan domestik kita, konsumsi kita dorong yang lebih besar lagi.

Dan kita mempunyai ruang untuk memperluas basis pertumbuhan kita ke dalam sektor-sektor yang energi baru atau ekonomi baru yang melalui pasar modal di antaranya adalah perkembangan sektorĀ startup atau digital maupun proyek-proyek yang ramah lingkungan bisa memberikan ruang yang lebih besar. Kalau memang perlu insentif bisa kasih yang lebih besar ya, baik melalui pembiayaan perbankan maupun melalui pasar modal ke depan.

Sehingga penting agar kita bisa memberikan sumber pertumbuhan ekonomi baru dan bagaimana kita mendorong konsumsi lebih besar lagi melalui berbagai pengeluaran atau pembiayaan pemerintah maupun swasta.

Seperti apa ketahanan sektor jasa keuangan dan pasar modal hingga akhir tahun dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia?
Dari pasar modal, angka-angkanya positif sampai angka terakhir, raising fund di pasar modal sudah mencapai Rp 118 triliun dari 27 emiten. Ini luar biasa, itu akhir Juli. Angka itu sama bahkan sudah berhenti di periode yang sama tahun lalu tahun. Tahun lalu itu hampir sama Rp 118 triliun, ini kita sampai Juli sudah Rp 118 triliun.

Bahkan sudah ada in the pipeline untuk listed di pasar modal itu ada Rp 53 triliun untuk sampai Desember. Sehingga punya ruang yang cukup leluasa untuk raising fund di pasar modal terutama sektor-sektor sekarang ini booming, yaitu sektor digital dan juga sektor-sektor yang ramah lingkungan.

Kita juga membuka ruang untuk raising fund di pasar modal sektor ritel dengan menggunakan Security Crowd Funding (SCF). Ini diperuntukkan bagi masyarakat yang milenial yang belum mempunyai track record perbankan yang cukup.

Ini silakan menghubungi kontrak-kontrak dengan pemerintah untuk mengeluarkan surat utang di pasar modal melalui platform digital yang kita sebut SCF. Jangka waktunya pendek mungkin satu tahun, satu bulan atau enam bulan. Dan ini dilakukan secara digital dari investornya juga untuk masuk ke pasar dengan menggunakan digital dan ini adalah ruang yang besar sekali, silakan.

Di pasar yang lain, kaitannya dengan perbankan, kami punya ruang yang cukup besar ya. Likuiditas kita cukup, tidak ada kendala likuiditas, tidak ada kendala permodalan. Tinggal bagaimana ini demand kita create sehingga masyarakat silakan untuk datang ke perbankan.

Ada beberapa sektor yang memang dalam proses pemulihan di antaranya sektor-sektor yang terimbas langsung adanya pandemi Covid-19 ini. Di antaranya adalah sektor yang relevan dengan tourism di antaranya adalah airline, hotel, restoran yang fine dining, dan persewaan mobil ini pasti terimbas karena turis mancanegara masih belum bisa dibuka, sehingga ruang itu masih sedikit, tidak leluasa. Untuk itu, di sektor itu kami minta bersabar. Silakan nanti pada saat sudah bangkit dan itu harus siap-siap untuk diberikan kredit.

Namun demikian, sektor-sektor lain antara lain konstruksi, perumahan dan sektor-sektor kendaraan bermotor, kredit konsumsi, kredit motor, kredit mobil, luar biasa meningkat tajam. Karena ini dampak dari kemarin kita keluarkan kebijakan di awal tahun bahwa memberikan ruang untuk kredit rumah, kredit motor, kredit mobil dengan pembebasan PPnBM dari pemerintah.

Untuk itu, ruang apalagi harus kita create, kita terbuka dan sangat akomodatif untuk mendorong ruang apa lagi untuk mendorong adanya pertumbuhan yang lebih besar untuk sisa waktu di kuartal III dan kuartal IV maupun di 2022.

Untuk itu saya optimis bahwa dengan kerja keras, dengan sinergi yang baik, seluruh pemangku kepentingan ya dan perbankan dari segi supply juga permodalan, likuiditas cukup, bahkan suku bunga juga cenderung akan turun terus dan juga akan kita dorong perbankan lebih efisien sehingga bisa memberikan penurunan suku bunga yang lebih besar lagi.

Ada penurunan restrukturisasi kredit. Apa yang terjadi?
Kemarin kita mengeluarkan kebijakan agar nasabah yang dalam masa pandemi Covid-19 ini terdampak karena tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk membayar pokok atau suku bunga kami persilakan untuk direstrukturisasi dengan diberikan kemudahan untuk sementara menunda pembayaran bunga ataukah menunda pembayaran pokok sampe jangka waktu tertentu.

Dan ini dilakukan agar masyarakat tidak terlalu dini dikategorikan dalam kredit macet. Karena kalau itu menjadi macet akan sulit. Kemudian apabila krisis sudah selesai dan pandemi Covid-19 sudah selesai ini tidak bisa berproduksi dengan cepat untuk melakukan aktivitas ekonominya.

Untuk itu kita mempunyai kebijakan yang kita masukkan POJK 11 yang kita perpanjang menjadi POJK 48 agar pengusaha, masyarakat, baik UMKM atau korporasi dimasukkan dalam skema itu.

Sebenarnya tadinya (restrukturisasi) lebih dari Rp 900 triliun. Namun demikian sekarang sudah mulai menurun menjadi Rp 791 triliun. Jadi sudah ada yang membaik dari angka semula. Ini sejalan dengan perbaikan ekonomi kita akhir-akhir ini.

Itu dimaksudkan juga agar perbankan mempunyai ruang yang leluasa untuk bisa tetap berfungsi sebagai intermediasi karena mempunyai permodalan yang cukup untuk sementara tidak usah membentuk pencadangan bagi kredit-kredit yang diberi restrukturisasi tersebut. Untuk itu ini tinggal bagaimana peran perbankan ini bisa bangkit. Ini sudah ada tanda-tanda bahwa pertumbuhan kredit month-to-month dari bulan Juni ke Juli kemarin sudah positif untuk seluruh jenis bank. Dan bahkan dalam year on year sudah positif meskipun masih kecil yaitu 0,59%. Untuk year to date sudah positif ya lebih dari 1%, 1,7%.

Untuk itu kami optimis bahwa dengan semakin terkendalinya pandemi Covid-19 dan juga semakin para pengusaha mulai menggeliat ini akan tumbuh positif dan akan menjadi perbaikan di sisi intermediari perbankan. Tapi tetap kita tidak boleh lengah, tetap harus kita upayakan agar bisa lebih cepat lagi penyaluran kredit perbankan ini melalui berbagai strategi.

Di antaranya kita bersama pemerintah akan memprioritaskan untuk sektor pertanian karena sektor pertanian ini paling sustain dan bahkan pertumbuhannya bagus. Ya untuk itu ada kredit ya untuk KUR yang bersifat cluster di sektor pertanian sehingga analisisnya bisa cepat ya, mitigasi risikonya bisa gampang karena bukan hanya kepada petani yang memproduksi padi tapi juga kepada ekosistem lainnya termasuk bagaimana proses penggilingannya kita perhatikan, termasuk bagaimana penjualannya.

Jangan sampai begitu panennya terlalu besar, pembelinya tidak ada. Kita siapkan ekosistem itu mulai dari produksinya, musim tanamnya, penggilingannya, pembelinya, pergudangannya sampai ekspor. Sehingga hal ini akan mempercepat pemberian kredit bukan hanya kepada petaninya tapi kepada pengusaha processing-nya, kemudian kepada eksportirnya dan kepada pergudangannya. Jadi ini luar biasa kalau bisa kita lakukan bukan parsial, tapi melalui satu ekosistem yang kita sebut cluster kredit yang sektor pertanian.

Dan ini bisa kita perluas bukan hanya padi bisa juga sektor pertanian yang lain kedelai dan jumlah perkebunan dan sebagainya. Ini kalau kita lakukan ruangnya cukup besar sehingga ekses likuiditas kita bisa salurkan ke sana dengan lebih cepat. Dan untuk itu ini salah satu strategi kita di sektor perbankan untuk pembiayaan pembiayaan kredit, terutama kredit-kredit yang memberikan multiplier besar, penyerapan tenaga kerja dan juga berorientasi ekspor.

Ini bahkan sudah kita lakukan pilot di beberapa tempat. Kita sendiri sudah mempunyai 10 pilot di 13 tempat berbagai provinsi bekerja sama dengan bank. Dan ini akan terus kita dorong kita percepat ya kita terapkan di berbagai tempat di Indonesia sehingga ini merupakan strategi kita yang utama.



Bagaimana kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi?
UMKM ini sektor yang bisa lebih cepat untuk kita dorong menjadi pulih karena UMKM ini rata-rata tidak besar. Bahkan UMKM ini ada yang di bahwa Rp 500 juta. Ini yang menjadi perhatian kita dan diberikan subsidi oleh pemerintah ya subsidi bunga dan juga bisa kategori dalam KUR.

Untuk itu UMKM ini rakyat banyak ini menjadi prioritas dan porsinya cukup besar. Di UMKM sendiri ini kalau kita lihat ya secara itu sudah positif, tumbuh 2,35% kreditnya. Dan ini UMKM ini jumlahnya yang menyangkut debitur yang besar daripada perusahaan-perusahaan yang korporat. Untuk itu UMKM menjadi soko guru ekonomi kita, menjadi perhatian kita.

Dan pertumbuhan yang besar ini memang didorong oleh non-korporat. Karena korporat sendiri kalau kita lihat masih tumbuh -2,02%. Sedangkan non-korporat itu sudah meningkat, yaitu kalau detailnya sudah meningkat cukup mungkin akan lebih bagus kita sebutnya non-korporat, kalau ini, korporat ini 0,59 %. Kalau ter-drag down karena korporat saja sudah -2,02% berarti yang non-korporat ini sudah 2,35%. Untuk itu ini adalah modal yang bagus sehingga nanti kita akan kita dorong lebih cepat lagi untuk UMKM ini.

Untuk korporat kenapa minus ya karena ini lebih banyak perusahaan-perusahaan besar yang berdampak langsung dengan pandemi Covid-19. Untuk itu belum siap untuk lepas landas lagi sebelum perjalanan terutama turis mancanegara ini dibuka. Itu adalah perusahaan-perusahaan besar yang kaitannya dengan airline, hotel, kaitannya dengan transportasi lainnya. Bahkan juga sektor hilirnya yaitu kita tahu bahwa perusahaan-perusahaan seperti energi yang suplai dari bahan bakar ini juga tentu tidak membutuhkan modal kerja yang banyak. Yang itulah yang sebenarnya menurunkan sementara ini balance kreditnya.

Namun demikian secara total kreditnya sudah tumbuh positif. Untuk itu tinggal UMKM tadi akan kita dorong untuk tadi sektornya adalah pertanian, itu tergolong UMKM karena itu kita berikan fasilitas kredit cluster, bahkan kita ada KUR yang tanpa jaminan yang jumlahnya maksimumnya sudah kita naikkan yaitu oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian jadi jumlahnya yang tadinya Rp 5 juta menjadi Rp 10 juta tanpa agunan. Sehingga itulah di perbankan kita. Kami yakin ini bisa cepat tumbuh ke depan.

Bagaimana pengembangan pasar modal ke depan?
Kita terus melihat apa lagi yang bisa kita berikan percepatan masyarakat untuk akses ke pasar modal. Tadi kami sampaikan untuk milenial sudah bisa mengeluarkan SCF melalui pasar modal ini luar biasa, silakan. Kalau perbankan biasanya harus ada credit record dan sebagainya, ini di pasar modal asal punya proyek dengan pemerintah atau swasta silakan masuk di pasar modal. Tapi ini karena kita desain untuk milenial jadi jumlahnya Rp 20 miliar. Dan untuk itu ini potensinya luar biasa.

Dan juga untuk sektor-sektor yang terkiat program nasional kita untuk ramah lingkungan, kita silakan nanti akan kita dorong insentif apa yang bisa kita berikan akan kita lakukan. Bahkan ini bukan hanya pasar modal termasuk perbankan, yaitu proyek kita adalah bagaimana kita mendorong keberpihakan kita kepada ekonomi hijau. Di mana Ini adalah program pemerintah dalam rangka comply dengan Paris Agreement, menurunkan emisi sampai 29% di 2030. Dan juga program dari United Nation mengenai SDG's.

OJK mengambil peran, terutama bagaimana pembiayaan melalui perbankan dan pasar modal ini adalah pembiayaan pembiayaan yang ramah lingkungan. Bahkan kita sudah mempunyai program yang kita sebut sustainable finance untuk 2021-2025. Di mana itu di dalamnya berbagai hal di antaranya bagaimana kita cara membuat taksonomi mengenai ekonomi hijau ini yang kita pahami bersama dan juga kita akan melakukan building untuk semua sektor dan juga bagaimana kita bisa melakukan sinergi.

Jadi banyak hal yang kita lakukan agar kita tahu persis sebenarnya apa yang dibutuhkan dan apa yang akan harus dilakukan oleh OJK ini baik di sektor perbankan maupun pasar modal. Khusus pasar modal ini banyak sekali emiten yang akan masuk di sektor digital, itu silakan saja kami dorong agar ini memberikan dampak positif kepada UMKM kita, dampak positif penerapan tenaga kerja dan juga dampak positif dalam investasi di Indonesia. Untuk itu silakan. Akan kami dorong apa yang harus dilakukan OJK. Kami siap berdiskusi untuk memberikan insentif yang diperlukan.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular